PRESIDEN RESMIKAN PROYEK PEMBANGUNAN DI JATIM DAN NTT TAHAP PEMBANGUNAN DI MASA DATANG TUNTUT PENINGKATAN MUTU KERJA
Jakarta, Kompas
Presiden Soeharto menegaskan, peningkatan mutu di segala bidang merupakan usaha yang harus dilakukan karena tahap pembangunan di masa datang jelas memerlukan peningkatan mutu kerja dan hasil kerja di segala bidang pula.
Kepala Negara mengemukakan hal itu ketika meresmikan berbagai proyek pembangunan di Jatim yang dipusatkan di Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Kamis pagi.
Proyek yang diresmikan itu meliputi perluasan pabrik susu bubuk dari PT Food Specialities Indonesia di Kejayan, pabrik karbit PT Emdeki Utama di Gresik, pusat perbelanjaan PT Della Plaza di Surabaya, dan ruang praktikum Politeknik Elektronika dan Telekomunikasi Institut Teknologi Surabaya di Surabaya.
"Peningkatan mutu merupakan syarat penting bagi terwujudnya efisiensi nasional dan guna mengejar ketinggalan kita dari bangsa-bangsa lain yang telah lebih maju."tambah Presiden Soeharto.
Dalam hubungan ini, Kepala Negara mengharapkan agar hubungan kerja antara pabrik susu bubuk yang modern dengan para peternak sapi juga akan dapat meningkatkan mutu peternakan sapi pada umumnya.
Dikatakan pula, selama ini produksi susu murni dan susu bubuk memang dapat terus ditingkatkan. Namun selama ini pula masih harus diimpor susu bubuk dan hasil susu olahan lainnya. Hal itu karena kebutuhan terus meningkat sebagai akibat bertambahnya jumlah penduduk, di samping konsumsi susu juga meningkat karena bertambah baiknya penghasilan masyarakat.
Dengan perluasan pabrik susu ini, impor susu akan jauh berkurang, yang berarti devisa dapat digunakan untuk banyak kegiatan lain yang masih harus dilakukan.
Meningkatkan Kemampuan
Kepala Negara menghargai usaha pabrik susu yang telah memberi kepercayaan besar kepada koperasi peternak sapi. Sementara kepada para peternak, Presiden juga memuji mereka karena dengan penuh kesadaran sendiri bergabung dalam koperasi.
Penilaian serupa juga dikemukakan Presiden Soeharto pada pimpinan dan segenap karyawan pabrik karbit di Gresik. Semua itu dinilainya sebagai usaha bangsa Indonesia untuk meningkatkan keterkaitan antara pembangunan sektor industri dan pembangunan sektor pertanian dalam arti luas, serta pembangunan sektor ekonomi lainnya.
Mengenai pusat perbelanjaan modern, yang belakangan ini banyak bermunculan di kota besar, Presiden menekankan bahwa pusat perbelanjaan demikian harus tetap merupakan bagian dari usaha memajukan kesejahteraan masyarakat dalam arti seluas luasnya.
"Ini berarti bahwa pusat-pusat perbelanjaan yang modern tidak boleh merupakan saingan yang dapat mematikan usaha kalangan ekonomi lemah. Sebaliknya, pusat-pusat perbelanjaan modern harus dapat meningkatkan kemampuan kalangan ekonomi lemah itu," tambah Kepala Negara.
Presiden juga menyambut gembira pengembangan Institut Teknologi Surabaya. Diharapkannya dengan bertambah lengkapnya sarana belajar maka institut tersebut makin mampu menyiapkan tenaga berkeahlian tinggi yang diperlukan guna menjawab tantangan pernbangunan di masa datang.
70 juta Dollar AS
Perluasan pabrik PT Food Specialities Indonesia, mencakup pabrik barunya di Kejayan dan perluasan pabrik lama di Waru, menelan investasi sebesar 70 juta dollar AS.
Pabrik di Kejayan, seperti dilaporkan presiden direktur perusahaan tersebut, Anthony Walker, membutuhkan susu murni 308.000 liter per hari, sementara posisi penerimaan dari para peternak sapi sampai hari ini baru 108.000 liter per hari.
"Dengan kondisi ini maka peluang untuk meningkatkan peternakan sapi di daerah ini, serta Jawa Timur umumnya, masih terbuka luas, agar pabrik dapat berproduksi pada tingkat kapasitas penuh," kata menteri Perindustrian Ir Hartarto dala sambutannya.
PT Food Specialities Indonesia (Nestle) merupakan perusahaan PMA dengan rasio investasi 60:40. Mitra usaha yang menanamkan saham sebesar, 40 persen itu adalah PT Bimantara Citra, Gabungan Koperasi Susu Indonesia, PT Muara dan PT Sumber Segar. Menjelang akhir 1987 lalu, PT Food Specialities Indonesia telah mampu mengekspor produksi susu olahannya ke negara tetangga.
