PRESIDEN UCAPKAN BELASUNGKAWA UNTUK RAKYAT JEPANG
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto atas nama seluruh Bangsa lndonesia, menyampaikan rasa belasungkawa atas meninggalnya Kaisar Jepang Hirohito, Sabtu pagi, demikian Mensesneg Moerdiono kepada pers di Jakarta, Sabtu.
Seusai mengikuti Rapat Paripurna DPR, Moerdiono mengatakan bahwa Presiden Soeharto pagi-pagi telah menerima laporan mengenai wafatnya Kaisar Jepang itu. ”Dan, atas nama Bangsa lndonesia, beliau telah mengirimkan kawat, menyampaikan rasa belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada Keluarga Kerajaan, Pemerintah dan kepada masyarakat Jepang,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Ali Alatas juga menyebutkan bahwa kawat belasungkawa itu tidak hanya dari Presiden, tetapi juga dari Wakil Presiden Sudharmono SH.
“Kita tengah menantikan laporan dari perwakilan,kita di Jepang mengenai pengaturan ikut sertanya para kepala negara asing dalam menyatakan belasungkawa itu. Karena memang belum masuk,” katanya ketika ditanya siapa yang akan menghadiri pemakaman Kaisar Hirohito tersebut.
Paling Lama
Kaisar Hirohito, raja yang memerintah paling lama di dunia, meninggal dunia Sabtu pagi dalam usia 87 tahun, dan puteranya Pangeran Akihito (55 tahun), langsung naik tahta.
Hirohito sudah menderita sakit sejak September 1988. Pemakaman Hirohito akan diadakan dalam rangkaian upacara ritual yang diawali di Istana Kerajaan, dengan puncak acara penguburan jenazah. Namun pelaksanaannya tidak akan dilakukan dalam 45 hari mendatang.
Sementara itu, Ketua DPR/MPR Kharis Suhud mengatakan bahwa sebagai orang timur, “bagaimanapun juga kita ikut merasa kehilangan walaupun dulu kita pemah dijajah selama tiga setengah tahun”.
“Sesudah itu, Jepang banyak membantu Indonesia, pada saat Indonesia sedang dalam keadaan susah, yakni dengan diadakannya ‘Tokyo Round’, yang akhirnya berkembang menjadi IGGI (Kelompok Negara Donatur untuk Indonesia),” katanya.
“Dengan bantuan IGGI itu, kita bisa membangun dan melaksanakan Repelita demi Repelita,” katanya sambil mengulangi, “kita merasa ikut kehilangan”.
Ia mengharapkan kepada Kaisar Jepang yang baru, Akihito, agar hubungan antara Jepang – Indonesia, lebih ditingkatkan lagi dan Jepang supaya lebih mengerti aspirasi Bangsa Indonesia. (SA)
Sumber: ANTARA (07/0111989)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 19 – 20