MENDIKBUD AKAN RANGSANG KADIN BANGUN SEKOLAH
Jakarta, ANTARA
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan menyatakan, pihaknya akan melakukan pendekatan terhadap Kamar Dagang dan Industri untuk merangsang para pengusaha besar membangun Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP) untuk mengatasi masalah melonjaknya jumlah lulusan sekolah dasar.
“Pemerintah akan gembira apabila swasta ikut ambil bagian dalam pendidikan tingkat menengah, karena daya tampungnya sudah tidak sesuai lagi dengan jumlah lulusan sekolah dasar”, kata Mendikbud kepada wartawan, setelah melapor kepada Presiden Soeharto di Bina Graha Jakarta, Rabu.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, katanya, akan memberi keleluasaan kepada pihak swasta untuk membuka sekolah menengah tersebut.
“Kami tidak berkeberatan bila ada swasta bereskperimen membuka sekolah kejuruan yang khas, misalnya sekolah khusus las (welding) atau khusus pertukangan yang penting, lulusannya nanti memiliki keterampilan dasar”, ujar Fuad Hassan.
Ia menjelaskan, jumlah lulusan Sekolah Dasar (SD) dewasa ini meningkat pesat akibat diterapkannya wajib belajar sejak beberapa tahun lalu, sementara daya tampung SMTP relatif tetap atau perkembangannya lebih kecil.
Kalau hal itu dibiarkan, jumlah lulusan SD yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya akan semakin besar dan hal ini bisa menjadi masalah besar, karena anak lulusan SD itu belum bisa diharapkan bekerja.
Untuk mengatasi masalah ini dalam jangka pendek Depdikbud memberlakukan lagi “double shift” pada gedung-gedung SMTP, artinya gedung sekolah tersebut dipakai pagi dan sore hari.
Di samping itu, gedung-gedung SD yang hanya dipakai pagi akan digunakan untuk SMTP sore harinya.
“Mengenai penambahan tenaga gurunya, kami akan minta kepada IKIP agar mempersiapkan sesuai keperluan”, tambah Menteri.
Kualitas
Fuad Hassan juga mengungkapkan, pemerintah akan meningkatkan daya tampung pendidikan tinggi dengan cara penyelesaian proyek-proyek politeknik di berbagai daerah.
Ia mengakui, pemerintah dewasa ini belum merencanakan pembukaan universitas negeri baru, setidak-tidaknya dalam Repelita IV ini. Untuk universitas negeri, katanya, program yang akan dilakukan adalah peningkatan mutu.
“Mulai tahun depan semua perguruan tinggi negeri harus melakukan langkah konsolidasi, khususnya peningkatan mutu, antara lain dengan pengembangan kemampuan staf pengajar baik di dalam maupun luar negeri”, katanya.
Kepada para guru besar, Menteri, mengharapkan mereka disiplin dalam melaksanakan kewajiban mengajar dan “jangan selalu menyuruh asisten untuk memberi kuliah”, katanya.
Upaya lain untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi negeri adalah melakukan pendekatan serentak antara konsorsium dengan asosiasi profesi, misalnya antara Fakultas Kedokteran dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau antara Fakultas Ekonomi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).
Depdikbud juga akan menerbitkan buku panduan belajar dalam upaya lebih memperkenalkan pergurauan-perguruan tinggi yang selama ini belum luas dikenal para pelajar, seperti Akaderni Gizi, Akademi Perawat Gigi, Akademi Rontgen.
Sumber: ANTARA (21/01/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 661-662