PRESIDEN: JANGAN AMALKAN PANCASILA SEPOTONG-SEPOTONG
Jakarta, Antara
Presiden, Soeharto Rabu menekankan perlunya dihindari pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari secara sepotong-sepotong, yakni pengamalan yang lebih berat pada sila-sila tertentu.
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus utuh, demikian kata Kepala Negara dalam petunjuknya kepada Kepala BP7 Oetojo Oesman di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.
Menurut Presiden, di Indonesia pernah terjadi Pancasila seolah-olah diterima, namun dalam pengamalannya ternyata berat pada sila-sila tertentu.
“Kecenderungan berat pada Sila Keadilan Sosial dengan mengesampingkan sila sila lain itu akhimya membawa kita ke Peristiwa G 30 S/PKI,” katanya seperti dikutip Oetojo Oesman yang juga menjabat Ketua DPP Golkar itu.
Oleh karena itu, Presiden minta agar BP7 terus meningkatkan penataran P4 acara terpadu, dalam arti menekankan pula aspek-aspek pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di samping materi pokok P4 yang antara lain meliputi UUD 1945 dan GBHN.
Oetojo Oesman melaporkan kepada Presiden rencana penataran bagi para manggala BP7 untuk menyegarkan kembali pengetahuan mereka tentang Pancasila, di samping untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang berbagai kebijaksanaan pemerintah akhir-akhir ini.
Penataran yang akan diadakan di Jakarta 12 sampai 15 Desember mendatang itu akan dibuka oleh Menkopolkam Sudomo. Akan bertindak sebagai penatar adalah para menteri dan Panglima ABRI.
…
Jakarta, ANTARA
Sumber : ANTARA (07/11/1988)
…
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 216-217