PDI: RI PERLU MENGAMBIL SIKAP TEGAS TERHADAP TAWARAN SINGAPURA
Jakarta, Antara
Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (F-PDI) mengimbau Pemerintah, untuk menentukan sikap menolak, terhadap rencana Singapura yang bermaksud membangun fasilitas militer bagi Amerika Serikat.
Wakil Ketua FPDI, H Soetardjo Soerjogoeritno dalam jumpa pers di Jakarta, Jum’at mengatakan, adanya pangkalan militer di Singapura akan mengganggu daerah yang bebas, merdeka, dan damai di Asia Tenggara.
“Bahkan, mungkin akan mengundang pihak-pihak lain untuk mengikuti jejak Amerika, sehingga daerah bebas, merdeka di Asia Tenggara akan terganggu,” katanya.
Dijelaskannya, sikap tegas berupa penolakan itu sesuai dengan asas yang dianut dalam politik luar negeri RI, yaitu bebas dan aktif.
Singapura memang telah menawarkan fasilitas militer kepada Amerika Serikat. Tawaran ini menimbulkan sikap pro dan kontra di antara negara anggota ASEAN lainnya, karena ASEAN sebelumnya telah bertekad untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara sebagai daerah damai, bebas dan netral (ZOFPAN).
Pemerintah Indonesia, sementara itu, cukup hati-hati menanggapi tawaran Singapura itu. Menlu Ali Alatas hanya mengatakan bahwa sikap Pemerintah Indonesia masih bersifat menunggu perkembangan.
Ketua GNB
Mengenai masalah Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok (KTT GNB), FPDI menilai wajar apabila Indonesia berjuang untuk menjadi ketua GNB dan tuan rumah KTT X GNB tahun 1992, di tengah proses perkembangan dunia yang diwamai makin kurangnya pertentangan antara negara adikuasa.
Indonesia adalah salah satu negara pendiri GNB yang bertujuan menghilangkan imperialisme, kapitalisme, dan politik apartheid.
KTT IX GNB diselenggarakan di Beograd, Yugoslavia dan dihadiri pula oleh Presiden Soeharto.
Sumber : ANTARA (08/09/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 322-323.