INDONESIA-BRUNEI JAJAKI PROGRAM PERTUKARAN SIARAN TELEVISI

INDONESIA-BRUNEI JAJAKI PROGRAM PERTUKARAN SIARAN TELEVISI

 

 

Jakarta, Antara

Indonesia dan Brunei Darussalam akan melakukan program pertukaran siaran televisi seperti yang sudah berlangsung selama ini diantara Indonesia dan Malaysia yang disebut ”Titian Muhibah”, untuk lebih mengakrabkan kedua bangsa.

Keinginan untuk melakukan pertukaran siaran ini dikemukakan Menteri Dalam Negeri Brunei, Pehin Dato Haji Isa bin Ibrahim kepada wartawan sesudah mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Istana Negara, Rabu. Presiden dalam kesempatan itu didampingi Menpen Harmoko.

“Sebagai langkah pertama mungkin yang rekaman dulu, tapi sesudah itu berupa siaran langsung,” kata Pehin Dato Isa.

Ia mengatakan siaran radio Indonesia khususnya RRI amat digemari masyarakat Brunei terutama lagu-lagunya baik keroncong maupun pop.

Ketika ditanya wartawan tentang harapan Presiden Soeharto yang disampaikan dalam pertemuan itu, Mendagri Brunei mengatakan Indonesia menaruh harapan agar kerja sama erat diantara kedua negara terus ditingkatkan termasuk dalam kegiatan penerangan.

Ia mengatakan pada hari Selasa dengan Menpen Harmoko telah ditandatangani sebuah Pernyataan Bersama (MOU) tentang penyiaran dan penerangan. Dalam MOU tersebut disebutkan bahwa kedua negara akan melakukan pertukaran siaran radio dan televisi, latihan bagi karyawan penerangan, serta kunjungan wartawan.

Dalam kesempatan itu, Pehin Dato Isa mengatakan pihaknya akan mempelajari sistem Kelompencapir yang dilaksanakan di Indonesia.

Walaupun negaranya kecil sehingga tidak ada masalah komunikasi antara pejabat dengan masyarakat, pihaknya tetap melihat perlunya masyarakat pedesaan mengetahui dengan cepat setiap perkembangan di negaranya.

“Apa yang diperlukan ialah lebih mendalamnya lagi pengetahuan rakyat pedesaan tentang perkembangan negara,” katanya sambil menyebutkan hal ini antara lain bisa dilakukan melalui penerapan sistem kelompencapir.

 

 

Sumber : ANTARA (15/03/1989)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 670.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.