PRESIDEN SOEHARTO MINTA KONSEP WAWASAN NUSANTARA DIKEMBANGKAN

PRESIDEN SOEHARTO MINTA KONSEP WAWASAN NUSANTARA DIKEMBANGKAN

 

Jakarta, Pelita

Presiden Soeharto meminta Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja, mantan Menteri Luar Negeri, untuk mengembangkan pemikiran wawasan nusantara.

“Saya diharapkan untuk menulis hal itu, terutama segi penerapan sebagai tindak lanjut keberhasilan Indonesia mendapat pengakuan konsep wawasan nusantara,” jelas Mochtar kepada wartawan, seusai bertemu Presiden Soeharto di kediaman. Cendana Jakarta, kemarin.

Dikatakannya, konsep wawasan nusantara telah diakui oleh Amerika Serikat dalam dokumen tertulis protokol yang dilampirkan pada perjanjian pajak berganda. Dokumen yang ditandatangani oleh Menlu RI dan Menlu AS dilakukan baru-baru ini di Jakarta.

“Pengakuan oleh AS ini sangat besar artinya. Karena Indonesia menyangsikan apakah AS akan mengakuinya, mengingat kepentingannya sangat terkena dengan adanya selat-selat yang melintasi wilayah nusantara,” ungkap Mochtar.

 

Rinci

Untuk saat ini, menurut Mochtar, konsep wawasan nusantara ini perlu pengisian secara rinci. Misalnya, pengaturan mengenai lalu lintas antar selat di wilayah Indonesia. Keseluruhannya nantinya akan dimaksudkan dalam undang-undang nasional.

Ditanya mengenai bentuk tulisan, Mochtar menyatakan, akan dituliskan dalam bahasa populer dalam media massa, sedang ditingkat ilmiah akan dibuat berupa proyek-proyek riset, disertasi dan sebagainya.

Juga tentang kemungkikan dibentuknya suatu yayasan untuk menunjang aktivitasnya, ia mengatakan telah ada pemikiran akan dibentuknya pusat studi yang mandiri.

“Tapi kita akan bergerak sendiri dulu. Dengan kegiatan ini mudah-mudahan menimbulkan momentum yang dirasakan perlunya kegiatan pengisian wawasan nusantara,” katanya.

Mochtar yang juga mantan menteri Kehakiman tahun 1974-1978 ini, merupakan ahli hukum laut internasional. Ia meraih gelar Doktor dengan predikat Cum Laude dengan disertasi berjudul

Masalah Lebar Laut Tentorial pada Konperensi Hukum Laut Geneva (1958-1960). Ia juga banyak membicarakan mengenai wawasan nusantara di bidang hukum dan kebudayaan.

Saat ini, ia tengah mengembangkan wawasan nusantara di bidang kebudayaan. Kegiatan itu dilakukan melalui Yayasan Nusantara Jaya yang dibentuknya tahun 1984.

Konsepnya itu, mengembangkan kebudayaan nusantara yang baik menjadi kebudayaan nasional. “Sekarang para kaum tradisionalis pengikut Ki Hajar Dewantoro dan kaum Modernis yang semula sering berpolemik bersama-sama mencari syntese mengenai kebudayaan nasional,” tambahnya.

Mochtar mengembangkan juga kemungkinan menyajikan kebudayaan nasional dengan medium internasional. “Jadi mungkin saja akan dibuat opera Malin Kundang, atau Sangkuriang dengan simponi yang telah dikenal dunia internasional. Sehingga kebudayaan nasional kita bisa dikenal secara lebih luas,” ujarnya,

 

 

Sumber : PELITA(06/09/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 418-419.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.