PRESIDEN : JANGAN MUDAH TERGONCANG OLEH EKONOMI DUNIA
Denpasar, Antara
Presiden Soeharto mengingatkan semua pihak agar terus memperkuat struktur ekonomi, dan tidak mudah tergoncang oleh perkembangan ekonomi dunia yang masih serba tidak menentu.
Peringatan Kepala Negara ini dibacakan Menko Ekuin dan Pengawasan Pembangunan, Prof. Dr. Ali Wardhana pada pembukaan kongres ke-10 Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di hotel Nusa Dua Beach, Bali, hari Senin.
Presiden mengatakan, berbagai perkembangan ekonomi dunia dalam beberapa tahun terakhir telah sangat mempengaruhi ekspor Indonesia, terlebih lagi fluktuasi harga minyak bumi yang sulit diduga.
Sebagai negara yang menganut sistem ekonomi terbuka, demikian kata Presiden, “tidak bisa tidak kita akan terpengaruh oleh berbagai perkembangan dunia, saat perkembangan itu membaik ataupun sebaliknya.”
Sistern perekonomian yang terbuka mengharuskan Indonesia berusaha sekuat tenaga untuk meningkatkan penerimaan devisa melalui ekspor yang beraneka ragam.
Jika ada perkembangan yang tidak menggembirakan pada ekspor salah satu komoditi, misalnya minyak bumi, maka perekonomian Indonesia tidak akan mengalami kelesuan.
Oleh sebab itu, usaha yang terus menerus harus kita lakukan ialah memperluas dan memperbesar ragam ekspor non migas, dengan memproduksi barang ekspor yang menghasilkan nilai tambah lebih besar, kata Soeharto.
Dengan demikian, selain meningkatkan devisa negara, usaha ini juga akan memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan penghasilan masyarakat.
“Kita semua merasa berbesar hati karena dalam beberapa tahun terakhir ini, terlihat bahwa nilai, jumlah dan jenis barang ekspor kita meningkat,baik barang-barang hasil industri, pertanian maupun jasa-jasa seperti pariwisata,” tambah Kepala Negara.
Presiden yakin, dengan usaha yang terns menerus dan dengan memperbaiki segala kelemahan yang masih ada, kita dapat membangun landasan yang kuat di bidang ekonomi.
Seimbang dan Mantap
Presiden Soeharto menegaskan, banyak kemajuan penting telah dicapai dalam bidang ekonomi, misalnya swasembada beras di sektor pertanian.
Di sektor industri, kemajuan itu tampak pada sumbangan industri yang makin membesar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun dalam penerimaan ekspor.
Sektor lain juga mengalami kemajuan menggembirakan, antara lain sektor perdagangan, perhubungan dan pariwisata. Kemajuan itu memberikan keyakinan bahwa landasan yang kuat dalam perekonomian Indonesia bukan tidak mungkin bisa dicapai.
Ia mengingatkan, landasan bidang ekonomi yang kokoh dan mantap yang telah disiapkan kerangkanya pada Pelita IV harus tercipta pada Repelita V.
“Kita mempunyai cukup waktu untuk terus memperbaiki struktur perekonomian kita dengan berbagai upaya, agar makin seimbang dan mantap, sehingga kita dapat mewujudkan dan mengembangkan sektor industri dan pertanian yang kokoh, sebagai pancangan untuk tinggal landas mewujudkan masyarakat adil dan makmur,” tegas Kepala Negara.
Banyak pikiran, tenaga, waktu dan dana yang telah dicurahkan, sehingga mencapai kemajuan dalam berbagai bidang sampai sekarang. Pemerintah akan terus memberi rancangan agar kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat dapat bangkit, bergairah dan berperanan semaksimal mungkin dan sebaik-baiknya dalam pembangunan.
Presiden Soeharto mengingatkan para sarjana ekonomi Indonesia supaya berperan aktif dalam pembangunan dan mampu memberikan saran-saran konstruktif dalam rangka mengembangkan lebih Ianjut kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi.
Ketua umum pengurus pusat ISEI, Dr. Arifin M. Siregar melaporkan, kongres yang berlangsung sampai 9 September itu diikuti 600 peserta, akan melakukan pula pemilihan pengurus baru.
Menurut Arifin, kongres ini juga bertujuan memperoleh masukan yang akan disumbangkan bagi penyusunan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Hasil kongres akan dilaporkan kepada Presiden.
Pada kongres ini akan diajukan 21 makalah, antara lain sebagai penyaji Prof. Dr. Widjono Nitisastro tentang “perkembangan dan prospek perekonomian Indonesia”, Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo tentang “perkembangan dan pengembangan pengajaran ilmu ekonomi”, Prof. Dr. Suhadi Mangkusuwondo tentang “perkembangan dan pengembangan ilmu ekonomi” serta Wisber Loeis dengan topik “perkembangan dan prospek ASEAN”.
Acara pembukaan kongres dihadiri anggota senior ISEI, antara lain Menteri Perencanaan Pembangunan/Ketua Bappenas Prof. Dr. J.B. Soemarlin, Meneg KLH. Emil Salim, Menteri Keuangan, Radius Prawiro, Menteri Perdagangan, Rachmat Saleh dan Menteri Pertambangan dan Energi, Soebroto. (LS)
Sumber: ANTARA (07/09/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 526-528.