PRESIDEN SOEHARTO AKAN BERTEMU DENGAN PARA IRJEN

PRESIDEN SOEHARTO AKAN BERTEMU DENGAN PARA IRJEN

Presiden Soeharto bulan Agustus ini akan mengadakan pertemuan secara menyeluruh dengan para lrjen dari semua instansi pemerintah. Tanggal yang pasti belum ditentukan tetapi dalam kesempatan itu, Presiden akan minta kepada para Irjen agar fungsi pengawasan diefektifkan sebagai salah satu fungsi manajemen.

Hal tersebut dikemukakan Menteri PPLH (Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup) Emil Salim Sabtu siang kepada pers di Bina Graha selesai melapor kepada Kepala Negara.

Menteri Emil Salim menolak pendapat yang dikemukakan bahwa diselenggarakannya pertemuan antara para Irjen dengan Presiden, karena ia "tidak mampu" menghadapi atau meyakinkan para Irjen agar benar2 melaksanakan fungsinya sebagai pengawas. Menilai tentang pelaksanaan pengawasan itu sendiri menurut Menteri saat ini sudah berjalan dengan baik.

Selain itu pula dalam waktu dekat akan dicoba suatu sistim pengawasan atasan langsung sampai ke daerah2 dan dalam hubungan ini. Departemen Perdagangan dan Koperasi sudah mulai melakukannya sebagai pionir.

Menjawab pertanyaan bahwa kredibilitas pengawasan oleh sementara kalangan dinilai belum mantap, Menteri mengemukakan "belum juga ada data yang mengatakan kredibilitas pengawasan itu menurun".

Dikemukakan, kredibilitas itu sifatnya kualitatif. Karenanya sulit untuk menilai atau diterjemahkan kepada masyarakat dalam bentuk angka2.

Ditanya apakah ada lrjen yang "kebal", Menteri mengelak menjawabnya langsung, kecuali mengatakan bahwa Irjen adalah pembantu Menteri sedang Menteri adalah pembantu Presiden.

"Dan departemen manakah yang paling berat?", tanya wartawan, yang dijawab Menteri dengan, "sayang tidak ada kilogramnya."

Mengenai sejauh mana hasil pemeriksaan oleh instansinya terhadap 200 perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan seperti janji Menteri tempo hari hasil pemeriksaan itu akan diumumkan bulan Mei 1982, Menteri Emil Salim menjelaskan hasil pemeriksaan itu sudah disampaikan kepada Menteri Keuangan Karena Menteri ybs yang berwenang mengambil langkah2 selanjutnya.

Sekalipun begitu dalam mimik yg sukar ditebak apakah ia berseloroh atau serius, Menteri menambahkan bahwa dari hasil pemeriksaan terhadap 200 BUMN itu, dapat disimpulkan "darah tinggi merupakan penyakit yang paling banyak diidap oleh pemimpin2 perusahaan”.

Wartawan juga menanyakan sejauh mana pemeriksaan terhadap kasus uang Rp. 4 miliar milik BPPTanjung Priok. Tetapi Menteri mengemukakan bahwa "yang memegang bola dalam kasus itu adalah pihak Opstib".

"Nah kalau begitu apakah bolanya dijemput atau pak Emil menunggu bola", tanya wartawan.

"Kita kerja sama. Pokoknya kita pakai sistim total football, "jawab Menteri dalam bahasa sepakbola.

Kepada Presiden Soeharto juga dilaporkan tentang keprihatinan dunia pada umumnya dewasa ini atas gejala kemerosotan oleh pemimpin2 dunia dalam masalah lingkungan hidup.

Karena itu dipandang perlu untuk menggugah kembali kemorosotan perhatian itu, sebagai suatu komitmen politik, para pemimpin2 dunia, demikian Menteri PPLH. (RA)

Jakarta, Sinar Harapan

Sumber: SINAR HARAPAN (02/08/1982)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VI (1981-1982), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 753-754.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.