PRESIDEN SOEHARTO JAMU PM SUZUKI : KAMI TIDAK INGIN MEMBANGUN SUATU PERSAHABATAN SEMU

PRESIDEN SOEHARTO JAMU PM SUZUKI : KAMI TIDAK INGIN MEMBANGUN SUATU PERSAHABATAN SEMU

"Kami tidak ingin membangun persahabatan semu yang hanya lahir karena desakan kebutuhan-kebutuhan jangka pendek. Persabahatan yang tulus ikhlaslah yang lahir atas kesadaran seluruh ummat manusia yang dapat menjadi dasar dunia yang damai abadi. Persahabatan yang demikianlah hendaknya menjadi dasar bagi tata hubungan baru antar bangsa yang belum pernahkita alami dalam sejarah ummat manusia sebelumnya".

Demikian Presiden Soeharto dalam jamuan santap malam kenegaraan menghormati Perdana Menteri Jepang dan Nyonya Zenko Suzuki di Istana Negara, Sabtu malam.

Dunia kini sedang diliputi berbagai ketegangan dan ancaman peperangan serta mengalami cobaan-cobaan yang berat, kata Presiden. Di wilayah Asia banyak masalah pelik dunia yang perlu memperoleh penyelesaian, seperti masalah Kamboja, Afghanistan, perang Iran-Irak, masalah kemerdekaan Palestina dan lain-lain, demikian juga di Afrika dan Amerika Selatan terdapat berbagai pergolakan yang memprihatinkan, kata Kepala Negara.

Indonesia menyerukan kepada semua negara agar mengembangkan sikap saling menghormati kedaulatan masing-masing dan tidak mencampurl urusan dalam negeri pihak lain, sebaliknya mengembangkan kerjasama dan bantu-membantu, ujar Presiden.

"Indonesia, sebagai negara yang mendasarkan diri pada politik luar negeri yang bebas aktif, menyerukan kepada semua pihak agar menahan diri supaya keadaan tidak bertambah buruk," kata Kepala Negara.

Namun, betapapun keadaan keamanan dunia terasa mencemaskan kita tidak boleh lengah terhadap tantangan lain yang tidak kalah besarnya, ialah pembangunan ekonomi ke arah tata hubungan yang lebih adil dan usaha-usaha nyata untuk mempercepat pembangunan bangsa-bangsa yang sedang berkembang.

Dunia kini masih dilanda oleh inflasi dan dicekam oleh bahaya resesi, yang melemahkan negara-negara industri maju dan makin memberatkan negara-negara berkembang.

Presiden Soeharto mengatakan, guna mengatasi keadaan ekonomi dunia yang tidak menentu, perlu digerakkan suatu kerjasama internasional yang besar-besaran.

Peranan Jepang

Jepang yang kini berdiri di deretan negara-negara termaju di dunia memiliki kesempatan dan kemampuan untuk memainkan peranan yang besar dalam memperbaharui tata hubungan ekonomi dan politik dunia ke arab yang lebih menjamin perdamaian, keadilan dan kemajuan bagi semua bangsa.

Presiden Soeharto mengatakan, dia menilai arti yang penting bagi kunjungan PM Suzuki ke Indonesia serta tukar fikiran yang akan diadakan, yang dimulai Senin pagi.

Kepala Negara mengatakan, secara khusus Indonesia ingin menyampaikan penghargaan Pemerintah dan rakyat Indonesia atas perhatian Jepang kepada pembangunan di sini, serta kelancaran kerjasama pelaksanaan rencana pembangunan itu, yang bertumpu kepada Trilogi Pembangunan, yaitu pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas.

Meskipun pembangunan nasional harus dilandaskan kepada kekuatan dan kemampuan sendiri, namun demi percepatan dan kelancaran pelaksanaannya, Indonesia tetap memandang penting arti kerjasama dan bantuan luar negeri dalam menyertai pembangunan nasional, dengan tetap berjalan dilandasi tujuan dan cara-cara Indonesia sendiri.

Presiden Soeharto mengatakan, disamping hubungan ekonomi perIu pula dikembangkan hubungan kebudayaan dan hubungan antara manusia yang lebih erat pada kedua negara.

Kedatangannya

Perdana Menteri Jepang Zenko Suzuki, Sabtu siang, tiba di Jakarta untuk memulai kunjungan empathari di Indonesia dalam rangkaian kunjungannya ke Negara-negara anggota ASEAN.

Ini merupakan kunjungannya yang pertama ke luar negerin semenjak dia dilantik menjadi Perdana Menteri. Kunjungan ini mempertegas perhatian dan kepentingan Jepang terhadap stabilitas kawasan ASEAN, sehingga dia lebih dulu berkunjung ke wilayah ini dan tidak ke Amerika Serikat sebagaimana biasanya.

Sebelum ke Jakarta, terlebih dulu Suzuki berkunjung ke Manila selama tiga hari. Dari Jakarta, Selasa besok meneruskan kunjungannya ke Singapura, Malaysia dan Muangthai. Dalam kunjungannya di Indonesia, pembahasan diperkirakan akan banyak menyangkut masalah minyak, gas alam, perikanan dan impor beras Indonesia dari Jepang.

"Saya berharap dapat mengadakan tukar-menukar pandangan yang berterus terang dengan Presiden mengenai hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama kedua negara dan untuk memperluas pengetahuan saya tentang Indonesia dengan langsung mengamati sendiri warisan besar sejarah dan budaya rakyat Indonesia dan pembangunan hebat negaranya yang berlangsung dalam tahun-tahun terakhir ini, untuk terus meningkatkan saling pengertian dan kerjasama antara kedua Negara kita," kata Suzuki setiba di lapangan udara Halim Perdanakusuma.

