PRESIDEN MINTA DIPERHATIKAN MASALAH SETELAH PANEN
Dalam Usaha Peningkatan Pangan
Presiden Soeharto menegaskan, usaha peningkatan produksi pangan, khususnya beras, perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh. Karena selain bertujuan agar berswasembada pangan secara nasional, juga untuk meningkatkan pendapatan kaum tani yang merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia.
Kepala Negara mengemukakan hal itu dalam amanatnya ketika menyerahkan hadiah pemenang lomba Intensifikasi Khusus (lnsus) masa tanam 1980 dan 1980/1981 di Istana Negara, Kamis siang.
Kepada kedua pemenang itu, masing-masing Kelompok Tani Sawah Laweh dari Desa Sungayang, Kab. Tanah Datar Sumbar dan Kelompok Tani Beringin dari Desa Dembe II, Kodya Gorontalo-Sulut, Presiden Soeharto menyerahkan hadiah sebuah mobil pick-up dan Tabanas Rp 5 juta. Hadiah itu secara simbolis diterima oleh Bakri Datuk Paduko Sarindo dan Hamzah Muhammad.
Di samping itu Kepala Negara juga menyerahkan Piala Tetap dan Piala Bergilir kepada Satuan Pembina Bimas Propinsi Jatim yang berhasil keluar sebagai pemenang tingkat Nasional perlombaan Tingkat Karya bimbingan Insus 1980/1981 yang diterima Gubernur Jatim Sunandar Prijosudarmo.
Terus Meningkat
Presiden Soeharto mengatakan, produksi beras dalam Repelita III sampai sekarang terus meningkat. Kalau dalam tahun 1979 produksi beras mencapai sekitar 18 juta ton, tahun 1980 lebih dari 20 juta ton dan dalam tahun 1981 ini diperkirakan akan lebih tinggi dari 21,5 juta ton.
Presiden berkeyakinan, produksi beras itu masih akan terus ditingkatkan apabila seluruh petani mau mengetrapkan Intensifikasi Khusus.
Dikatakannya, dengan perbaikan pendapatan jutaan petani berarti akan meningkat pula kesejahteraan sebagian terbesar rakyat Indonesia yang umumnya tinggal di pedesaan.
Dengan peningkatan kemampuan daya beli rakyat petani akan mendorong meningkatnya produksi dan jasa di berbagai bidang. Sehingga akan memajukan pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja bagi rakyat banyak.
"Karena itu, sekali lagi saya minta agar usaha peningkatan produksi pangan, khususnya, beras, mendapat perhatian kita secara sungguh-sungguh," katanya tandas.
Presiden mengingatkan pula agar memberikan perhatian pada masalah setelah panen, mula dari cara-cara memotong padi, mengeringkan mengangkut dan menyimpan padi gabah untuk memperoleh hasil beras yang optimal dengan kualitas yang sebaik-baiknya. Sehingga para petani memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.
Kerja Keras
Berkaitan dengan masalah produksi ini Presiden juga menyinggung masalah distribusi pangan. Dikatakannya, biarpun kita memiliki beras yang bertumpuk-tumpuk, tetapi jika beras itu tidak yang tinggi maka penyebaran pangan ini telah dapat ditangani semakin baik.
Menurut Presiden, dengan kerja keras dan semangat pengabdian yang tinggi maka penyebaran pangan initelah dapat ditangani semakin baik.
Kepala Negara juga menyatakan kegernbiraannya atas semakin besarnya peranan BUUD/KUD dalam pengadaan pangan untuk stock nasional. Karena hal ini berarti sebagian besar keuntungan dari pengadaan pangan itu dapat kembali kepada petani anggota BUUD/KUD.
Hari Pangan Dunia
Berbicara mnengenai masalah pangan, Presiden menyatakan masalah ini banyak dihadapi oleh banyak negara di dunia. Berjuta-juta rakyat dari berbagai negara mnasih menghadapi ancaman kekurangan pangan, bahkan ancaman kelaparan.
Dikatakannya, organisasi pangan dan pertanian PBB (FAQ) telah menetapkan tahun 1981 sebagai tahun peringatan Hari Pangan Dunia yang pertama, dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi rnasyarakat baik nasional maupun internasional dalam peningkatan produksi pangan serta meningkatkan kerja sarna antar negara dan antar bangsa untuk memerangi kelaparan, kemiskinan dan kurang gizi.
