KOMUNIKE BERSAMA INDONESIA. KOREA SELATAN

KOMUNIKE BERSAMA INDONESIA. KOREA SELATAN

Presiden Soeharto dan Presiden Chun Doo Hwan dari Republik Korea berpendapat bahwa pendamaian dan keamanan Asia dan Pasifik terutama di Asia Timur Laut dan Asia Tenggara, mempunyai kaitan erat yang tak terpisahkan dan mutlak perlu bagi terpeliharanya perdamaian dan Stabilitas Asia dan dunia.

Menjelaskan siluasi di Asia Timur Laut. Presiden Chun mengatakan bahwa Republik Korea terus berusaha mempertahankan perdamaian dan keamanan di wilayah itu dan mencegah pecahnya kembali perang di Semenanjung Korea.

Presiden Soeharto menyatakan penghargaan alas penjelasan Presiden Chun tersebut dan dalam hal ini mendukung usaha2 Republik Korea itu.

Dalam Komunike Bersama Indonesia – Korea yang disiarkan hari Jumat di Jakarta, Presiden Soeharto menjelaskan, situasi di Asia Tenggara dan langkah2 yang telah diambil oleh Indonesia guna mengamankan perdamaian dan stabilitas di wilayah itu sebagai yang termaktub dalam usul ASEAN bagi wilayah Damai, Bebas dan Netral di Asia Tenggara. Presiden Chun menegaskan dukungannya terhadap usul ASEAN tersebut.

Kedua Kepala Negara setuju untuk bekerjasarnadaiam memelihara perdamaian dan stabilitas yang dapar mengarah ke kemajuan wilayah2 tersebut.

Kedua Presiden merasa prihatin alas siluasi sekarang di Kampuchea, dan bersepakal agar dicari penyelesaian Polilik yang menyeluruh mengenai masalah tersebut, sesuai dengan resolusi2 yang diambil dalam sidang Majelis Umum PBB.

Presiden Chun memuji usaha negara2 ASEAN untuk menyelesaikan masalah Kampuchea dengan cara2 damai dan menyalakan dukungan pemerintah Korea terhadap negara2 ASEAN dalam usahanya untuk mencapai penyelesaian polilik yang berkesinambungan mengenai masalah tersebut.

Mengenai masalah Timur Tengah. Presiden Soeharto dan Presiden Chun menyatakan keyakinan mereka bahwa perdamaian yang adil dan berkesinambungan di Timur-Tengah hanya dapat terlaksana dengan pengunduran Israel secara menyeluruh dari wilayah2 Arab yang diduduki sejak peperangan tahun 1967, termasuk Jerusalem dan agar hak2 yang sah dari rakyat Palestina dipulihkan sesuai dengan resolusi2 PBB yang telah diambil mengenai hal tersebut.

Penyatuan Korea

Presiden Chun menjelaskan secara terperinci usaha2 pemerintah Selatan untuk mengurangi kelegangan2 dan mengkonsolidasikan perdamaian di Semenanjung Korea untuk menyatukan Koreadengan cara2 damai. Ia terutama menekankan bahwa cara saru2nya yang realistis untuk menyelesaikan masalah.

Karena secara damai adalah diselenggarakannya perundingan2 langsung antara pejabat-pejabat tertinggi Korea Selatan dan Korea Utara, seperti yang diusulkan olehnya pada tanggal 12 Januari dan 5 Juni 1981.

Presiden Soeharto menghargai pernyataan Presiden Chun dan menegaskan kembali perlunya diselesaikannya masalah Korea dengan cara2 damai dan mendukung pembicaraan2 langsung antara pejabat2 kedua bagian Korea.

Mengenai keadaan ekonomi dunia, kedua Kepala Negara mengemukakan bahwa siluasi ekonomi dunia dewasa ini mempunyai pengaruh buruk kepada negara2 berkembang. Mereka mengatakan prihatin mengenai kecenderungan meningkatnya proteksionisme dan menekankan perlunya langkah2 yang efektif guna memajukan iklim perekonomian dunia.

Kedua pemimpin selanjutnya menekankan pentingnya usaha2 mengintensifkan perundingan dalam berbagai forum dalam usaha menciptakan Orde Ekonomi Internasional Baru.

Kedua Presiden sepakat untuk lebih memperluas dan mendiversifikasikan kerjasama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara berkembang.

Juga disepakati bahwa kedua negara akan mengadakan pertemuan antar menteri perdagangan dan sebagai tambahan kedua Kepala Negara setuju perlunya kedua negara menyelenggarakan proyek2 riset bersama mengenai kebijaksanaan2 industri.

Presiden Soeharto menjelaskan Repelita-III yang sekarang dan menyatakan bahwa partisipasi Korea dalam berbagai proyek dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun-III akan disambut baik.

Presiden Chun menyatakan bahwa pemerintah Republik Korea akan bersedia bekerjasama dan membantu Indonesia dalam mengembangkan sumber2 manusia demikian juga prasarana2 sosial.

Dalam hubungan ini Presiden menawarkan keinginannya untuk menyediakan bantuan teknik kepada Indonesia untuk melatih pekerja2 terampil, terutama dalam bidang konstruksi. la selanjutnya menyatakan bahwa pemerintah Korea akan mendorong partisipasi sektor swasta Korea dalam proyek2 pembangunan di Indonesia.

Dalam usaha demikian kedua pemimpin mengemukakan pentingnya Komite Kerjasama Ekonomi Korea – Indonesia pada tingkat swasta sebagai forum bagi peningkatan partisipasi oleh sektor swasta.

Kedua Kepala Negara menyatakan perlunya memperluas ruang-lingkup kerjasama antara kedua negara dalam bidang2 seperti eksplorasi sumber2 energi, proyek-proyek konstruksi pengembangan pertanian perikanan. pengalihan teknologi dan usaha2 patungan Joint ventures, pabrikan (manufacturing) dan industri2 pengolahan.

Dalam bidang kebudayaan kedua Kepala Negara menyatakan perlunya terus ditingkatkan pertukaran2 kebudayaan dalam bidang2 seperti olahraga, kesenian. pendidikan dan mass media dan memperdalam saling pengertian antara rakyat Indonesia dan rakyat Korea Selatan. (DTS)

Jakarta, Antara

Sumber: ANTARA (28/06/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 90-92.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.