PRESIDEN DAN IBU TIEN DISAMBUT MERIAH DI MATARAM

PRESIDEN DAN IBU TIEN DISAMBUT MERIAH DI MATARAM

Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta rombongan, Selasa pukul 10.15 Witeng, tiba di pelabuhan udara "Selaparang" Mataram dengan pesawat khusus F-28 Pelita Air Service "Arun" untuk menghadiri panen padi gogo rancah dan mengadakan temu wicara dengan petani di daerah Nusa Tenggara Barat.

Di tangga pesawat Kepala Negara dan Ibu Tien disambut dengan pengalungan bunga oleh dua orang gadis berpakaian adat Sasak. Kemudian disambut Gubernur Nusa Tenggara Barat Gatot Suherman serta anggota Muspida lainnya.

Dalam perjalanan dari apron ke ruangan VIP, Presiden dan Ibu Tien disambut oleh Pramuka yang menyanyikan lagu suka cita karena penanaman padi dengan sistem gogo rancah (gora) berhasil baik.

Setelah beristirahat beberapa saat, Kepala Negara dan rombongan langsung menuju Desa Teruwai di Lombok Selatan, 45 km sebelah tenggara Mataram untuk menghadiri panen Gora dan temu wicara dengan petani. Pada kesempatan itu Presiden juga akan memberikan amanat.

Di luar terminal Pelud "Selaparang" ribuan masyarak:at Lombok serta pelajar dan mahasiswa menyambut kedatangan Presiden dan rombongan dengan lambaian bendera sebagai luapan penuh rasa syukur dan gembira.

Rombongan yang menyertai Presiden di antaranya Menko Ekuin/Ketua Bappenas, Menteri Pertanian, Menteri Negara PPLH, Menteri Negara Ristek, Menteri Sekneg, Menteri Muda Urusan Produksi Pangan dan Menteri Muda Urusan Koperasi/Kepala Bulog. Sehari sebelumnya, telah tiba sejumlah pejabat dari Bina Graha dan Perbankan, Pangkowilhan II, Pangdam XVI/Udayana, Gubernur Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur.

Panen Gora

ehadiran Kepala Negara ke daerah Lombok Selatan yang sebelumnya dikenal kritis dan sering terancam kerawanan pangan disambut dengan suka cita oleh penduduk daerah itu.

Bersama rakyat, Presiden akan ikut menuai padi di Desa Teruwai, kemudian dilanjutkan temu wicara. Usaha tani terpadu tepat guna dengan inti kegiatan intensifikasi padi gora yang dilaksanakan melalui operasi "Tekad Makmur" itu dari target 26.200 hektar terealisasi 26.387,4 hektar atau 100,7 persen.

Petani yang tadinya kurang dinamis dan putus asa serta apatis karena tantangan alat tergugah untuk menyukseskan usaha.

Sebanyak 33.285 petani yang tergabung dalam 2.523 kelompok tani di 161 desa dalam 28 wilayah kecamatan pada lima kabupaten di NTB, bertekad merubah wajah daerahnya melalui keberhasilan gora.

Hasilnya di luar dugaan yakni paling sedikit 6 ton gabah kering panen/hektar, bahkan di beberapa lokasi ada yang mencapai 16 ton, sedang sebelumnya hanya sekitar 1,5 ton/hektar.

Kalangan petani mengungkapkan keberhasilan gora sekarang ini ditunjang oleh curah hujan yang cukup dan tepat pada waktunya serta gairah yang menggebu-gebu dari rakyat untuk merubah nasib melalui pola tanam itu.

Diharapkan dengan penanaman dua kali setahun (musim hujan dan musim kemarau) petani dapat menanami lahan pertanian tanah glomusol hitam itu dengan palawija untuk meningkatkan pendapatan taraf hidupnya.

Setelah mengadakan temu wicara dengan petani Jenggik (Lombok Timur) dan Dasan Merce (Lombok Barat), Presiden dan rombongan kembali ke Mataram.

Malam harinya mengadakan pertemuan ramah-tamah dengan para alim ulama, pemuka pemuka masyarakat serta pejabat daerah.

Rabu pagi, dengan menggunakan dua buah pesawat F-27 TNI-AU, Kepala Negara dan rombongan didampingi Gubernur NTB sertapejabat lainnya menuju Bima untuk menghadiri panen gora di Desa Roi dan mengadakan temu wicara dengan masyarakat tani setempat.

Dari Bima Presiden dan rombongan kembali menuju "Selaparang" Iangsung ke Jakarta. (DTS).

Mataram, Angkatan Bersenjata

Sumber: ANGKATAN BERSENJATA (18/03/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 561-562.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.