JEMAAH HAJI INDONESIA DITAHAN DI ARAB SAUDI

JEMAAH HAJI INDONESIA DITAHAN DI ARAB SAUDI

Jakarta, Antara

Menteri Agama Munawir Sjadzali mengungkapkan, dewasa ini lk. 500 jemaah umrah Indonesia ditahan pihak keamanan Arab Saudi, karena melanggar ketentuan di negara tersebut.

Berbicara dengan wartawan di Bina Graha Jakarta Sabtu, setelah melapor kepada Presiden Soeharto mengenai penyelengaraan jemaah haji Indonesia tahun ini, Menteri selanjutnya mengatakan, mereka yang ditahan itu adalah korban ulah para calo biro perjalanan Indonesia yang memberangkatkan mereka ke Arab Saudi.

Pemerintah Indonesia baru-baru ini telah mencabut izin usaha dari lima biro perjalanan yang telah memberangkatkan jemaah umrah ke Arab Saudi.

Sekarang ada 19 biro perjalanan untuk jemaah umrah dan yang dicabut izinnya baru lima biro, ia menambahkan. Menteri menghimbau masyarakat agar berhati-hati dalam memilih biro perjalanan supaya tidak menjadi korban calo umrah dan dewasa ini sekitar 10.000 jemaah umrah Indonesia berada di Arab Saudi.

Mengenai angkutan haji tahun ini, ia mengatakan Garuda menyiapkan dua pesawat Jumbo Boeing 747 dan empat DC-10, sementara jumlah jemaah haji tahun ini berkisar  56.000-57.000 orang sedangkan tahun lalu 57.524 orang.

Rombongan pertama jemaah  haji akan diberangkatkan 2 Juli malam dari Jakarta, Surabaya dan Ujungpandang, sedangkan dari Medan 3 Juli dinihari.

Kelompok terbang terakhir calon jemaah haji diberangkatkan dari Indonesia 29 Juli, kata Menteri kepada Presiden.

Ia melaporkan pula mengenai rencana sidang ke-7 dari Komisi Penyatuan Kalender Hijriah yang akan dilangsungkan di Jakarta 29-30 Juni mendatang ini.

Pertemuan itu akan dibuka Menko Kesra di Departemen Agama dan Selasa pagi para peserta sidang dari 16 negara itu akan diterima Presiden Soeharto di lstana Merdeka, kata Menteri.

Komisi Penyatuan Kalender Hijriah itu dibentuk tahun 1978 yang merupakan badan khusus dari Organisasi Konperensi Islam yang anggotanya terdiri atas 10 negara, aljazair, Arab Saudi, Bangladesh, Indonesia, Irak, Kuwait, Mesir, Qatar, Tunisia dan Turki.

Sumber: ANTARA (27/06/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 646-647

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.