TANGGAPAN MPR TENTANG RELEVANSI GBHN 1987

TANGGAPAN MPR TENTANG RELEVANSI GBHN 1987

 

 

Golongan Karya (Golkar) menilai, bahwa Bab I-II-III GBHN 1983 masih relevan dengan kondisi sekarang dan karenanya Golkar sependapat dengan saran Presiden Soeharto untuk memasukkan kembali ketiga bab tersebut ke dalam GBHN 1988 mendatang.

Akbar Tanjung, Wakil Sekjen DPP Golkar mengemukakan hal tersebut di Jakarta hari Kamis menanggapi saran Presiden Soeharto yang diucapkan dalam pidatonya pada upacara pengambilan sumpah/janji para anggota DPR/MPR hasil Pemilu 1987.

Dalam kesempatan itu Presiden menyarankan kepada MPR untuk mempertimbangkan agar Bab I-II-III GBHN 1983 yang antara lain memuat pola dasar pembangunan nasional dan pola umum pembangunan jangka panjang tetap menjadi bagian dari GBHN 1988 mendatang.

Mengenai konsep dan pemikiran untuk bab-bab selanjutnya menurut Akbar Tanjung, Golkar sudah memiliki dan mempersiapkannya untuk pada waktunya disampaikan secara resmi kepada Badan Pekerja MPR.

“Pokoknya kita tetap sepakat dan berpendapat bahwa Bab I-II-III tersebut akan kita pertahankan,” kata Akbar Tanjung seusai pengambilan sumpah/janji para anggota DPR/MPR di gedung DPR-MPR Senayan, Jakarta hari itu.

Sementara itu Ketua Umum DPP-PPP Dr. H.J. Naro menegaskan, Partai Persatuan Pembangunan masih akan mempertimbangkan usul Presiden Soeharto sekitar rancangan GBHN 1988.

Menanggapi pidato Presiden Soeharto pada pelantikan anggota DPR/MPR di Jakarta Kamis, Naro menyebutkan, pihaknya masih akan mempertimbangkan, karena PPP juga memiliki konsep sendiri tanpa menjelaskannya lebih jauh.

Presiden Soeharto menyebutkan bahwa dalam perspektif pembangunan bangsa kita dalam jangka panjang, dewasa ini tidak ada perkembangan strategi baru yang mengharuskan kita merubah kesepakatan nasional itu.

“Dengan kata lain, saya mempertimbangkan kepada majelis agar bab I bab II dan bab III GBHN 1983, yang antara lain memuat pola dasar pembangunan nasional dan pola umum pembangunan jangka panjang, tetap menjadi bagian dari GBHN 1988 ,” demikian Presiden Soeharto.

“Kita kan belum turun ke gelanggang, tunggu deh, sabar saja” kata Naro.

Pada bagian lain, J. Naro juga mengatakan, PPP mendukung sepenuhnya calon ketua DPR/MPR Kharis Suhud, yang merupakan calon ketua dewan dan majelis dari Golkar.

PPP, katanya tidak memiliki calon untuk kepemimpinan dewan tersebut namun mengelak ketika wartawan mendesaknya untuk menjawab pertanyaan bahwa PPP mengincar posisi wakil ketua dewan.

“Kita lihat semua nanti, deh,” demikian komentar pimpinan PPP itu.

Menanggapi pidato Presiden Soeharto, Ny. Ir. Tati Sumiarno anggota DPR dari FKP mengatakan, ia terkesan atas ungkapan Presiden tentang pentingnnya peranan manusia dalam pembangunan Indonesia.

Dalam pidatonya Presiden mengatakan, dari pengalaman pembangunan bangsa­bangsa lain menunjukkan pentingnya peranan manusia dalam pembangunan.

Sementara itu, wartawan yang menemui Ny. Megawati Kimas Fachruddin, akhimya kecewa, karena puteri mendiang Presiden pertama RI itu tidak bersedia memberikan komentar sepatah kalimat pun. (RA).

 

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (01/10/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 254-255.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.