KHIDMAT, UPACARA PERINGATAN HUT PROKLAMASI DI ISTANA MERDEKA
Jakarta, Antara
Upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-46 yang dipimpin Presiden Soeharto di halaman Istana Merdeka, Sabtu pagi berlangsung khidmat namun semarak.
Kepala Negara yang didampingi Ibu Tien Soeharto, Wakil Presiden Sudharmono SH dan Ibu EN Sudharmono tiba di mimbar kehormatan pukul 09.58 WIB. Kemudian Komandan Upacara Kolonel Polisi Syachril Achmad melaporkan upacara peringatan detik-detik Proklamsi siap dimulai.
Tepat pukul 10.00 WIB, terdengar sirene dan dentuman meriam sebanyak 17 kali, untuk mengingatkan seluruh bangsa Indonesia bahwa pada tanggal 17Agustus 1945, 46 tahun lalu bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Ketua MPR/DPR Kharis Suhud membacakan Teks Proklamasi, yang kemudian dilanjutkan dengan acara mengheningkan cipta yang dipimpin Kepala Negara.
Pada pukul 10.10 WIB, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang terdiri atas 54 pelajar dari ke-27 propinsi dan anggota ABRI memasuki halaman Istana Merdeka. Pembawa bendera pusaka adalah Wiwin W dari SMA 5 Bandung sedangkan pembawa bendera duplikat adalah Ayu Tifani dari SMA 1 Singkawang Kalimantan Barat.
Kedua pelajar ini menaiki tangga Istana Merdeka untuk menerima bendera itu dari Kepala Negara. Sambil mundur secara perlahan-lahan, mereka kembali ke formasi barisan pembawa bendera itu.
Kemudian para anggota Paskibraka dengan tegapnya membawa bendera duplikat itu ke tiang bendera untuk dikibarkan, yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Pada saat itu, seluruh hadirin memberikan penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih. Suasana baru tampak ketika beberapa undangan yang usianya sudah lanjut meneteskan air mata begitu Sang Saka Merah Putih perlahan -lahan naik ke puncak tiang bendera.
Ketika upacara resmi yang berlangsung 30 menit itu selesai, kepada para hadirin diperdengarkan tujuh lagu yang dinyanyikan oleh pelajar-pelajar dari DKI Jakarta.
Selain lagu yang sudah terkenal, juga dinyanyikan lagu baru antara lain Pancasila Azas Tunggal Indonesia serta Mars Indonesia Mandiri.
Sebelum meninggalkan ternpat upacara, nampak Presiden Soeharto melambai lambaikan tangannya kepada para pelajar yang berada di depan Istana Merdeka. Melihat lambaian tangan Kepala Negara itu, para pelajar secara spontan membalasnya sambil mengibarkan bendera kecil Merah Putih yang mereka bawa.
Pada hari Sabtu sore, Kepala Negara akan memimpin upacara penurunan bendera yang juga berlangsung di halaman Istana Merdeka. Malam harinya, Kepala Negara akan beramah tamah dengan para pejuang, tokoh masyarakat di Istana Negara.
Sumber : ANTARA (17/08/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 141-142.