MENAKER : KESELAMATAN KERJA ASEAN DI BRUNEI
Indonesia dalam sidang para menteri perburuhan ASEAN di Brunei Darussalam ditunjuk menjadi pusat latihan (PUSLAT) keselamatan dan kesehatan kerja (working condition and enviroment) se-ASEAN, kata Menteri Tenaga Kerja Sudomo hari Rabu.
Setelah melaporkan hasil-hasil sidang yang berlangsung 24 sampai 27 Nopember lalu itu kepada Presiden Soeharto, Menteri Sudomo menjelaskan kepada wartawan di Bina Graha Jakarta bahwa rencana pendirian pusat latihan itu akan dikaitkan dengan program Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan Badan PBB untuk Program Pembangunan (UNDP) yang selama ini banyak membantu pengembangan bidang ketenagakerjaan.
Dalam sidang di Bandar Seri Begawan itu, kata Sudomo, para menteri perburuhan ASEAN melihat pentingnya sekarang ini mendorong pengembangan sektor informal sebagai penyedia lapangan kerja, mengingat perkembangan usaha-usaha formal selama beberapa tahun ini amat lambat.
Tahun 1988 sidang para menteri perburuhan ASEAN itu akan berlangsung di Jakarta. Sidang tersebut dinilai penting sebagai wadah pembahasan peningkatan kerjasama antar negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Pilipina, Thailand, Singapura dan Brunei Darussalam).
Sejalan dengan pemikiran para menteri perburuhan ASEAN itu Indonesia akan lebih kuat mendorong perkembangan usaha-usaha menengah dan kecil, yang dikenal sebagai sektor informal, sebagai penyedia lapangan kerja.
“Kenyataan menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen angkatan kerja di Indonesia berada di sektor informal. lni menunjukkan betapa potensial sektor ini untuk dikembangkan terus”, kata Sudomo.
Untuk memberikan dasar hukum lebih kuat bagi pembinaan sektor informal itu, kata Sudomo, akan dikeluarkan suatu Instruksi Presiden mengenai hal itu.
Pada dasarnya, ujar menteri, pembinaan itu dilakukan masing-masing gubernur/kepala daerah yang ditunjang oleh 16 departemen dan instansi yang ada kaitannya.
Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 1986, terungkap bahwa dari 9.275.864 perusahaan yang didaftar ternyata 98,54 persen tidak berbadan hukum yakni perusahaan kecil atau sektor informal.
Proyek Percontohan
Sejumlah proyek percontohan di bidang pengembangan sektor informal telah dibentuk dan menunjukkan perkembangan menggembirakan, kata Sudomo.
Mengenai perkembangan ketenagakerjaan dalam 1987, Sudomo mengatakan tetap optimis akan ada peluang, peluang yang dapat diterobos untuk meluaskan lapangan kerja, meskipun dalam dua tahun terakhir ini pertumbuhan ekonomi dan dunia usaha mengalami kelesuan.
Ditanya soal pengangguran, Sudomo mengatakan jumlah penganggur potensial dalam tahun 1986 mencapai 3,23 juta orang atau 4,68 persen dari angkatan kerja di Indonesia.
“Persentase tingkat pengangguran ini lebih rendah dibanding misalnya Amerika Serikat 7, 1 persen dan Inggeris 11,6 persen”, kata Menaker.
Dari jumlah pekerja 65,7 juta orang di antaranya bekerja di bidang pertanian 54,12 persen, bidang jasa 14,63 persen, perdagangan 14,55 persen dan industri 7,62 persen. (RA)
…
Jakarta, Antara
Sumber : ANTARA ( 07/01/1987)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 358-360.