PRESIDEN: MPI HARUS MENGUTAMAKAN PENYERAPAN TENAGA KERJA

Presiden Soeharto mengharapkan para pengusaha perkayuan khususnya yang tergabung dalam Masyarakat Perkayuan Indonesia (MPI) agar lebih dulu memikirkan usaha membuka kesempatan kerja setelah itu baru memikirkan keuntungan.

Harapan Presiden itu disampaikan ketika ia menerima pimpinan pengurus MPI di Bina Graha, Selasa.

Ketua Umum MPI Sukamdani Gitosarjono mengatakan kepada wartawan bahwa Presiden mengingatkan MPI agar dalam melakukan usaha pengelolaan hutan bertitik tolak pada UUD 45 khususnya pasal 33 yakni agar memanfaatkan kekayaan alam untuk kepentingan masyarakat Indonesia.

Pengusaha perkayuan diminta untuk membantu pemerintah agar Indonesia bisa menjadi eksportir kayu olah. Pemerintah dalam hal ini mengeluarkan peraturan2 sementara pelaksananya adalah para pengusaha perkayuan.

Sukamdani menjelaskan, uang tabungan wajib dan tabungan sendiri akan digunakan untuk membiayai industri perkayuan. Kalau ini berhasil maka pada akhirnya ekspor log akan menjadi nol.

Dikatakan, MPI membawa tugas membimbing anggotanya untuk menyukseskan industri perkayuan di Indonesia. Dalam hubungan ini pengusaha2 perkayuan dibenarkan untuk mengadakan hubungan atau kerja sama dengan pemerintah atau swasta, atau kerjasama dengan perusahaan asing atau dalam negeri.

Dalam keterangannya itu, Sukamdani didampingi oleh pengurus2 Pusat MPI antara lain Baramuli SH, Firmansyah, Rustam Effendi, Drs. Sutara Martadisastra.

Atas pertanyaan, Sukamdani mengatakan, antara MPI dan BKPM sudah ada pengertian bersama. Misalnya bagi perusahaan yang mengajukan aplikasi kalau ternyata tidak dapat melakukan kegiatannya maka atas rekomendasi MPI hak perusahaan itu diberikan kepada perusahaan lain yang sudah antri.

Presiden mengharapkan pula kepada MPI agar dalam keadaan resesi dunia sekarang ini usaha perkayuan Indonesia dapat tetap berada di depan.

Ini yang menjadi masalah bagi MPI, kata Sukamdani. Bagaimana MPI bisa menyediakan konsumsi dalam negeri tetapi sekaligus juga tetap ”leading” di luar negeri.

Dalam pertemuan itu, Kepala Negara mengharapkan kepada MPI agar dapat mengusahakan dalamjangka waktu tertentu industri perkayuan dapat pula sebagian dikelola oleh koperasi.

Menurut pimpinan MPI, lebih kurang 100 perusahaan kayu lapis direncanakan akan dibangun di Indonesia. Dewasa ini 34 perusahaan sudah ada dan 40 perusahaan lagi seclang dalam pembangunan.

"Angka seratus itu pasti tercapai," demikian dikatakan. (DTS)

Jakarta, Antara

Sumber: ANTARA (02/12/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 447-448.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.