PRESIDEN SOEHARTO SHALAT IDUL ADHA DI ISTIQLAL
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto melaksanakan shalat Idul Adha 1409 Hijriyah atau 1989 Masehi bersama ribuan umat Islam Ibukota di Mesjid Istiqlal Jakarta hari Kamis.
Tampak mendampingi Presiden di shaf (baris) terdepan, Wakil Presiden H. Soedharmono SH, Menteri Agama H. Munawir Sjadzali, dan beberapa menteri lain serta Ketua dan Wakil Ketua DPR/MPR, para pejabat tinggi negara, dan duta besar negara sahabat.
Ikut shalat Idul Adha pula Ny. Soedharmono di baris paling depan bagian selatan yang dikhususkan untuk wanita didampingi beberapa istri menteri dan istri pejabat tinggi negara.
Imam shalat Idul Adha itu Imam Besar Mesjid Istiqlal, KH Muchtar Natsir. Jamaah tampak khusuk dan khidmat mengikutinya. Bahkan, sampai Ketua MUI DKI Jakarta, KH Syafi’i Hadzami, menyampaikan khotbah Id, para jamaah masih tampak tenang dan khusuk.
KH Syafi’i Hadzami dalam khotbahnya mengatakan, berkurban itu bukan semata-mata daging dan darah yang ditumpahkan, tetapi yang dinilai sebagai kurban adalah kepatuhan dan ketakwaan.
Kurban itu bukan hanya merupakan kebanggaan materi saja, tetapi juga kesetiakawanan sosial, berniat ikhlas mengikutkan tetangga, handai tolan, khususnya fakir miskin untuk bergembira pada Hari Raya Adha dengan membagi rata kurban kepada mereka.
Menurut Syafi’i Hadzami, kesetiakawanan sosial di dalam Islam merupakan kewajiban dan termasuk sifat terpuji. Kesetiakawanan itu tergolong sifat penangkal ketegangan, kebencian, dan permusuhan, ataupun kejahatan.
Rasulullah Muhammad SAW telah memberikan contoh dalam membina persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar, yang merupakan penduduk asli Madinah, pembela dan penolong Rasulullah yang mau menampung kaum Muhajirin yang datang dalam keadaan miskin.
Kaum Anshar memiliki kasih sayang kepada Muhajirin dengan memberikan bantuan dan tempat tinggal, tanpa mengharapkan imbalan apapun dari mereka, kata Syafi’i Hadzami.
Seusai shalat Idul Adha, Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Soedharmono masing-masing menyerahkan seekor sapi besar untuk kurban kepada Panitia Kurban Mesjid Istiqlal yang disaksikan Menteri Agama H. Munawir Sjadzali dan beberapa menteri lain serta pejabat tinggi negara dan ribuan umat Islam.
Hewan kurban yang diterima Panitia Kurban Mesjid Istiqlal tahun 1989 sebanyak 11 ekor sapi dan 53 ekor kambing, sedang Idul Adha tahun lalu sembilan ekor sapi dan 80 ekor kambing. Tahun 1987, jumlah hewan kurban di sana 17 ekor sapi dan 122 ekor kambing.
Ke-11 ekor sapi kurban tahun ini sudah termasuk dari Presiden, Wapres, Menteti Agama, Menteri Sosial, Menko Kesra, dan Menristek, serta beberapa ekor dari masyarakat.
Sampah koran di halaman mesjid Istiqlal terlihat sedikit, tetapi kantong plastik berserakan, baik di halaman mesjid bagian atas maupun halaman bawah. Tampak kemudian banyak warga masyarakat mengumpulkan dan memanfaatkannya.
Sumber : ANTARA(13/07/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 564-566.