PRESIDEN SOEHARTO DIUNDANG KE IRAN
Jakarta, Pelita
Presiden Soeharto diundang untuk berkunjung ke Iran, tetapi belum dapat dipastikan kapan hal itu dapat dipenuhi. Yang pasti, undangan itu diterima baik dan akan dicarikan waktu yang baik.
Undangan dari Presiden Iran, Ali Khameini itu disampaikan oleh Menlu Iran Ali Akbar Velayati langsung kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, Selasa. Velayati dan rombongan yang menjadi tamu Menlu Rl, Mochtar Kusumaatmadja itu, tiba di Jakarta hari Senin.
Ikut dalam rombongan itu antara lain Wakil Menlu Mir Mahdi, Diljenpol Sayed Hosein mir Fakhar dan anggota Parlemen, Arslama Syafei. Dalam kunjungan kehormatan di Bina Graha itu, Presiden didampingi oleh Menlu Mochtar Kusumaatmadja.
Syarat Perdamaian
Atas pertanyaan pers, Menlu Velayati mengatakan bahwa syarat-syarat yang diajukan negaranya untuk berdamai dan menghentikan peperangannya dengan Irak masih tetap berlaku hingga sekarang.
“Kami dipaksa untuk berperang melawan Irak dan kami bersedia berdamai asal syarat-syarat yang sudah kami ajukan bisa diterima”, kata Velayati.
Beberapa tahun lalu Iran memang sudah menyebutkan syarat-syarat perdamaian itu, antara lain mengharuskan Irak mengakui bahwa peperangan itu dimulai Irak dan untuk itu Irak harus meminta maaf. Bila perang diakhiri, maka Irak harus membayar segala kerugian Iran yang ditimbulkan oleh peperangan tersebut.
Irak yang merasa di atas angin karena mendapat bantuan dari beberapa negara Arab, menolak syarat-syarat tersebut, sehingga peperangan yang sudah berlangsung hampir delapan tahun itu masih terus berkepanjangan.
Menurut Velayati kemarin, syarat-syarat Iran itu dapat membantu tercapainya penyelesaian secara terhormat dan adil. Hal itu dikatakannya untuk menjawab pertanyaan tentang kemungkinan Iran memperbarui syarat-syaratnya.
Bilateral
Ditanya kemungkinan Indonesia membeli minyak mentah untuk kebutuhan pengilangan dari Iran, dan sebaliknya Iran membeli hasil-hasil pertanian dari Indonesia, Velayati menjawab bahwa negaranya siap untuk hal tersebut. Selama ini Iran sudah membeli karet, timah, kertas dan teh dari Indonesia.
Dikatakannya, hubungan perdagangan kedua negara sudah berjalan lancar tanpa hambatan dan kunjungannya ke Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonorni kedua negara.
Kunjungan Velayati ke Indonesia juga sekaligus membalas kunjungan Mochtar belum lama ini ke Iran.
Presiden Soeharto dan Velayati juga membicarakan masalah-masalah regional dan intemasional lainnya seperti masalah Kamboja, Afghanistan, situasi di Teluk Parsi, Organisasi Konperensi Islam (OKI). Gerakan Non Blok dan kerjasama negara-negara.
Sumber : PELITA (24/02/1988)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 31-32.