DUNIA MAJU YANG KITA INGINKAN MASIH JAUH DARI KENYATAAN

DUNIA MAJU YANG KITA INGINKAN MASIH JAUH DARI KENYATAAN

PRESIDEN SUHARTO :

Dunia baru yang kita inginkan masih jauh dari kenyataan. Bahaya perang nuklir bukannya berkurang, malahan berkembang ke arah tingkat makin gawat. Resesi ekonomi dunia belum menunjukkan tanda-tanda yang meyakinkan kapan akan berakhir.

Segala ketimpangan, ketidakadilan dan ketidakstabilan dunia berakar pada tatanan lama yang sudah tidak sesuai lagi dengan peradaban dan tuntutan kehidupan umat manusia sekarang. Demikian pidato Presiden Suharto pada pembukaan Konperensi Menteri2 Penerangan Negara2 Non Blok di Balai Sidang Senayan pada Kamis kemarin.

Menurut Presiden, bagi Indonesia berada dalam Gerakan Non Blok sudah merupakan suatu keyakinan. Sebab Pembukaan Undang-Undang Dasar R.I. dengan penuh khidmad mengamanatkan kepada bangsa Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Tatanan dunia baru yang kita cita-citakan hanya akan terwujud jika kita berbuat secara nyata untuk merubah tatanan lama yang kita rasakan tidak adil dan tidak menjamin negara-negara nonblok dan negara-negara berkembang untuk mampu membangun dirinya.

Dalam mengadakan perombakan itu kita perlu bersikap realistik tanpa kehilangan arah pada cita-cita kita semula. Yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga agar gerakan kita ini tetap merupakan kekuatan moral, yang menurut pengalaman ternyata merupakan kekuatan yang tak ternilai besarnya.

Gerakan Non Blok tidak menggantungkan diri pada salah satu kekuatan besar dunia, melainkan mengandalkan pada keyakinan dan kekuatannya sendiri.

Sebagai kelengkapan penting dari usaha perombakan tatanan dunia di bidang politik dan ekonomi, adalah terciptanya Tata Informasi dan Komunikasi Dunia Baru yang kini dibahas bersama.

Banyak sudah dibicarakan mengenai perlunya Tata Informasi dan Komunikasi Dunia Baru itu. Sekilas gambarannya menunjukkan ketimpangan yang merupakan bagian dari pola umum ketimpangan dunia di segala sektor.

Di sini pun negara-negara industri maju berada pada posisi unggul yang sayang dalam arti yang tidak selamanya positif. Keunggulan teknologi dan manajemen informasi dan komunikasi perlu diakui secara jujur dan kita jadikan dorongan untuk mengejar ketinggalan. (RA)

Jakarta, Business News

Sumber : BUSINESS NEWS (27/01/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 526-527.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.