MENTAM DALAM REPELITA 4 DI BANGUN 57 DEPO BBM
Langsa, Aceh, Antara
Sebanyak 57 depo bahan bakar minyak (BBM) dibangun dalam kurun waktu Repelita-IV, 49 diantaranya telah selesai pembangunannya, dalam upaya memperlancar penyalurannya bagi penunjang pertumbuhan perekonomian masyarakat, kata Menteri Pertambangan dan Enerji, Prof. Soebroto.
Dalam laporannya pada peresmian sejumlah proyek di lingkungan Pekerjaan Umum, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan depo BBM di Daerah Istimewa Aceh, yang dilakukan oleh Presiden Soeharto, Senin lalu di Langsa, Aceh Timur, 450 kilometer timur Banda Aceh , Subroto menambahkan, pembangunan depo tersebut sebahagian besar berada di luar pulau Jawa.
Salah satu di antaranya menurut Subroto, berada di Meulaboh, kabupaten Aceh Barat, dimaksudkan untuk membantu penyaluran BBM kepada masyarakat khususnya di Aceh, dan juga merupakan pengembangan dari depo yang ada di Aceh, seperti Krueng Raya, Sabang dan depo BBM Lhokseumawe.
Pada bagian lain Subroto mengungkapkan, semakin baiknya sarana perhubungan akhir-akhir ini, yang berakibat kepada peningkatan arus lalulintas kendaraan bermotor, juga membawa pengaruh kepada peningkatan penggunaan BBM, bagi mendorong pertumbuhan perekonomian dan memacu roda pembangunan.
Selain alat dan prasarana perhubungan tersebut, beberapa prasarana untuk menunjang kelancaran perekonomian pembangunan seperti listrik dan kegiatan industri juga menggunakan banyak BBM, sehingga dalam Pelita-IV ini diupayakan menghilangkan ketergantungan serta menghemat BBM terhadap kegiatan tersebut.
Upaya itu, menurut Soebroto ditempuh melalui program penganekaragaman sumber enerji, terutama dalam upaya menghemat BBM sehingga penggunaan enerji bumi periode akhir Pelita-IV menurun sampai 62,4 persen, dibanding akhir PelitaIII yang mencapai 74,9 persen.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai sasaran mengurangi peranan BBM dalam pengadaan enerji, khususnya menjelang Pelita-IV ini, tambah Soebroto.
Dikatakan, realisasi pemakaian BBM dalam negeri periode 1983/1984 yang mencapai 26,1 juta liter, akan dikurangi sekitar 6,1 persen pada akhir 1986/1987, tanpa adanya kelangkaan dalam pemenuhan kebutuhan akan enerji bagi pembangunan dan kebutuhan masyarakat banyak.
Dalam upaya penghematan BBM khususnya bagi sumber enerji PLN tersebut, di daerah Aceh telah dilakukan pengkajian kemungkinan penggunaan sumber tenaga air sungai sebagai pusat pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terhadap tiga buah sungai di daerah ini yaitu sungai Peusangan, sungai Jambo Aye dan sungai Aceh.
Namun di antara tiga sungai tersebut, menurut Soebroto, yang terbesar adalah sungai Peusangan, untuk memenuhi kebutuhan akan listrik bagi kemungkinan perkembangan kawasan industri Lhokseumawe, Aceh Utara, kata Soebroto.
Dalam peresmian 85 proyek meliputi 32 buah jembatan serta proyek peningkatan lingkungan perumahan dan perkampungan, air bersih, 28 buah dalam lingkungan PLN Aceh serta satu depo BBM Meulaboh, Aceh Barat itu, dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum Sujono Sosrodarsono, Mensesneg Sudharmono, Menpera Cosmas Batubara, Menteri Koperasi/Ka. Bulog, Bustanil Arifin, dan Pangab Jendral L.B. Moerdani.
Sumber: ANTARA (18/03/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 815-816