Dikemukakannya pula bahwa Indonesia ikut arnbil bagian dalam peringatan Hari Pangan Dunia itu. Dan kegiatan yang dilakukan hari ini adalah juga dalam rangka terus meningkatkan partisipasi masyarakat dalam peningkatan produksi pangan. Dalam rangka partisipasi bangsa Indonesia untuk menanggulangi masalah pangan umat manusia.
Memperluas Insus
Di bagian lain amanatnya Kepala Negara mengatakan, diadakannya Insus ini di samping untuk meningkatkan produksi pangan juga untuk menunjukkan kepada masyarakat, terutama petani, bahwa melalui Panca Usaha yang dilakukan secara berkelompok dengan disiplin tinggi serta didasari oleh musyawarah dan mufakat sesama anggota kelompok produksi pertanian bisa lebih ditingkatkan lagi.
Perlombaan Insus ini diadakan untuk mempercepat dan memperluas Insus di kalangan masyarakat petani.
"Kita memang harus berusaha agar Insus diikuti dan menjadi milik seluruh petani," katanya.
Apabila semua kaum tani telah sadar dan terbuka pandangannya untuk menerapkan Insus itu maka produksi akan dapat lebih ditingkatkan lagi dan tingkat hidup masyarakat petani akan makin baik.
Kepada pemenang Presiden mengharapkan agar jangan terburu berpuas diri. Hendaknya semakin giat bekerja terus meningkatkan kerja sama dan disiplin dalam kelompok sehingga akan terus meningkatkan produksi yang tetap tinggi.
Baru Mencapai 40%
Sementara itu, Menteri Pertanian Prof. Ir. Sudarsono Hadisapoetro dalam laporannya mengemukakan sejak diadakan perlombaan ini tahun 1979 lalu, tanggapan petani semakin meningkat.
Jika pada MT (masa tanam) 1979 diikuti 106.158 petani yang mengerjakan lahan 59.402 Ha maka MT 1980diikuti 145.906 petani yang mengerjakan lahan seluas 77.362 Ha.
Dilihat dari luas lahan yang dikerjakan, terdapat peningkatan 30,25 % dibandingkan sebelumnya.
Sedangkan apabila MT 1979/1980, perlombaan diikuti 180.197 petani dengan lahan seluas 136.629 Ha maka MT 1980/1981 diikuti 338.603 petani yang mengerjakan lahan seluas 208.286 Ha. Sehingga terdapat peningkatan 52,4%.
Begitu pula rata-rata hasil per hektar yang dicapai para kelompok tani juara nasional dalam empat musim tanam itu meningkat. Juara Nasional MT 1979 adalah 11.88 ton per hektar gabah kering, MT ‘79/’ 80 11.91 ton, MT 1980 16,30 ton dan MT 80/81 adalah 5,30 ton.
Menurut Menteri, dengan adanya perlombaan Insus ini luas areal Insus tiap musim tanam juga mengalami peningkatan. Apabila MT 1979 realisasi tanam padi Insus mencapai areal 429.262 Ha, maka pada MT 1980 meningkat jadi 653.476 Ha. Sedangkan MT 79/80 mencapai 97.895 Ha dalam MT 80/81 meningkat jadi 1.505.508 Ha.
Menteri mengemukakan pula bahwa areal Insus ini baru mencapai 40% dari luas areal tanam yang dapat di Insuskan yang meliputi sekitar 6,2 juta hektar. Sehingga kemungkinan untuk menaikkan produksi beras masih cukup besar.
Mengenai perlombaan tingkat karya Bimbingan Intensifikasi, menurut Menteri, tahun ini diikuti 17 propinsi pelaksana Insus dan 168 kabupaten. Dalam perlombaan ini keluar sebagai juara adalah Satuan Pembina Bimas Propinsi Jatim.
Upacara penyerahan hadiah tersebut dihadiri pula oleh wakil-wakil dari Kelompok Tani Bolo Utama dari Sumbawa, NTB, Kelompok Tani Andalan anggota Forum Sarasehan Kontak Tani Nelayan dan Satuan Pembina Bimas Propinsi Bali yang memenangkan lomba tahun 1979/1980 lalu.
Selesai upacara penyerahan hadiah, Presiden yang disertai lbu Tien berkesempatan bersantap siang bersama dengan para pemenang lomba tersebut. Hadir Menteri Sekretaris Negara Sudharmono SH, Menko Ekuin Prof. Wirdjojo Nitisastro, Menpan J.B. Sumarlin, Menmud Koperasi Bustanil Arifin dan Sekjen Depdagri R.Soeprato yang mewakili Mendagri. (DTS)
…
Jakarta, Angkatan Bersenjata
Sumber: ANGKATAN BERSENJATAN (04/11/1981)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 433-436.