PRESIDEN DI DEPAN RAKYAT INDONESIA DI TAWAO : JIKA SABAH PERLU TENAGA KERJA KITA DAPAT MENGIRIMNYA

PRESIDEN DI DEPAN RAKYAT INDONESIA DI TAWAO : JIKA SABAH PERLU TENAGA KERJA KITA DAPAT MENGIRIMNYA

Presiden Terharu, Walaupun Hujan Rakyat Tetap Menyambutnya

Presiden Soeharto menyatakan, ASEAN telah bertekad untuk berusaha menciptakan stabilitas di masing2 negara baik di bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan keamanan/pertahanan.

Presiden menyatakan haI itu di depan puIuhan ribu penduduk Tawao, negara bagian Sabah, Malaysia Timur, Senin pagi. la berada di Tawao dalam kunjungan kerjanya sehari guna mengadakan pembicaraan informal dengan Pemangku Perdana Menteri Malaysia Dr.Sri Mahathir Mohamad. Presiden mengatakan, stabilitas nasional adaIah Penting, karena dengan stabilitas nasional pembangunan bisa dilaksanakan.

Pembangunan nasional itu dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan dan kekuatan nasional agar memiliki keuletan dan ketangguhan nasional yang sanggup menghadapi segala tantangan baik dari luar maupun dari daIam negeri.

”Inilah pentingnya ketahanan nasionaI, "kata Presiden.

Namun ketahanan nasional itu perlu didukung oleh persatuan dan kesatuan bangsa itu sendiri agar tercapai stabilitas di Asia Tenggara, stabilitas regional hingga kawasan ini menjadi kawasan yang damai, bebas dan netraI.

Presiden yang disertai Menteri Sekretaris Negara Soedharmono SH dan Dirjen Kehutanan, Dirjen Perkebunan dan Dirjen Imigrasi tiba di pelabuhan udara Tawao, Senin pagi pukul 09.00 waktu setempat, disambut oleh penduduk Tawao yang sebagian besar berasal dari Indonesia dengan meriah, tidak hanya di pelabuhan udara namun sampai di kota. Lebih kurang 125.000 penduduk daerah Tawao dan sekitarnya dan separuhnya berasal dari Indonesia. Di Kota Tawao sendiri berpenduduk lebih kurang 10.000 orang.

Presiden mengatakan di depan pendudukTawao yang memenuhi lapangan udara Padang Bandaran yang luasnya seperti lapangan sepakbola, bahwa ia merasa terharu dan terima kasih atas sambutan rakyat Tawao yang walaupun hujan tetap menyambutnya Kepala Negara yang mengenakan pakaian coklat safari itu mengatakan, pertemuan antara pemimpin2 ASEAN baik resmi maupun tak resmi di masa- masa laIu dan sekarang ini adalah untuk mempererat kerjasama bangsa2 Asia Tenggara khususnya yang tergabung daIam ASEAN.

"Kita perIu selalu menyadari untuk pelihara kontak dan hubungan itu untuk bersama2 berusaha agar ASEAN dapat terIaksanakan cita2nya yaitu antara lain agar Asia Tenggara ini menjadi kawasan yang damai, bebas dan netral."

"Kita ingin hidup aman tentram di wilayah Asia Tenggara, ingin hidup berdarnpingan secara damai, saling hormat menghormati dan tidak campur tangan . dalam Urusan dalam negeri masing2 clan saling hidup bersama saling bantu membantu," kata Presiden.

Ia menambahkan, cita2 inilah yang merupakan cita2 luhur dari bangsa Asia Tenggara, khususnya negara2 yang tergabung dalam ASEAN. Suatu kawasan Asia Tenggara yang damai, bebas dan netral merupakan cita2 luhuryang harus disadari dan tidak mudah dicapai.

Untuk mencapai tujuan yang mulia itu, kata Presiden di depan rakyat yang kehujanan di Padang Bandaran itu, rakyat harus diikut sertakan secara aktip ambil bagian tidak hanya rakyat di kota tetapi juga di desa, di gunung, di pantai, para buruh, tani, wanita, ulama, pemuda dan sebagainya. Khusus kepada masyarakat Indonesia yang berdiam di Tawao, atau yang keturunan Indonesia di kota itu, Presiden menyerukan agar ikut ambil bagian dan tidak boleh ketinggalan dalam mencapai cita2 rakyat di Asia Tenggara ini. Untuk itu, kata Presiden, perIu dipelihara persatuan dan kesatuan dan tidak boleh adanya pertentangan satu dengan yang lain.

Selain itu perIu mematuhi undang2 dan peraturan guna meningkatkan disiplin nasional dan yang penting pula adalah bekerjakeras, meningkatkan produksi, karena dengan demikian, penghasilan akan bertambah.

Dalam amanatnya yang berIangsung lk. Setengah jam dan tanpa teks itu, Presiden mengatakan dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional perIu saling bantu membantu misalnya dalam bidang ekonomi, karena bidang ekonomi inilah yang paling lemah.

Sebagai contoh ia mengemukakan jika di Malaysia ini, khususnya Sabah, memerIukan tenaga kerja, maka Indonesia yang mempunyai lebih tenaga kerja dapat mengirimkan tenaga kerja ke Malaysia, kata Presiden yang mendapat tepuk tangan riuh dari masyarakat Tawao.

"Ini dalam rangka kita bantu membantu," katanya menambahkan.

Namun Presiden mengingatkan agar tenaga kelja Indonesia yang datang ke Tawao tidak hanya untuk mencari natkah, tetapi juga untuk ikut ambil bagian dalam usaha mencapai cita2 ASEAN, kata Presiden yang mendapat tepuk tangan gemuruh dari masyarakat.

Presiden mengharapkan orang Indonesia atau yang berasal dari Indonesia yang kini bermukim di Tawao agar menjaga nama baik Indonesia dan memelopori serta ikut memelihara perdamaian, persatuan.

Ketika mengakhiri sambutannya, Presiden mengatakan, sekalipun dalam keadaan hujan, namun saya harap "saudara tidak masuk angin, tetapi tetap sehat dan semoga hujan ini kita terima sebagai ralnnat dati Tuhan," demikian amanat Presiden.

Presiden Soeharto ketika tiba di Bandar Udara Tawao disambut oleh Pemangku Perdana Menteri Malaysia Datuk Sri, Dr. Mahathir Mohamad, Ketua Menteri Sabah Datuk Harris Mohamad Saleh. Dari pelabuhan udara langsung ke Istana Sri Tanjung dan menghadiri rapat, umum di Padang Bandaran.

Musik rebana menyambut kedatangan Presiden di bandar udara, sementara musik angklung memeriahkan kehadiran Kepala Negara di Padang Bandaran.

Lagu2 daerah Indonesia di antaranya lagu Jawa" Suwe Ora Jamu" mengumandang dan lagu "Rasa Sayange". Penjagaan cukup ketat namun tidak berlebih2an. Dari Padang Bandaran seharusnya Presiden mengadakan peninjauan ke perkebunan pusat penelitian cocoa di Quoin Hill dan ladang cocoa Tun Food dan Tun Razak, namun cuaca buruk acara itu terpaksa dibatalkan.

Presiden hanya meninjau perkebunan coklat yang terletak kl. 4 km dari Tawao. Selesai peninjauan, Presiden clan rombongan sore itu juga meninggalkan Tawao menuju Balikpapan dan langsung ke Jakarta dalam keadaan cuaca yang cerah (DTS).

Jakarta, Berita Buana

Sumber: BERITA BUANA (17/02/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 25-27.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.