MENHUB: KOMPONEN LOKAL BANDARA SOEKARNO HATTA

MENHUB : KOMPONEN LOKAL BANDARA SOEKARNO HATTA

 

 

PENGGUNAAN komponen dalam negeri (local content) dalam pembangunan tahap kedua Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta akan jauh lebih besar dibanding pembangunan tahap pertama dulu, kata Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin.

Setelah melapor kepada Presiden Soeharto di Bina Graha Senin, Menhub memberi contoh untuk persiapan dan perencanaan tahap kedua ini 80 persen dikerjakan tenaga Indonesia, berarti Meningkat pesat dibanding tahap pertama dulu yang hanya 20 persen.

Dalam pembangunan tahap kedua itu 95,2 persen pekerjaan konstruksi akan dikerjakan tenaga Indonesia. sisanya baru oleh tenaga asing.

Pembangunan tahap kedua itu akan segera dilaksanakan, setelah kontrak bagian pertama ditandatangani akhir Desember Lalu.

Kontrak pembangunan bagian kedua diharap ditandatangani Mei 1987. Ia menjelaskan pembangunan tahap kedua itu meliputi pembuatan terminal lengkap dengan segala fasilitas penunjangnya. Terminal baru itu berdaya tampung sepuluh sampai 12 juta penumpang per tahun.

Menhub mengakui setelah dilakukan survei mengenai laju pertumbuhan pemakai jasa di Soekarno-Hatta ternyata pertumbuhannya lebih kecil dari yang diperkirakan semula.

Sepuluh tahun lalu, sebelum tahap pertama dibangun, diperkirakan pemakai jasa pada bandara itu mencapai sembilan juta orang per tahun pada 1987/88 sehingga tahap pertama dibangun dengan kapasitas sejumlah itu.

Namun karena berbagai sebab, antara lain resesi ekonomi, maka perkiraan tersebut meleset. Kini diperkirakan jumlah Sembilan juta pemakai jasa itu baru dapat dicapai tahun 1990.

Lebih Banyak

Atas pertanyaan wartawan, Menhub menjelaskan pembangunan tahap kedua bagian satu dan dua diharapkan rampung tahun 1991.

Mengenai pembiayaan, Roesmin mengatakan sebagian besar berasal pinjaman Perancis pinjaman yang sudah ditandatangani meliputi jumlah 800 juta Franc Perancis.

Pemerintah Indonesia sendiri akan mengeluarkan dana dari anggaran negaranya.

Menurut Menhub, pemerintah Indonesia mengharapkan Perancis agar bersedia memberikan prsentase pendanaan lebih besar bagi tahap kedua itu, dibanding tahap pertama dulu.

“Pada tahap pertama dulu perbandingan dana adalah 60 dari Perancis dan 40 dari Indonesia (dana rupiah). Pada tahap kedua ini sedang diusahakan pendanaan Perancis lebih besar lagi, dengan mengambil lebih banyak porsi rupiah”, kata Roesmin Nurjadin. (RA)

 

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (05/01/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 335-336.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.