WAWANCARA DENGAN KETUA KOMITE HADIAHKEPENDUDUKAN PBB: SELAMA 20 TAHUN PRESIDEN SOEHARTO MEMBIMBING TERHADAP PROGRAM KB
Jakarta, Suara Pembaruan
Catatan: Duta Besar Mario Moya Palencia sampai bulan Februari 1989 adalah Wakil Tetap Meksiko di PBB dan bertindak sebagai Ketua Komite untuk Hadiah Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kini Dubes Meksiko di Jepang. Sebagai Ketua Komite, Dubes Moya Palencia khusus datang ke Markas Besar PBB untuk memberikan sambutan dalam upacara pemberian hadiah kepada Presiden Soeharto. Dubes Moya Palencia menerima Koresponden Suara Pembaruan, Mafudi, di kantor United Nations Plaza, sehari sebelum upacara berlangsung.
Pembaruan Pada tanggal17 Desember 1981, keputusan SMU-PBB 36201 membina terselenggaranya Hadiah Kependudukan Perserikatan Bangsa Bangsa. Dapatlah kiranya kami diberi rangkuman filsafat dan tujuan keputusan PBB 36201 tadi.
PALENCIA : Organisasi Internasional menyadari konsekuensi sosial dan ekonomi terhadap pertumbuhan demografi dunia dan kaitannya dengan pembangunan ekonomi serta keharusan bagi kita untuk mengetahui dan menyadari masalah kependudukan. Pengadaan Hadiah Kependudukan PBB dimaksud sebagai insentif bagi individu dan atau lembaga dalam membangkitkan kesadaran kemanusiaan atas masalah kependudukan dan mengatasi cara penyelesaiannya.
Pembaruan Sebagai Ketua Komite, tentunya YM dapat memberi gambaran bagaimana proses seleksi berlangsung dan berapa jumlah kandidat tahun 1989. Palencia Untuk tahun ini, Komite mempunyai kandidat 24 yang terdiri dari individu dan atau lembaga, dan dicalonkan oleh berbagai anggota PBB, lembaga publik dan
pribadi, konsultan PBB, profesor demografi dan para penerima hadiah kependuduk:an PBB selama ini. Semua kandidat memiliki kualiafikasi yang cukup berbobot Namun setelah pertemuan berkali-kali, dan berbagai k:onsultasi akhirnya komite mencapai kesepakatan. Pembaruan Dari berbagai kandidat yang berjumlah 24 tadi beberapa .dicalonkan oleh Pemerintah seperti fudia, sebagai misal, mencalonkan J.RD. Tata,tokoh usahawan di fudia, sebagai kandidat. Siapa yang mencalonkan Presiden Soeharto tahun ini dan apakah nama beliau pernah dicalonkan untuk tahun-tahun sebelumnya
Palencia : Presiden Soeharto dicalonkan hanya sekali, untuk tahun 1989 dan tanggapan 10 negara anggota segera sangat positif pada umumnya. Beliau dicalonkan sebagai kandidat oleh lembaga kependuduk:an internasional dan lembaga kesehatan internasional, tepatnya ialah International Council on Management of Population (ICOMP) dan Family Health.International.
Pembaruan : Pertimbangan apa yang mungkin mempengaruhi seleksi tahun ini, terutama kalau dilihat bahwa yang mencalonkan Presiden Soeharto adalah lembaga kependudukan dan lembaga kesehatan,
Palencia : Sebetulnya kalau kita lihat kriteria masukan dari kedua lembaga tadi memang ada kaitannya antara kegiatan yang menyangkut kependudukan dankegiatan yang menyangkut segi kesehatan. Jadi keberhasilan Indonesia tidak terbatas kepada program keluarga berencana tetapi sekaligus program di Indonesia menyangkut program kesehatan termasuk : nutrisi, kesehatan rakyat di pedesaan dan pembangunan desa. Ada tiga hal yang mendapat pertimbangan dari Komite. Selama 20 tahun terakhir, Presiden Soeharto memberikan bimbingan yang kuat terhadap program keluarga berencana.
Dari awal, ialah tahun 1967,beliau menanda-tangani apa yang dinamakan ”World Leaders” Statement on Population Problems. Atas pengarahan beliau, BKKBN kini mencapai keberhasilan yang diketahui di seluruh dunia. Kedua dari segi klasifikasi, Presiden Soeharto telah membangkitkan kesadaran masyarakat tentang masalah kependudukan dan mengatasi penyelesaiannya. Meskipun lingkup kontribusinya bersifat nasional, dampaknya berpengaruh dalam dunia intemasional. Akhirnya dampak kepemimpinan Presiden Soeharto dalam mengatasi masalah kependuduk:an. Rata-rata kelahiran baru turun dari 48,8 tahun 1971menjadi 25,5 tahun 1987.