Upacara peresmian berbagai proyek pembangunan tersebut dihadiri antara lain oleh lebih lima menteri Kabinet Pembangunan V, di antaranya Mensesneg Drs Moerdiono, Menteri Perindustrian Ir Hartarto, Menteri Kehutanan Ir Hasjrul Harahap, Menteri Pertanian Ir Wardoyo, Menteri Koperasi Bustanil Arifin. Nampak hadir juga Ketua DPR/MPR Kharis Suhud dan Sesdalopbang Solihin GP.
Perlu Kerja Keras
Dalam temu wicara dengan para peternak sapi perah. Presiden Soeharto yang nampak menguasai betul masalah peternakan sapi menganjurkan agar para peternak yang saat ini rata-rata memiliki sapi dibawah 10 ekor, menabung sedikit demi sedikit sebagian kecil hasil penjualan susu perahnya.
"Agar kalau sudah tiba saatnya nanti, di mana pemerintah akan meminta pabrik susu ini menjual beberapa persen sahamnya kepada koperasi, maka Saudara-saudara bisa ikut membeli saham itu lewat koperasi dengan uang tabungan yang saudara miliki itu," kata Presiden.
Diingatkan, taraf hidup para peternak sapi hanya bisa diperbaiki oleh diri mereka sendiri dengan segenap usaha dan kerja keras serta tak lupa menabung hasil yang didapatkannya. Dan dengan adanya pabrik susu di Kejayan, peluang bagi para petemak untuk memperbaiki kesejahteraan mereka, semakin terbuka.
Pabrik Karbid (Calcium Carbida) PT Emdeki Utama dengan investasi sebesar 37,3 milyar rupiah, mempunyai kapasitas terpasang produksi 24.000 ton per tahun, terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tetapi pabrik yang menyerap sekitar 400 tenaga kerja ini pada bulan April telah mampu melakukan ekspor perdananya ke Jepang.
Pengembangan Institut Teknologi Surabaya untuk bidang politeknik elektronika dan telekomunikasi, menelan biaya sebesar 24 milyar rupiah, berasal dari hibah Pemerintah Jepang. Ditambah investasi Surabaya Delta Plaza sekitar 116,3 milyar rupiah itu, Jawa Timur saat initelah menyerap investasi sebesar 960 milyar rupiah, baik PMA mau pun PMDN.
Resmikan Proyek di NTT
Sore harinya, Presiden juga meresmikan berbagai proyek pembangunan di Nusa Tenggara Timur yang dipusatkan di Stadion Olahraga Kupang. Proyek yang diresmikan itu antara lain jaringan jalan tembus Pulau Flores, Timor, dan Sumba peningkatan kemampuan Pelabuhan Udara El Tari pembangunan dermaga di pelabuhan Tenau dan Ende pembangunan listrik pedesaan serta pembangunan gedung pendidikan politeknik Universitas Negeri Nusa Cendana.
Kepala Negara menilai, sampai saat ini rakyat NTT telah mencapai banyak kemajuan dibanding keadaan tahun-tahun lalu. Akan tetapi harapan dan tekad rakyat NTT masih jauh lebih besar lagi untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik di hari-hari mendatang.
Karenanya, Presiden mengajak rakyat NTT untuk terus meningkatkan persatuan, mempertebal tekad membangun dan bekerja lebih keras lagi.
Diingatkannya, NTT memiliki banyak kekayaan dan keindahan alam yang akan menjadi kekuatan ekonomi dan kepariwisataan. Daerah ini juga mempunyai potensi perkebunan bawang putih, cokelat, kelapa, kapas dan sebagainya.
Pantainya baik untuk tambak udang, dan lautnya kaya akan ikan tuna dan ikan cakalang yang terkenal. Berbagai bahan tambang juga ada di NTT. Apalagi kemungkinan menghidupkan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan juga terbuka lebar, karena daerah ini mempunyai taman laut yang indah, dan Danau Tiga Warna Kelimutu yang terkenal.
Ada pula binatang purba komodo, yang merupakan jenis binatang satu-satunya di dunia. ”Kekuatan-kekuatan ekonomi itu dapat kita bangkitkan bagi kemajuan ekonomi nasional dan bagi kemajuan masyarakat daerah, jika kita memiliki prasarana perhubungan yang baik," tambahnya.
Karenanya, demikian Presiden Soeharto, pembangunan prasarana perhubungan merupakan kunci penting bagi masa depan dan kebangkitan Nusa Tenggara Timur.
Petang harinya, Ny. Tien Soeharto juga meresmikan Gedung Wanita Kupang ditandai penekanan tombol sirene dan penandatanganan prasasti. Presiden dan Ny. Tien Soeharto serta rombongan kemudian beristirahat semalam di Kupang.
Menurut rencana, Jumat pagi ini Kepala Negara akan melakukan panen perdana mutiara di Klumpang, Kabupaten Manggarai. Sebelum kembali ke Jakarta, Presiden juga akan meninjau Taman Nasional Pulau Komodo.
…
Kupang, KOMPAS
Sumber : KOMPAS (03/06/1988)
…
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku "Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita", Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 318-321.