KELUARGA BESAR "ALCHAIRAT" DUKUNG BAPAK PEMBANGUNAN NASIONAL
Pengurus Besar "Alchairat" yang berpusat di Palu, Sulawesi Tengah, yang memiliki madrasah/sekolah sebanyak 600 buah lebih yang tersebar di Indonesia bagian Timur, mengusulkan supaya Jenderal Purnawirawan Soeharto, Presiden RI, diangkat selaku Bapak Pembangunan Nasional.
Pernyataan yang ditandatangani oleh ketua umumnya H.S. Saggaf Aldjufrie dan Sekjen Abdul Kariem DL juga mengusulkan kepada MPR hasil Pemilu 1982, untuk memilih dan menetapkan kembali Jenderal Purnawirawan Soeharto selaku Presiden untuk masa jabatan 1983 sampai 1988.
Pernyataan yang dibuat di Palu itu, Rabu yang lalu telah diserahkan oleh Sekjen PB "Alchairat" kepada Menteri Sosial Sapardjo di Jakarta untuk diteruskan kepada pimpinan MPR.
Pernyataan keluarga besar "Alchairat" itu dikeluarkan, mengingat, bahwa sejak tertumpasnya G30S/PKI serta kehadiran Orde Baru di bawah kepemimpinan Jenderal Soeharto, kehidupan beragama di negeri ini semakin semarak. Di samping itu Orde Baru juga membawa udara baru yang segar bagi pengembangan pondok pesantren dan madrasah yang merupakan karya nyata dan sulit untuk dipungkiri.
Kariem DL menyatakan kepada pers selesai diterima Menteri Sapardjo, bahwa "Alchairat" kini memiliki 11.231 guru yang mengajar mulai dimadrasah, sekolah, pesantren sampai perguruan tinggi, dengan 151.669 orang siswa/mahasiswa.
"Pembangunan agama di Indonesia bagian Timur banyak dipengaruhi oleh lembaga pendidikan Alchairat,” kata Kariem DL.
Menteri Sapardjo menanggapi kegiatan dan perkembangan "Alchairat” itu sangat gembira dan menghargainya disamping mengharapkan agar usahaini lebih ditingkat lagi.
Menteri juga berjanji untuk meneruskan aspirasi keluarga besar "Alchairat" itu kepada pimpinan MPR sesuai dengan ketentuan konstitusional.
Bidang Sosial
Abdul Kariem menyatakan, apabila selama ini Alchairat hanya dikenal menggarap bidang pendidikan dan dakwah, maka sejak Muktamar IV tahun lalu, bidang sosial lainnya juga telah menjadi sasaran kerja seperti usaha pelestarian alam dan lingkungan hidup, masalah kependudukan, pembudayaan dan memasyarakatkan suku-suku terasing.
Dimensi ini semakin luas karena" Alchairat" sudah begitu terikat dengan masyarakat di Indonesia bagian Timur, demikian Abdul Kariem DL.
Dua Mahasiswa ke Mesir
Untuk tahun ajaran 1982/1983, "Alchairat" akan mengirim kembali dua orang pelajarnya untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo sesuai dengan jatah yang diperoleh oleh Universitas Islam terkemuka di dunia itu. Dengan demikian jumlah mahasiswa ”Alchairat” di Mesir dewasa ini berjumlah 19 orang.
"Alchairat", dewasa ini juga tengah mempersiapkan suatu bentuk pondok pesantren terpadu diatas areal 20 hektar di kota Palu. Melalui pesantren tersebut para santri akan digodok dengan beberapa pengetahuan keterampilan untuk bekal mereka kelak terjun di tengah masyarakat, tanpa menguntungkan diri kepada orang lain.
Rencana pembangunan kompleks pondok pesantren tersebut mendapat tanggapan baik dari Gubernur Sulawesi Tengah H. Galip Lasahido. Rencana pembangunannya akan dimulai dalam waktu singkat dengan dana dari keluarga besar "Alchairat" disamping harapan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, demikian Abdul Kariem DL. (DTS)
…
Jakarta, Antara
Sumber: ANTARA (18/12/1981)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 326-327.