TEMU WICARA PRESIDEN SOEHARTO DI LOMBOK NTB
Mataram, Antara
Presiden Soeharto mengemukakan pentingnya kerjasama antara petani sebagai produsen, pedagang sebagai penjual jasa distribusi dan masyarakat konsumen, agar sistem ekonomi.” Kalau kerjasama itu berhasil, itulah sistem ekonomi Pancasila yang merupakan usaha bersama dan bersifat kekeluargaan. Semua hams menikmati manfaat sebesar-besarnya untuk kemakmuran bersama,”ujar Kepala Negara dalam temu wicara dengan sejumlah petani bawang putih di desa Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat hari Kamis.
Dalam percakapan sekitar 40 menit itu Presiden menekankan agar para petani menjadi anggota Koperasi Unit Desa (KUD) sehingga pengadaan sarana produksi terjamin serta hasil produksi mereka dipasarkan. melalui KUD supaya petani memperoleh harga yang lebih baik.
Ia menunjuk contoh, di kota-kota sekarang harga bawang putih antara Rp.4.000 sampai Rp.5.000/kg. Namun petani di Sembalun hanya mampu menjual bawang putihnya kepada pedagang perantara sekitar Rp.1.500/kg, sebab KUD belum mampu untuk menampung produksi petani. Jadi terdapat perbedaan yang besar antara harga yang diperoleh petani dengan harga di tingkat konsumen.
Desa Sembalun Lawang dan Sembalun Bumbung yang terletak di kaki Gunung Rinjani, sekitar 120 km utara Mataram (ibu kota Propinsi Nusa Tenggara Barat) merupakan penghasil bawang putih yang besar di Indonesia.
Hamparan tanaman bawang putih sekarang 640 hektar dengan tingkat produksi cukup tinggi, yaitu 20 hingga 30 ton bawang putih basah setiap hektar.
Berkat produksi bawang putih, dua desa yang berpenduduk 8.476 orang atau 1.877 kepala keluarga itu mencatat pendapatan per kapita Rp.1.128.451,39 berarti jauh lebih tinggi dibanding dengan pendapatan per kapita nasional Indonesia.
Bawang putih memang merupakan tanaman tradisional mereka. Namun baru tiga tahun initingkat produksi begitu tinggi, berkat penyuluhan dan birnbingan para petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian dengan menggalakkan pemakaian pupuk berirnbang, penanaman, pemberantasan hama dan pemberian zat perangsang tumbuh.
Dahulu , kata para petani kepada Presiden, dengan cara lama tingkat produksi mereka hanya sekitar lima ton per hektar.
Dalam temu wicara tersebut petani Sembalun memohon bantuan pemerintah untuk membangun dan memperbaiki sistern irigasi di daerahnya supaya areal tanaman bawang putih bisa diperluas.
Dalam kunjungan kerja sehari di NTB itu Presiden memelopori panen raya bawang putih di Sembalun, ditandai dengan pemukulan kul-kul (sejenis kentongan khas NTB) dilanjutkan dengan pencabutan bawang putih di hamparan sawah. Ibu Tien dan Ibu Umarjuga turut dalam pemetikan simbolis itu, disaksikan ribuan rakyat setempat.
Kemudian di kota Mataram, Presiden Kamis siang meresmikan laboratorium yang memproduksi reagensia hepatitis B, bahan untuk mengetes penyakit hepatitis yang selama ini masih diimpor.
Menteri Pertanian Achmad Affandi dalam sambutannya di Sembalun mengatakan bahwa produksi bawang putih di Indonesia tahun lalu tercatat 64.329 ton dari areal 15.061 hektar.
Sumber: ANTARA(15/10/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 557-558