PRESIDEN SOEHARTO: KITA TIDAK TERSERET PADA BERBAGAI SENGKETA

PRESIDEN SOEHARTO: KITA TIDAK TERSERET PADA BERBAGAI SENGKETA

Presiden Soeharto menegaskan, dalam menghadapi keadaan dunia yang penuh pergolakan dan segala kemungkinan, tidak ada pilihan lain kecuali terus meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti perkembangan. Agar kita mampu mengendalikan politik luar negeri yang bebas aktif dengan sebaik-baiknya.

Penegasan itu dikemukakan Kepala Negara ketika melantik Letjen TNI Rais Abin dan Letjen TNI Leo Lopulisa menjadi Dubes RI untuk Malaysia dan Pilipina dalarn suatu upacara di Istana Negara, Kamis pagi. Letjen TNI Rais Abin yang sebelumnya menjabat Asrenum Hankam menggantikan Jenderal TNI Makmun Murod. Sementara Letjen TNI Leo Lopulisa menggantikan Marsdya TNI Soedarmono.

Lebih Ianjut Presiden mengatakan, dengan kewaspadaan itu kita mendapat berdiri bebas dan tidak terseret pada berbagai sengketa yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan nasional kita. Bahkan dengan sikap yang demikian itu kita justru dapat memberikan sumbangan yang konstruktif, sesuai dengan kemampuan kita, dalam rangka mengusahakan penyelesaian masalah-masalah internasional yang pelik.

Berkepribadian

Kepala Negara mengingatkan pula agar dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif itu harus berpegang teguh pada landasan dan dasar falsafah negara Pancasila. Yang pada pelaksanaannya dalam menghadapi masalah internasional harus juga mencerminkan sikap kepribadian Indonesia.

Sikap yang demikian ini, menurut Presiden, akan menjadi lebih penting artinya karena dunia kita sekarang penuh dengan berbagai pergolakan dan segala kemungkinan.

Di bidang politik, kita menyaksikan terus berlangsungnya perebutan pengaruh di antara kekuatan besar dunia yang mau menyeret negara-negara lain ke dalam lingkuugan pengaruhnya.

Di bidang ekonomi, dunia masih dilanda ancaman resesi yang menekan, disertai dengan meningkatnya pengangguran dan bayangan inflasi.

Perbedaan ketegangan dan pengurangan senjata strategis yang diinginkan semua bangsa belum juga menjadi kenyataan. Malahan sebaiknya, pacuan senjata terus berlangsung. Sementara itu pergolakan di Timur Tengah juga terus berlangsung.

Selama hak-hak rakyat Palestina dan bangsa-bangsa Arab belum dipulihkan dari agresi Israel, kegawatan yang ditimbulkan perang Irak-Iran, intervensi militer asing di Afganistan dan juga Kamboja yang menyengsarakan berjuta-juta rakyat maka keadaan itu jelas akan tetap mempakan sumber ancaman peperangan yang lebih dahsyat. Atau setidak-tidaknya akan menggoyahkan stabilitas di wilayah yang bersangkutan, apabila tidak dapat dicapai jalan penyelesaian yang sebaik-baiknya.

Kepentingan Nasional

Presiden mengingatkan, kepentingan kita yang terbesar sekarang ini adalah melaksanakan pembangunan demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat, yang menjadi cita-cita kemerdekaan nasional.

Namun ini tidak berarti kita mengabaikan kewajiban-kewajiban internasional kita seperti telah menjadi amanat pembukaan UUD.

Dengan melaksanakan pembangunan justru akan memperkuat ketahanan nasional yang pada gilirannya akan lebih memberi kekuatan untuk melaksanakan panggilan tugas internasional tadi.

Kepala Negara juga menyerukan untuk terus memperkokoh ASEAN dan menjadikan salah satu tonggak penting politik luar negeri kita.

Dengan adanya ASEAN, masing-masing anggota dengan bekerjasama mampu membangkitkan ketahanan nasional masing-masing yang secara keseluruhan dapat memperkuat ketahanan regional.

Presiden mengatakan, dengan ketahanan memiliki rasa percaya pada diri sendiri dalam menghadapi ancaman bahaya dari luas. Tetapi juga akan mampu mewujudkan tekad besar ASEAN. Yakni membangun masa depan wilayah kita menjadi wilayah yang damai, bebas dan netral serta memberikan kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat kita masing-masing.

Kepada kedua Dubes yang baru dilantik itu Kepala Negara meminta agar berusaha sekuat tenaga untuk memperkokoh tali persaudaraan dan kerjasama antara Indonesia dengan Malaysia dan Filipina yang juga merupakan sesama negara anggota ASEAN.

Dikatakannya, kerjasama dalam bidang ekonomi dan sosial antara Indonesia dengan negara ASEAN lainnya masih harus diperluas. Agar dapat saling isi mengisi dan bantu-membantu dalam memajukan rakyat-rakyat negara anggota ASEAN.

Karena kemajuan dan kesejahteraan bersama itulah yang menjadi tujuan utama pembentukan perhimpunan itu. (DTS)

Jakarta, Merdeka

Sumber: MERDEKA (07/08/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 103-105.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.