Presiden Soeharto: Perkembangan Indo-Cina Perkokoh Idiologi Nasional Indonesia
(Adakan Pembicaraan dengan Gerald Ford di Camp David)[1]
SABTU, 05 Juli 1975, Presiden Soeharto dan rombongan, pagi ini berangkat dari Ottawa menuju Toronto, sekitar 300 mil di selatan ibukota Kanada itu. Di kota ini Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan para pengusaha Kanada. Dalam pertemuan tersebut, Kepala Negara antara lain menghimbau mereka untuk menanamkan modal mereka di Indonesia. Usai pertemuan, pada jam 10.00 waktu setempat, Presiden dan rombongan terbang menuju Amerika Serikat untuk suatu kunjungan selama lebih kurang lima jam.
Setiba di pangkalan udara Andrews, dekat Washington, siang ini, Presiden Soeharto meneruskan perjalanan ke Camp David untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat, Gerald Ford. Pembicaraan itu berkisar pada masalah hubungan bilateral, situasi di Indo-Cina akhir-akhir ini, serta persoalan energi dunia. Menyangkut hubungan bilateral, kedua pemimpin itu telah membahas masalah bantuan keamanan dan ekonomi Amerika Serikat kepada Indonesia. Kepada Presiden Soeharto, Presiden Ford menegaskan lagi pandangan Amerika Serikat yang menganggap Indonesia mempunyai posisi penting dalam usaha perdamaian dan stabilitas Asia Tenggara dan Asia. Oleh karena itu Amerika Serikat akan melanjutkan bantuan keamanan dan ekonominya kepada Indonesia.
Siang ini, sesudah pembicaraan tersebut, Presiden Ford menjamu Presiden Soeharto dan rombongan. Dalam kata sambutannya, Kepala Negara Amerika Serikat itu mengatakan bahwa Presiden Soeharto merupakan sahabat yang bijak dan penting bagi negaranya. Ia menilai Presiden Soeharto sebagai telah berhasil membuat kemajuan besar bagi negara dan rakyat Indonesia dalam pembangunan.
Dalam pidato balasannya, Presiden Soeharto mengatakan bahwa perubahan-perubahan cepat yang terjadi di Indo-Cina telah mendorong Indonesia untuk memperkokoh idiologi nasionalnya dan menggalakkan persatuan bangsa. Ditambahkannya pula bahwa hanya dengan cara yang demikian memungkinkan Indonesia untuk menghadapi tantangan-tantangan.
Pukul 16.00 waktu setempat, Presiden Soeharto dan rombongan meninggalkan Camp David kembali ke pangkalan udara Andrews. Selanjutnya, Kepala Negara dan Rombongan bertolah ke Tokyo untuk memulai kunjungan dua hari di Jepang. (AFR).
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978“, hal 264-265. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin, diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta tahun 2003.