PRESIDEN SOEHARTO : HASIL POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA CUKUP MEMBESARKAN HATI
Indonesia dalam melaksanakan politik luar negerinya yang bebas aktif mnngkin bersuara tidak terlalu lantang, namun hasilnya cukup membesarkan hati karena berbagai langkah untuk melaksanakan arah perjuangan politik luar negeri yang ditunjukkan MPR diambil secara terus menerus, terarah dan terpadu.
Hal ini ditandaskan Presiden Soeharto di Istana Negara, Sabtu pagi, dalam amanatnya ketika melantik Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris Dr. B.S. Arifn dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Hongaria Budi Hartantyo.
Presiden menyebutkan empat pedoman arah peljuangan politik luar negeri Indonesia sebagaimana ditetapkan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Dalam menjalankan politik luar negerinya Indonesia harus meneruskan usaha pemantapan stabilitas dan kerjasama di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat Daya, khususnya dalam lingkungan ASEAN, dalam usaha mempertinggi tingkat ketahanan nasional untuk mencapai ketahanan regional.
Peranan Indonesia di dunia internasional dalam usaha membina dan meningkatkan persahabatan dan kerjasama yang bermanfaat antara bangsa2 terus ditingkatkan.
Kesetiakawanan, persatuan dan keljasama ekonomi harns pula diperkokoh dengan negara2 sedang membangun lainnya untuk mempercepat terwujudnya tata ekonomi dunia baru, disamping kerjasama harus ditingkatkan antar negara di seluruh dunia untuk menggalang perdamaian dan ketertiban dunia, demi kesejahteraan umat manusia berdasarkan kemerdekaan dan keadilan sosial.
Mengapa Aktif Selesaikan Kampuchea
Dalam melaksanakan arah perjuangan politik luar negeri itu, Indonesia ber-sama2 dengan tetangga2 dekatnya telah dapat menciptakan suasana damai dan stabil di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat Daya.
Suasana damai dan stabil ini dapat diciptakan, kata Kepala Negara, dengan mengembangkan sikap bersahabat dan saling percaya serta saling menghormati kedaulatan dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Presiden menyatakan bahwa suasana damai dan stabil di wilayah ini merupakan kemajuan yang sangat penting, yang mau tidak mau sedikit banyak ikut memberikan sumbangan bagi perdamaian dunia.
Organisasi ASEAN merupakan perhimpunan regional yang makin hari makin kokoh. Justru untuk memperluas wilayah yang tenteram dan bersahabat itulah, kata Presiden, Indonesia bersama2 negara2 ASEAN lainnya berusaha tanpamengenallelah ikut secara aktif mencari jalan keluar secara adil atas kemelut di Kampuchea.
Peranan Aktif Lainnya
Dalam memperkokoh kesetiakawanan, persatuan dan kerjasama ekonomi di antara negara2 yang sedang membangun untuk mempercepat terwujudnya Tata Ekonomi Dunia Baru, Indonesia kata Presiden berperan aktif dalam dialog Utara-Selatan, pembentukan Dana Bersama dan semua kesempatan yang ada.
Dengan segala keterbatasannya, Indonesia pun telah mulai melaksanakan kerjasama teknik dengan sesame negara yang sedang membangun. Dalam hal ini pihak Indonesialah yang memberikan bantuan atau jasanya.
Ini, kata Presiden, merupakan wujud nyata dari kemauan politik luar negeri Indonesia, karena kesetiakawanan di antara negara2 sedang membangun dan terwujudnya Tata Ekonomi Dunia Baru tidak mungkin tercapai hanya dengan konferensi dan resolusi tapi harus dengan tindakan nyata negara2 sedang membangun sendiri.
MPR
MPR sebagai pemegang kedaulatan rakyat telah menegaskan tetap perlunya ditempuh politik luar negeri yang bebas aktif. Namun disamping itu, kata Presiden, politik luar negeri Indonesia, sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman, harus diabdikan pada pembangunan di segala bidang.
