PRESIDEN LANTIK 14 DUBES RI BARU DUNIA MASIH TIDAK MENGGEMBIRAKAN
Anggota DPR David Napitupulu yang sehari-hari juga sebagai Wakil Sekjen DPP Golkar termasuk salah seorang diantara 14 Dubes RI yang dilantik Presiden Soeharto, Senin, di Istana Negara.
Ke-14 Dubes RI yang baru itu adalah David Napitupulu untuk Meksiko dan Kuba, Rusman untuk Australia, Yogi Supardi untuk Jepang, Nasrun Sahrun untuk Turki, Drs. Kusnadi Pudjiwinarto untuk Tunisia, Kobir Sasradipura untuk Bulgaria, HR. Enap Suratman untuk Cekoslowakia, Rony A Kurniadi untuk Tahta Suci Vatikan, Drs. Soewarno Danu Sutedjo untuk Brasil, Bolivia, Peru dan Kolombia, Teuku Mochammad Mochtar, Rachmat Thayeb untuk Ethiopia, Sanadji untuk Korea Utara, Ambyar Tamala untuk Polandia, Drs. Rachadi Iskandar untuk Italia dan Malta, Drs. Yudo Sumbono untuk Venezuela.
Dalam sambutannya Presiden Soeharto mengatakan, perkembangan situasi dunia saat ini masih diliputi oleh suasana yang tidak menggembirakan.
Persaingan antara kekuatan-kekuatan besar dunia masih berlanjut. Perlombaan persenjataan antara mereka belum reda sehingga masih merupakan ancaman bagi umat manusia.
Pada saat yang bersamaan juga dapat disaksikan konflik-konflik regional yang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian, bahkan di berbagai kawasan konflik-konflik itu justru makin membesar.
Situasi ekonomi dunia, kata Presiden Soeharto, juga belum memberikan gambaran yang menggembirakan. Di satu pihak, negara-negara yang sedang membangun masih menghadapi persoalan-persoalan berat seperti menurunnya arus dana yang diperlukan untuk pembangunan, masalah-masalah hutang, merosotnya harga komoditi ekspor dan belum stabilnya harga minyak.
Di lain pihak negara-negara industri maju terus meningkatkan proteksi. “Karena itu kita masih harus mengemudikan jalannya pembangunan dengan penuh hati-hati dan kewaspadaan,” kata Presiden.
Bebas Aktif
Untuk mampu melanjutkan pembangunan, kata Presiden, Indonesia harus berhasil mengambil langkah-langkah yang telah ditetapkan seperti peningkatan ekspor nonmigas, peningkatan arus wisatawan dan menarik penanaman modal.
Peningkatan ekspor nonmigas dan peningkatan arus wisatawan menurut Presiden, penting dalam rangka meningkatkan pendapatan devisa dan membuka lapangan kerja baru.
”Kita masih memerlukan aliran modal dari luar negeri dalam rangka mempercepat jalannya pembangunan agar kita benar-benar dapat menciptakan kerangka landasan di bidang ekonomi dalam Repelita IV ini untuk kita mantapkan dalam Repelita V,” kata Presiden.
Pada bagian lain sambutannya Presiden juga mengingatkan bahwa politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif terasa makin tepat saat ini, pada saat dunia sedang menghadapi berbagai gejolak dan tantangan berat. (RA)
…
Jakarta, Suara Karya
Sumber : SUARA KARYA (01/09/1987)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 226-227.