PRESIDEN : DEMOKRASI DAN HAK ASASI TIDAK ADA MASALAH BAGI INDONESIA
Frankfurt,Kompas
Presiden Soeharto menegaskan di Frankfurt, Jerman,hari Minggu (7/7) bahwa demokrasi dan hak asasi manusia tidak menjadi masalah bagi bangsa lndonesia. Bahkan hal itu telah dijalankan berdasarkan iman dan keagamaan yang dianut rakyat Indonesia.
Sebagai gambaran Kepala Negara menuturkan mengenai keanekaragaman suku dan agama di tanah air, dengan Islam sebagai agama terbesar yang diakui meskipun demikian tetjadi saling pengertian, bantu membantu dan persatuan yang kuat di antaa rakyat yang berbagai agama dan suku tersebut.
Kepada Negara menegaskan hal itu di depan Walikota Mainz (Frankfurt) dan para pemimpin setempat ketika bersama Nyonya Tien Soeharto menandatangani buku emas sebagai tarnu agung kota Mainz. Demikian dilaporkan wartawan Kompas Ansel da Lopez dari Frankfurt semalam.
Masalah demokrasi dan hak asasi memang merupakan salah satu soal yang cukup mendapat perhatian para pemirnpin Jerman selama kunjungan Presiden Soeharto ke Jerman sejak hari Selasa lalu. Demikian pula dengan media massa dan masyarakatnya. Di beberapa tempat malah tetjadi sedikit aksi unjuk rasa dan poster oleh kelompokkelompok kecil masyarakat mengenai hal itu.
Tahun-tahun terakhir ini masalah hak asasi, masalah lingkungan, memang telah menjadi perhatian masyarakat Eropa. Menurut Mensesneg Moerdiono, kesempatan kunjungan ini digunakan Presiden untuk menjelaskannya secara mendalam. Kepala negara selalu menyampaikan bahwa manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Dengan begitu konsep hak asasi Rl menghormati keserasian dan keseirnbangan antara keduanya.
Di bidang lingkungan hidup Kepala Negara menjelaskan bahwa RI memiliki program yangjelas. Bahkan, memiliki UU tentang lingkungan hidup di mana setiap industri dan proyek pembangunan harus merniliki analisa dampak lingkungan (amdal). Tapi jika ada masalah-masalah yang dihadapi, hal itu merupakan sesuatu yang normal, karena Rl memang masih dalam tahap-tahap awal pembangunan, sehingga masalah lingkungan merupakan hal yang baru.
Kunjungan Berhasil
Kepada pers Mensesneg Moerdiono menilai kunjungan Presiden Soeharto ke Jerman yang berakhir Minggu sore, secara garis besar merupakan suatu kunjungan yang sangat berhasil, terutama telah terjalinnya hubungan pribadi yang lebih erat dengan para pemimpin Jerman.
Hal itu menurut Moerdiono, sangat penting karena peranan Jerman di tahun-tahun mendatang sangat besar karena akan menjadi kekuatan penting di Eropa. Presiden menaruh perhatian besar pada perkembangan ekonomi dan kerja sama ilmu pengetahuan antara kedua negara. Di lain piha , lanjut Mensesneg, Kanselir Kohl menyampaikan penghargaan dan menganggap tepat sikap Indonesia yang mengembangkan hubungan dengan semua negara, khususnya negara-negara maju.
Menurut Mensesneg, berbagai hal dibicarakan Kepala Negara dengan para pemimpin Jerman. Masalah- bilateral menjadi pusat perhatian yang sangat mendalam,
Dengan titik berat di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi dan berbagai masalah regional di Eropa Barat dan Timur serta di Asia Tenggara.
Di bidang kerja sama ekonomi Presiden Soeharto mengajukan pandangannya serta mengharapkan agar pernyatuan Jerman dan perkembangan cepat di Eropa Timur, serta kesibukan Jerman menghadapi penyatuan jangan sampai mengurangi perhatian terhadap Indonesia dan Negara berkembang pada umumnya.
Menurut Moerdiono Kanselir Kohl memberi jaminan, Jerman akan tetap memberi perhatian kepada RI. Kohl mengakui, di tahun-tahun mendatang aka nada prospek yang dramatis dalam perkembangan eropa pada umumnya. Akan tetapi penyatuan Jerman dan penyatuan Eropa diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada dunia dan Indonesia khususnya.
Kanselir menganggap penting sekali peranan Indonesia di masa mendatang, dan sekaligus juga memberikan ucapan selamat atas keberhasilan pembangunan yang dicapai Indonesia Dikatakan, kerja sama RI-Jerman merupakan bagian yang penting dalam rangka meningkatkan kerja sama kedua kawasan, yakni Eropa yang bersatu dan Asia.
Setelah melayari sungai Rhein yang poenuh sejarah dan keindahan dengan perbukitan di kanan-kirinya, sore kemarin dengan pesawat DC 10 Garuda, Kepala Negara dan Nyonya Tien Beserta rombongan terbang meninggalkan Frankfurt kembali ke tanah air. Senin siang ini diharapkan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma. (SA)
Sumber: KOMPAS (08/07/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 92-94.