PRESIDEN : PERS NASIONAL PERLU TINGKATKAN KONTROL SOSIAL
Pers nasional perlu terus meningkatkan peranan kontrol sosial yang konstruktif, serta menampung dan menyalurkan perasaan-perasaan yang timbul dalam masyarakat.
Hal tersebut ditandaskan Presiden Soeharto dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Menko Polkam H. Surono pada peringatan hari Pers Nasional (HPN) II sekaligus pembukaan pameran pers HPN II di kampus Universitas Gajah Mada (UGM) Bulaksumur, Yogyakarta, Minggu.
Pada upacara yang dihadiri oleh Menteri Penerangan Harmoko, Menmud Urusan Peningkatan Produksi Pangan Dr. Wardoyo, Duta Besar dari berbagai negara sahabat dan pejabat tinggi pemerintah serta manggala pers dari berbagai daerah di Indonesia.
Presiden mengingatkan bahwa kita selalu berkepentingan atas keberhasilan pers nasional dalam mengembangkan kebebasan yang bertanggung jawab yang diletakkan atas landasan Pancasila dan Undang-undangDasar 1945.
“Kita semua merasa lega karena pers nasional sendiri telah menetapkan pers Pancasila sebagai identitas pers Indonesia” tandas kepala negara.
Menurut Presiden, “Kita semua berharap seluruh jajaran pers nasional mampu menata kesiapan mental ideologi masing-masing agar dapat terus mengembangkan toleransi, sikap dan tingkah laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.”
Sebagai bangsa yang sedang membangun, “Kita memang memerlukan pers nasional yang mampu menjadi jembatan yang kukuh bagi berkembangnya komunikasi sosial dalam arti yang seluas-luasnya, komunikasi yang penuh ketulusan, keterbukaan dan semangat membangun.”
Melalui komunikasi yang demikian itu akan kita hindarkan segala bentuk kesalahpahaman atas kekurang pengertian antara satu golongan dan golongan lainnya dalam masyarakat kita yang majemuk.
Melalui komunikasi yang demikian sebaliknya akan dapat dikembangkan gagasan-gagasan baru yang segar yang memang diperlukan dalam mendorong lajunya pembangunan,” demikian Presiden.
Kesempatan Perhaharui Semangat
Lebih jauh Presiden mengingatkan bahwa peringatan hari Pers Nasional sekarang ini merupakan kesempatan yang baik untuk memperbaharui semangat pers nasional dalam memperbesar tanggung jawab dan perannya dalam membangun masyarakat Pancasila.
Seperti digariskan oleh GBHN 1983, “pembangunan yang kita laksanakan tidak lain mempakan pembangunan sebagai pers pembangunan yang mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.”
Dalam kerangka itu, demikian presiden, “Saya berharap agar seluruh jajaran pers nasional mampu menyerap dan meliput kegiatan pembangunan dan hasil-hasilnya guna diketahui rakyat diselumh wilayah tanah air, dengan demikian sekaligus membangkitkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.”
Presiden mencermati bahwa pers nasional telah memberi sumbangan yang positif dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang panjang dan pers nasional tidak saja menjadi sarana perjuangan yang ampuh, melainkan juga ikut memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam zaman perang kemerdekaan wartawan nasionalis dan pers nasional gigih beijuang untuk ikut menegakkan negara Republik Indonesia yang telah kita proklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Dalam masa pembangunan sekarang, pers nasional juga memberikan sahamnya dalam memberitakan kegiatan dan gerak pembangunan masyarakat serta giat meningkatkan motivasi rakyat dalam ikut serta secara aktif untuk membangun dirinya, demikian Presiden Soeharto. (RA)
…
Yogyakarta, Antara
Sumber : ANTARA (10/02/1986)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 616-618.