WAPRES: KEBERSAMAAN, LANGKAH NYATA HINDARI KECEMBURUAN SOSIAL

WAPRES: KEBERSAMAAN, LANGKAH NYATA HINDARI KECEMBURUAN SOSIAL

 

 

Jakarta, Antara

Wakil Presiden Sudharmono, SH mengatakan, langkah-langkah nyata untuk membina kebersamaan dan kesetiakawanan sosial dapat menghindari kemungkinan berkembangnya kecemburuan dan gejolak sosial yang merugikan seluruh masyarakat. “Melalui ajaran dan nilai-nilai al-Qur’an, kita dapat mengamalkan semangat kebersamaan dan kesetiakawanan sosial itu,” kata Wapres ketika menyampaikan sambutannya pada peringatan Nuzulul Qur’an di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu malam.

Umat Islam di masa permulaan pertumbuhannya telah memberikan contoh, berkat kebersamaan dan keterpaduan, mereka berhasil mengatasi berbagai rintangan dan halangan besar yang mereka hadapi dan berhasil mengembangkan syiar Islam ke berbagai penjuru dunia, katanya.

Menurut Wapres, untuk mencapai cita-cita luhur bangsa ialah kesejahteraan serta kemakmuran bersama dan merata, tidak mudah dan memakan waktu panjang.

“Kewajiban kita adalah mengembangkan semangat kebersamaan, rasa senasib sepenanggungan, harus membangun solidaritas sosial dan harus mempertegas komitmen kita untuk mengangkat derajad rakyat kecil, yang merupakan sebagian besar bangsa kita,” tambah Wapres.

Kesejahteraan yang dicita-citakan Bangsa Indonesia tidak semata-mata bersifat kebendaan, tapi kesejahteraan lahir dan batin, kesejahteraan jasmani dan rohani, sehingga pembangunan Bangsa Indonesia memberikan tempat yang layak pada pembangunan bidang keagamaan dan kerohanian.

“Kita harus berusaha keras agar hasil-hasil pembangunan jangan sampai hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Arah pembangunan kita harus bertumpu pada pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas nasional,” tambahnya.

Wapres menambahkan, perjuangan Nabi Muhammad SAW dan pengorbanan sahabatnya menyiarkan ajaran Islam serta mengangkat kaum yang lemah. Itu berarti kerjasama antar generasi perlu dicontoh.

“Kalau kita mampu memadukan pengertian dan kerjasama antar generasi dan antar kelompok dalam masyarakat, kita tidak perlu kuatir akan menemui kegagalan, segala rintangan dan kendala dapat kita atasi,” Ujar Wapres. Tantangan yang harus dihadapi itu bagaimana memadukan seluruh potensi Bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita nasional tersebut, ujarnya.

Wapres mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk sama-sama mawas diri, “sampai di mana upaya pengamalan ajaran yang terkandung dalarn al-Qur’an dengan sebaik-baiknya dalam mewujudkan kesejahteraan bersama, lahir dan batin”.

“Terutama bagi yang mampu dan kaya, sampai di mana usahanya meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil Bangsa Indonesia yang memerlukan bimbingan dan uluran tangan” katanya.

Uraian hikmah Nuzulul Qur’an di sampaikan Prof. DR. Soedjatmoko (mantan Rektor Universitas PBB Tokyo), selain itu Menteri Agama H. Munawir Sjadzali menyampaikan pidato sambutannya.

Presiden Soeharto dan Ibu Tien berhalangan hadir dalam peringatan Nuzulul Qur’an tersebut, sementara Wapres didampingi Ibu Sudharmono. Beberapa Menteri hadir pula, termasuk para Pejabat Tertinggi dan Tinggi Negara, para Perwakilan negara sahabat dan beberapa Pimpinan ABRI.

 

 

Sumber : ANTARA (23/04/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 558-559.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.