JANGAN HANYA PANDAI BERPRODUKSI, TAPI HARUS MAMPU MENJUALNYA

JANGAN HANYA PANDAI BERPRODUKSI, TAPI HARUS MAMPU MENJUALNYA

PRESIDEN KEPADA PENGUSAHA INDUSTRI :

Para pengusaha industri dalam negeri hendaknya tidak hanya pandai memproduksi, tetapi juga pandai berupaya menjualnya. Sehingga hasil-hasil produksinya dapat dipasarkan.

Selain itu mereka perlu pula memperhatikan pelayanan purna jual (after sales service) kepada konsumen, baik berupa persediaan suku cadang, perbengkelan dan sebagainya.

Presiden Soeharto memintakan hal itu sewaktu menyaksikan pameran khusus industri permesinan dan logam dasar dalam negeri di halaman Bina Graha Kamis kemarin.

Menyinggung pasaran produksi tersebut, Menteri Muda Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) Ir Ginanjar Kartasasmita yang juga menyaksikan pameran mengatakan, para produsen dalam mencari pasaran, jangan hanya berorientasi kepada pemerintah saja, tetapi juga kepada masyarakat luas.

"Pemerintah memang pembeli terbesar, seperti Departemen Pertanian, Pekerjaan Umum dan sebagainya. Tetapi produsen tidak boleh hanya bergantung kepada pemerintah saja. Mereka juga harus bisa membaca keinginan masyarakat," ujarnya.

Dikatakan, pemerintah sudah rriemberi contoh menjadi pelopor untuk menggunakan produksi dalam negeri. Karena itu pemerintah juga harus bias mempelopori dan mendobrak pasaran. Untuk itu menurut menteri, perlu dipelajari organisasi pasar serta tata niaga yang belum dikuasai.

Perlindungan Produksi

Pameran kemarin menampilkan empat kelompok dalam negeri, yakni kelompok mesin perkakas, kelompok generator diesel, kelompok mesin dan alat pertanian serta kelompok alat konstruksi dan peralatan pertanian.

Pameran ini diikuti sekitar 21 perusahaan, antara lain PT Sumber Bahagia, PT Tjokro Bersaudara, PT Denyo Indonesia, PT Bakrie Brothers, PT Kubota Indonesia, PT Bama Bisma Indra, PT New Ruhaak dan PT Barata Indonesia.

Ada di antara hasil-hasil produksi dalam negeri tadi yang harganya lebih murah dari pada barang impor, tetapi ada juga yang lebih mahal karena jumlah produksinya masih kecil akibat barang produksi serupa dari impor masih banyak dipasaran.

Menmud Ginanjar mengatakan, untuk lebih mengembangkan produksi dalam negeri, sekarang ini sebuah tim yang diketuai Menteri Perdagangan sedang membahasnya.

Tim ini dilengkapi wakil dari beberapa departemen, dibawah koordinasi Menko Ekuin. Tim bertugas merumuskan kebijaksanaan guna melindungi produksi dalam negeri, tetapi tanpa merugikan konsumen.

Menurut Ginanjar, secara bertahap perlindungan terhadap produksi dalam negeri akan dikurangi sehingga lebih mampu bersaing, efisien dan akhirnya mampu ekspor.

"Semua barang yang dipamerkan ini sedang dibahas dan dirumuskan untuk dicarikan mekanisme perlindungannya," tambahnya.

Turut menyaksikan pameran kemarin antara lain Menko Ekuin/Pengawasan Pembangunan Ali Wardhana, Menteri Keuangan Radius Prawiro, Menteri Perindustrian Hartarto, Menteri PU Sujono Sosrodarsono serta Menteri Sekretaris Negara Sudharmono SH. (RA)

Jakarta, Kompas

Sumber : KOMPAS (01/09/1983)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 312-313.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.