MUI AKAN USULKAN BUKU “AYAT-AYAT SETAN” DILARANG DIINDONESIA
Jakarta, Antara
KETUA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) K.H. Hasan Basri mengatakan, MUI akan mengusulkan agar buku novel “Ayat-ayat Setan” karangan Salman Rushdie dilarang beredar di Indonesia. Umat Islam Indonesia tidak layak membaca buku itu, kata Ketua MUI di bandara SoekarnoHatta, Minggu petang setiba dari kunjungannya ke Arab Saudi dan Mesir.
“MUI akan mengharapkan Jarangan terhadap apapun yang sifat atau bentuknya penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW dan agama Islam,” katanya.
Buku novel “The Satanic Verses” (ayat-ayat Setan) yang sifatnya fiktif karangan Salman Rushdie kelahiran Bombay, India 41 tahun lalu telah menghebohkan beberapa negara, terutama negara-negara Islam, termasuk Iran yang mengecam keras dan memburu penulisnya tersebut untuk dihukum, bahkan Ayatullah Rohuloh Khomeini memerintahkan agar penulis buku itu dibunuh.
“11 Adik Baru”
Menanggapi buku pendidikan seks “Adik Baru” yang banyak kecaman belakangan ini, Ketua MUI mengatakan, “saya sudah membaca buku itu,buku “Adik Baru” tersebut tidak tepat untuk masyarakat kita, terlalu berterus terang tidak sesuai budaya bangsa kita, tidak cocok diterapkan di Indonesia.”
Dalam buku itu banyak hal-hal yang tabu, dialog antara anak dan bapak atau ibu berterus terang, gambar-gambarnya jelas dan terang.
“Buku ” Adik Baru” harus ditarik dari peredaran agar tidak menambah hal-hal yang rawan,” ujarnya.
Menurut Hasan Basri, pendidikan seks itu perlu, tapi ada tahap-tahapnya. MUI tidak menentang adanya pendidikan seks, tapi harus memakai bahasa anak dan sesuai dengan umur anak.
Kunjungan pengurus MUI ke Arab Saudi memenuhi undangan Raja Fadh. Pemerintah Arab Saudi dan Ulama-nya mengharapkan pemerintah dan umat Islam Indonesia berperan yang lebih besar dengan meningkatkan keikut sertaan dalam forum-forum internasional yang membicarakan kepentingan umat Islam di seluruh dunia.
Menurut Ketua MUI, kesan yang diambil dari kunjungannya ke Arab Saudi dan Mesir ialah Indonesia perlu lebih banyak mengirimkan delegasi ke luar negeri untuk memberikan informasi tentang Indonesia dengan jelas dan benar, karena ada kesan mereka betul-betul tidak tahu. Ketika diterima Raja Fadh, selain memberikan informasi tentang Indonesia, KH. Hasan Basri menyampaikan salam Presiden Soeharto dan sebaliknya Raja Fadh menitipkan salam untuk Presiden Soeharto.
Selain itu rombongan juga diterima Ulama terkenal Arab Saudi Syeh Abdul Wahab Abdul Wasya, Sesjen Rabitah Alam Islami DR. Omar Nassef dan beberapa ulama Arab Saudi lainnya.
Kunjungan MUI tiga hari di Kairo, Mesir, untuk mengadakan pertemuan dengan mahasiswa Indonesia yang belajar di Kairo.
Selama kunjungan 10 hari, sejak 16 Februari lalu, selain Ketua MUI, dalam rombongan itu juga ikut Prof. H. Ibrahim Husein (Ketua MUI), HM. Prodjokusumo (Sesjen MUI), DR.Qurasy Syihab (Anggota MUI) dan seorang staf serta Dr.Tarmzi Taher (Ketua MUI).
Sumber : ANTARA (26/02/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 557-558.