PRESIDEN TERKESAN PADA PEMBANGUNAN
RUMAH SUB INTI
Mengena Untuk Rakyat Banyak dan
Program Pemerataan
Menteri Muda Urusan Perumahan, Drs. Cosmas Batubara mengatakan, bankbank Pemerintah hanya bisa melayani permohonan kredit konstruksi dariperusahaanperusahaan real estate, kalau mereka bisa menunjukkan untuk kebutuhan siapa pembangunan perumahan yang memerlukan kredit itu dimaksudkan.
"Kalau si pengusaha real estate tidak bisa menunjukkan, untuk kebutuhan siapa saja rumah itu dibangun, dan berapa banyak rumah yang akan dibangun, pihak bank sulit melayani permohonan kreditnya," jawab Drs. Cosmas kepada pers, setelah lapor kepada Presiden di Bina Graha, Sabtu lalu.
Dikatakan, dengan adanya persyaratan permohonan kredit yang demikian, kredit konstruksi akan sulit diselewengkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab.
Program Perumahan Rakyat
Dalam pertemuannya dengan Presiden, Menteri Muda Urusan Perumahan itu melaporkan perkembangan proyek-proyek perumahan rakyat yang kini sedang dibangun, dan yang direncanakan tahun anggaran 1980/1981 nanti.
Presiden Soeharto, katanya sangat tertarik kepada proyek-proyek perumahan rakyat sub inti seperti yang dibangun oleh Perum Perumnas di Medan.
Sesuai dengan hasil peninjauan yang dilakukannyake sana baru-baru ini, Menteri Muda Drs. Cosmas Batubara mengatakan, tukang-tukang becak, tukang sayur dan penduduk lainnya yang tidak mempunyai penghasilan tetap di sekitar Medan merasa sangat senang bisa mendapat rumah yang ada air dan listriknya.
Sekalipun rumah tersebuthanya tipe sub inti (ruangan baru satu kamar yang siap red), luas ruangan masih bisa ditambah sampai 36 meter persegi, dan luas tanahnya berkisar antara 60-90 meter persegi.
"Dari hasil peninjauan saya ke Medan, beberapa di antara rumahrumah sub inti tersebut sudah ditambah ruangannya oleh para penghuni," kata Cosmas Batubara menjelaskan.
Dikatakan, Presiden mengomentari proyek-proyek perumahan rakyat tipe sub-inti sebagai proyek yang sangat mengena kepada rakyat banyak yang berpenghasilan kecil dan tidak tetap.
Ia mengatakan, cicilan untuk rumah-rumah sub inti Rp. 180,- sehari. Tetapi para penghuni yang di Medan mengusulkan supaya cicilan dilakukan per minggu saja, dan usul tersebut sedang dipikirkan.
Atas pertanyaan, Menteri Muda mengatakan, proyek-proyek perumahan sub inti akan dibangun tahun ini di Jakarta dan Surabaya termasuk dalam program pembangunan Perumahan rakyat sebanyak 24.000 unit tahun anggaran 1980/1981.
Lebih jauh, Cosmos Batubara mengatakan, tidak benar proyek-proyek perumahan sub inti akan mendorong perpindahan penduduk ke kota-kota. Yang bisa mendapat rumah-rumah sub inti hanyalah penduduk yang bisa membuktikan dirinya sudah bertempat tinggal minimal selama 5 tahun secara berturut-turut di kota itu, katanya.
Rumah Susun di Jakarta
Mengenai proyek” rumah susun yang kini sedang dibangun di sekitar Hotel Indonesia, Jakarta, diperkirakan Augustus mendatang sebagian sudah selesai, dan untuk itu sekitar Juli sudah bisa disiapkan formulir permohonan untuk mendapatkannya.
Rumah bersusun itu, tiap unit memiliki ruangan seluas 36 meter persegi yang terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang tamu yang digabung dengan ruang makan, satu ruang masak, satu kamar mandi dan WC, dan sedikit ruangan untuk jemuran. Karena cicilan diperkirakan sekitar Rp. 42.000,- sebulan, rumah bersusun tersebut dimaksudkan untuk orang-orang yang berpenghasilan sekitar Rp. 120.000,- sebulan, karena rumah tersebut, juga dimaksud untuk pegawai-pegawai negeri, Pemerintah memberi kesempatan menyewa dengan tarip sewa yang lebih rendah dari Rp. 42.000,- sebulan, kata Drs. Cosmmos.
Dikemukakan, unsur biaya yang menjadikan mahalnya cicilan ataupun sewa rumah-rumah bersusun itu adalah karena mahalnya harga tanah di kota seperti Jakarta. Untuk itu, dia mengharapkan kesediaan para pemilik tanah di kota-kota seperti Jakarta membantu program perumahan bersusun dengan menurunkan harga tanah.
"Kesanggupan Perumnas beli tanah hanya sampai Rp. 20.000,- per meter untuk rumah bersusun," katanya. (DTS)
…
Jakarta, Suara Karya
Sumber: SUARA KARYA (03/03/1980)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku V (1979-1980), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 959-961.