PM Jepang dan Nyonya Suzuki yang menumpang pesawat DC-8 Japan Air Lines, mendarat pukul 12.45, disambut Presiden dan Nyonya Tien Soeharto serta Wakil Presiden dan Nyonya Adam Malik. Upacara penyambutan sebagaimana biasanya diikuti oleh Menteri-Menteri Kabinet Pembangunan, para Ketua Lembaga Tinggi Negara dan korps diplomatic.

Udara Jakarta mendung Sabtu siang ketika diselenggarakan upacara penyambutan. Lagu kebangsaan Jepang "Kimigayo" dan "Indonesia Raya" diperdengarkan diiringi dentuman meriam sebanyak 19 kali. Zenko Suzuki yang tampak tegap, terlebih dulu memberi hormat kepada bendera Jepang sebelum melakukan pemeriksaan pasukan dengan didampingi Presiden Soeharto.

Minggu pagi, PM Suzuki bermain golf di lapangan golf Rawamangun, dan kemudian siang harinya tamu negara disertai Presiden Soeharto makan siang di Caping Gunung Taman Mini Indonesia Indah. Hari Minggu tanggal 11 Januari 1981, tepat hari ulang tahun Zenko Suzuki yang ke 70.

Dalam penjelasan Nakamura, dari Kedubes Jepang di Jakarta, diperoleh keterangan bahwa dalam kunjungan ini akan ditandatangani perjanjian dasar kerjasama di bidang ilmu pengetahuan yang akan dilakukan oleh Menlu Mochtar Kusumaatmadja dan Menlu Jepang Masayoshi Ito bertempat di Deplu Pejambon.

Dalam keterangannya Kamis lalu, Nakamura belum bersedia menjelaskan topik yang akan dibicarakan oleh kedua kepala pemerintahan Senin ini.

"Pertemuan tersebut belum mempunyai agenda yang pasti tergantung kepada dua kepala pemerintahan itu membicarakan masalah yang mereka inginkan".

Nakamura tidak mengelak mengenai kemungkinan membahas masalah energi, krisis Iran-Irak dan masalah Kamboja.

Dalam pembicaraan dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos, Suzuki menyatakan sokongan dan penghargaan atas usaha ASEAN untuk memecahkan masalah Kamboja. Terjadi pembicaraan yang hangat mengenai masalah Indochina tersebut.

Kedua pihak sependapat, masalah utama adalah penolakan Vietnam untuk hadir di meja perundingan. Suzuki menyatakan pula, Jepang merasa wajib membantu ASEAN memelihara perdamaian dan kestabilan di kawasan ini.

Perdamaian Asia Tenggara

PM Zenko Suzuki dalam sambutan pada jamuan Kenegaraan berharap agar dalam waktu dekat, semua negara di kawasan Asia Tenggara dapat bekerja sama sebagai tetangga yang baik untuk perdamaian dan kemakmuran bersama.

"Saya menganggap seharusnya sekarang juga Jepang dan Indonesia bahu¬membahu menyerukan kepada negara-negara di Asia dan seluruh dunia perlunya semangat musyawarah dan semangat "Wa" (harmoni) demi terwujudnya tujuan bersama," katanya.

Suzuki menyatakan penghargaan terhadap usaha peningkatan ketahanan nasional yang kini dilaksanakan dengan giat, dan merasa senang karena Jepang mendapat kesempatan untuk bekerjasama. Indonesia sebagai anggota ASEAN memainkan peranan positip untuk meningkatkan solidaritas dan kemakmuran di kawasan ini.

Prestasi ASEAN selama ini di bidang peningkatan solidaritas dan ketahanan regional, menurut Suzuki, berkaitan dengan usaha Indonesia dalam meningkatkan kesatuan dan persatuan bangsa dengan mengindahkan keaneka ragaman.

Dengan perjalanan kali ini Suzuki menyatakan keyakinannya bahwa masa depan ASEAN mengandung harapan besar. Walaupun sekarang ini sengketa bersenjata masih berkobar di salah satu bagian Asia Tenggara.

Suzuki yang sudah terjun dalam kehidupan politik selama 30 tahun menganggap Indonesia merupakan salah satu negara sahabat Jepang yang terpenting. Peningkatan hubungan antara kedua negara tidak hanya bermanfaat bagi kedua negara, tetapi juga merupakan syarat mutlak bagi kestabilan dan kemakmuran Asia. Hubungan yang ada harus ditingkatkan lagi.

Pada bagian lain pidatonya, Suzuki menyatakan tertarik dengan semangat musyawarah yang terkenal sebagai tradisi khas bangsa Indonesia. Sebagai politik, sudah lama mengenal istilah musyawarah ini, karena sebagai politisi dia menjunjung tinggj semangat "Wa" atau semangat harmoni, serta menganut kebijaksanaan ”Wa” tersebut.

Dengan semangat ini, dicita-citakan kemajuan dinamis dengan menghormati dan menyesuaikan secara positip posisi-posisi dan pendapat-pendapat yang berbeda, serta menolak kompromi yang kurang matang. Dengan demikian, dirasakan adanya titik persamaan di antara kedua semangat tersebut.(DTS)

…

Jakarta, Merdeka

Sumber: MERDEKA (12/01/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 9-12.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.