“Hal ini adalah wajar, sebab politik luar negeri tidak lain daripada gerak keluar dari strategi dan politiknasional kita,” ujar Presiden menambahkan.
Sejak Semula Anti-Penjajahan
Pada awal amanatnya, Presiden menyatakan bahwa pedoman dasar bagi pelaksanaan politik luar negeri jelas tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yang mengamanatkan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Karena itu, Indonesia harus ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Oleh sebab itulah bangsa Indonesia sejak semula anti penjajahan dalam segala bentuk dan wujudnya, baik dalam bentuknya sebagai penjajahan politik maupun dalam penampilan sebagai penjajahan ekonomi.
Sikap tegas yang demikian itu dipegang teguh sejak Indonesia merdeka di tahun 1945 dan sikap tegas itu pula yang dilaksanakan sampai sekarang dengan segala ketahahan, kata Presiden.
Indonesia melahirkan dan menegakkan kemerdekaan nasionalnya dengan kekuatan sendiri tanpa bantuan dari luar. Kenyataan yang merupakan modal sejarah dan modal kekuatan yang tidak ternilai harganya itulah yang menjadi pangkal semangat dan sumber kekuatan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif itu.
Sumber sejarah inilah yang secara terus menerus dipelihara kekuatannya, kata Presiden, dengan menentukan sendiri langkah dan arah perjalanan bangsa Indonesia, baik ke dalam maupun ke luar.
Berikan Isi yang Berbobot
Presiden menjelaskan pula keadaan dunia yang sekarang jauh berbeda dengan keadaan di zaman perjuangan untuk menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan dahulu.
Kalau pada zaman perjuangan kemerdekaan dulu, kolonialisme masih merajalela di berbagai bagian dunia, kini penjajahan itu tinggal sisa2nya dan tidak mungkin bertahan lagi.
Namun kedaulatan bangsa2 kini menghadapi ancaman barn yang datang dari perebutan pengaruh antar kekuatan2 besar dunia, baik terang2an maupun sembunyi.
Pergolakan dan ketegangan yang saat ini melanda berbagai bagian dunia yang bersumber pada perebutan kekuatan besar dunia itu, menurut Presiden, dapat meledakkan api peperangan yang dahsyat.
Karena itulah, politik luar negeri yang bebas aktif itu tidak akan ditinggalkan, tapi akan dilaksanakan selurus2nya karena memang politik luar negeri yang demikian yang paling tepat untuk memantapkan kemerdekaan nasional bangsa Indonesia, merdeka di lapangan politik dan merdeka di bidang ekonomi.
Presiden meminta kepada kedua Duta Besar yang barn dilantik itu agar terus berusaha memberikan isi yang berbobot kepada pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif itu.
Karena pembangunan yangtengah dilaksanakan sekarang ini adalah pembangunan di segala bidang, maka tugas para Duta Besar Republik Indonesia di luar negeri harus berarti memberikan sumbangan pada Repelita Ill yang kini sedaug giat2nya dikerjakan dengan penuh semangat dan kepercayaan pada diri sendiri.
“Saudara2 adalah wakil bangsa Indonesia di luar negeri dalam arti yang se-luas2nya. Tugas Duta Besar sungguh luas jangkauannya. Seorang Duta Besar bukan saja mewakiIi dan mengurus kepentingan negara dan warga negaranya di luar negeri, tapi harus menerjemahkan kepribadian Indonesia, menggambarkan cita2nya dan menjelaskan usahanya sehingga keseluruhan cita2 dan aspirasi rakyat Indonesia dikenal dan dipabami rakyat negara bersangkutan,” demikian Presiden Soeharto mengemukakan harapannya kepada kedua DutaBesar Republik Indonesia yang baru itu. (DTS)
…
Jakarta, Antara
Sumber: ANTARA (19/09/1981)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 137-140.