PENDIDIKAN POLITIK UNTUK TINGKATKAN KESADARAN BERNEGARA

PRESIDEN TENTANG GENERASI MUDA :

PENDIDIKAN POLITIK UNTUK TINGKATKAN KESADARAN BERNEGARA

Presiden Soeharto mengemukakan, pendidikan politik untuk generasi muda adalah untuk menanamkan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berdasar Pancasila dan Undang Dasar 45, agar melalui proses itu kader2 bangsa Indonesia dapat lebih menyadari tanggung jawabnya, hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam proses pembangunan.

Pernyataan Presiden ini disampaikan oleh Menteri Muda Urusan Pemuda Abdul Gafur kepada wartawan, hari Rabu, selesai melapor kepada Presiden Soeharto mengenai hasil kerja Tim Pendidikan Politik untuk generasi muda di Bina Graha.

Menmud juga melapor tentang akan diselenggarakannya suatu Simposium Nasional tentang pendidikan politik untuk generasi muda, yang akan dibuka tanggal 22 Oktober 1981 di Jakarta oleh Menko Polkam Panggabean.

Menurut Gafur, konsep yang merupakan draft ke III sudah selesai dan diajukan kepada Presiden Soeharto hari Rabu.

Ia menyampaikan petunjuk Presiden Soeharto bahwa dalam memberikan pendidikan politik kepada generasi muda pertama2 harus mantap dan yakin terhadap ideologi bangsa, yakni Pancasila.

Presiden juga menekankan bahwa Pancasila bukan suatu ideologi sebagai sintes2 daripada ideologi lain, tetapi Pancasila benar2 berasal dari kodrat budaya bangsa kita sendiri.

Generasi muda harus betul2 yakin akan ideologi bangsa ini. Kalau sudah yakin dan mantap, maka generasi muda perlu diberikan referensi/pandangan ideologi2 negara2 lain, berbagai bahan perbandingan.

Apabila selesai melalui proses pendidikan ini, kaum muda Indonesia akan sampai pada kesimpulan bahwa Pancasila adalah satu2nya dasar dan ideologi bangsa Indonesia, demikian Abdul Gafur.

Menmud Urusan Pemuda mengemukakan pula bahwa tim pendidikan politik untuk generasi muda tersebut telah melakukan kegiatan2 antara lain mengadakan pertemuan dengan staf Menko Polkam, staf BP-7, pertemuan2 dengan para politisi, Parpol, Golkar dan per temuan2 di berbagai daerah yaitu di Ujungpandang, Medan, Bandung dan Yogyakarta. Mereka mengadakan pertemuan2 dengan unsur2 perguruan tinggi, mahasiswa dan pemuda.

Abdul Gafur membantah simposium ini dikatakan sebagai "de-politisasi". Ia mengatakan, dengan adanya simposium ini akan diberikan pendidikan politik secara etis dan normatif, agar para generasi muda memaharni UUD 45, Pancasila, berkesadaran hukum dan disiplin.

Untuk ini harus ada standar berpijak yang sama, katanya. Yang penting, untuk menanamkan kesadaran generasi muda dalam berbangsa dan bernegara, tambahnya.

Simposium nasional tersebut diselenggarakan dalam rangka Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pemuda ke-53, yang akan diikuti oleh unsur2 pemerintahan, unsur DPR, kekuatan sosial, generasi muda dan tokoh2 pendidik. (DTS)

Jakarta, Suara Karya

Sumber : SUARA KARYA (01/10/1981)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 617-618.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.