“Demikian pula rata-rata kehamilan (fertility) turun dari 5,6 (1971) menjadi 3,5 untuk waktu yang sama sehingga rata-rata kenaikan penduduk mendekati 2%. Di dalam kurun waktu yang sama kematian bayi turun dari 143menjadi 72 per seribu kelahiran. Ringkasnya, Hadiah Kependudukan yang akan kami persembahkan kepada Presiden Soeharto bukan saja pengakuan dunia terhadap keberhasilan beliau, tetapi juga merupakan insentif bagi generasi penerus untuk mengikuti jejak beliau dalam mengatasi masalah kependudukan di Indonesia yang kini penduduknya telah mencapai 175 juta.
Pembaruan : Pemenang kedua untuk tahun ini ialah Lembaga Kesejahteraan Togo. Apakah perbedaan yang dapat diungkapkan dilihat dari segi kriteria tadi.
Palencia : Dalam pemberian hadiah kepada Lembaga dari Togo, titik tolaknya berkisar kepada program kesehatan keluarga yang dirintis oleh lembaga tadi. Program mereka menyangkut peningkatan kesadaran pentingnya kesehatan dan kesejahteraan keluarga.Togo adalah negara kecil di Benua Afrika dan penduduknya hanya berjumlah 32 juta orang dengan kenaikan penduduk sekitar 3% setiap tahun.
Hadiah diberikan atas pertimbangan bahwa peningkatan kesehatan keluarga akan membawakan kesadaran perlunya keluarga berencana di negara tersebut. Jadi ia akan menjadi insentif bagi Togo untuk meningkatkan kegiatan kependudukan dengan program keluarga berencana yang dapat mendatangkan keseimbangan penduduknya untuk memasuki abad ke-21.
Pembaruan : Dari prosespemilihan 24 kandidat pemenang hadiah kependudukan PBB tahun ini telah diketahui oleh dunia.Apakah ada kandidat lain yang kedudukannya khas dan perlu disebut oleh Yang Mulia.
Palencia : Kami memang ingin menyebut nama salah satu kandidat yang kalau diterima berarti pemberian hadiah diberikan setelah tokoh tadi tidak lagi di tengahtengah kita. Kandidat tadi adalah almarhum Rafael Salas yang sebelum wafat pada tahun 1987 menjadi Direktur Eksekutif Dana Kependudukan PBB.
Komite berpendapat setelah mempelajari peraturan pemberian hadiah yang tidak memberikan peluang bagi seorang tokoh yahg telah wafat maupun bagi anggota staf Sekretariat PBB. Maka pencalonan almarhum Rafael Salas dari Filipina tidak mungkin dipertimbangkan, meskipun kita akui jasa almarhum dalam bidang kependudukan dunia sangat besar.
Pembaruan : Akhirnya, mungkin Yang Muliadapat menyimpulkan apa arti lambang pemberian hadiah kependudukan PBB untuk tahun 1989 dilihat dari segi perspektif mengingat penerima hadiah tahun inidatang dari Asia dan Afrika.
Palencia : Memang betul apa yang dikatakan anda tadi bahwa pemberian Hadiah Kependudukan PBB tahun 1989 diberikan kepada tokoh dari Asia dan lembaga dari Afrika, dua wilayah regional yang kritikal di dunia. Sebagaimana diketahui, arah kependudukan menjelang abad ke-21,dunia akan mengalami pertambahan penduduk 90 juta orang setiap tahunnya sampai tahun 2000. Diharapkan pacta permulaan abad,
laju pertambahan penduduk akan mulai kurang dan kalau demikian halnya, penduduk dunia pada akhir abad ke-21 akan betjumlah 10rniliar orang.
Kita masih ingat peringatan yang diungkapkan oleh dunia industri pada konperensi Buka rest 15 tahun yang lalu. Mereka mengatakan agar kita dari Dunia Ketiga mengadakan koreksi dalam bidang kependudukan. Pada umumnya, dunia ketiga mematuhi program pengurangan kenaikan penduduk yang dicadangkan 15 tahun yang lain. Sebaliknya dalam masalah pembangunan, negara-negara industri harus mempertimbangkan kewajibannya untuk memikirkan pembangunan negara-negara ketiga. Relatif taraf kehidupan di negara-negara ketiga, khususnya di Amerika Latin, masih di taraf keadaan pada tahun 1974 dan banyak orang hidup dalam kemiskinan.
Dalam rangka inilah kita lihat pentingnya lambang Hadiah Kependudukan PBB 1989 yang dimenangkan oleh tokoh dari Asia dan lembaga dari Afrika, kedua-duanya mencerminkan komitmen yang berhasil dari negara-negara ketiga. Sebaliknya di bidang pembangunan ekonomi banyak negara-negara ketiga masih mengalami kemacetan danbeberapa di antara kita malah mengalami kemunduran. Kalau ini tidak dipikirkan oleh negara-negara industri, maka kegagalan dunia bukan disebabkan oleh segi demografi tetapi diitimbulkan oleh kehidupan ekonormi dan sosial yang merosot. (SA)
Sumber :SUARA PEMBARUAN (13/06/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 907-910.