MENPEN TERIMA PARA PENERIMA KALPATARU 1987
Jakarta, Antara
Menteri Penerangan Harmoko Selasa menerima delapan orang yang belum lama ini mendapat penghargaan Kalpataru dari Presiden Soeharto, untuk bersilaturahmi.
Penghargaan Kalpataru ini diberikan Presiden kepada sembilan orang yang terbagi dalam tiga kelompok, yaitu perintis lingkungan, penyelamat lingkungan dan pengabdi lingkungan. Satu-satunya yang tidak hadir dalam pertemuan dengan Menpen petang itu adalah Bugam Aman Butet dari Aceh.
Pertemuan yang berlangsung santai dan diisi dengan dialog terbuka tersebut, diawali dengan santap siang bersama sehingga suasana nampak akrab. Para penerima Kalpataru pada kesempatan itu, didampingi Asisten IV Menteri KLH Bidang Kependudukan, Prof. Kartono Wirosuhardjo.
Para penerima penghargaan Kalpataru, secara bergiliran mengungkapkan berbagai masalah yang mereka hadapi didaerah masing-masing termasuk harapan dan usulan kepada Menteri Penerangan, bagi kemajuan masyarakat dan daerahnya.
Para penerima Kalpataru yang diterima Menpen itu adalah Abdul Rozak (Jabar), Sukirman (Sumbar), H. ldak (Kalsel), Partoredjo (Yogyakarta), Abd. Rahman (Lampung), Herling.B (Sulut), George Junus Aditjondro (lrja) dan Suradi dari Jawa Timur.
Abdul Rozak, seorang perintis lingkungan dari desa Neglasari, Panca Tengah, Tasikmalaya, mengatakan bahwa desanya yang jauh dari keramaian kota mengharapkan adanya pesawat TV umum agar warga setempat dapat berkembang dan mengetahui berbagai informasi penting.
“Di desa kami, belurn ada pesawat TV. Padahal sarana pendukung utama yaitu listrik sudah tersedia,” kata Rozak yang ditanggapi secara serius oleh Menteri Penerangan Harmoko.
Rozak, 51 tahun, yang hanya sempat mengenyam sekolah sampai kelas I SR, telah berhasil membangun sebuah pembangkit tenaga listrik dengan biaya Rp 4,5 juta untuk menerangi desa Pesanggrahan dengan kekuatan 9.000 watt.
Terhadap permintaan ini, Menpen menyatakan akan mengusahakan sesuai dengan kemampuan Departemen Penerangan. Menpen Harmoko juga mengatakan bahwa dari 69.000 desa yang ada di Indonesia sekarang ini baru sekitar 52.000 saja yang sudah memiliki TV umum.
“Idealnya memang seluruh desa di Indonesia mempunyai pesawat TV Umum,” kata Menpen Harmoko menambahkan.
Sumber: ANTARA (23/06/1987)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 828