MENPEN LAPOR KEPADA PRESIDEN
Jakarta, Suara Karya
Presiden Republik Islam Iran, Hashemi Rafsanjani menyatakan akan menghadiri Konperensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok (KTT-GNB) yang akan diselenggarakan di Jakarta September 1992 mendatang.
Pesan itu disampaikan melalui Menteri Penerangan , Harmoko ketika berkunjung ke Iran belum lama ini dalam rangka meningkatkan hubungan dan kerja sama, khususnya bidang informasi dan komunikasi kedua negara. “Presiden Soeharto tentu saja menyambut baik pesan khusus Presiden Iran itu” kata Menteri Penerangan Harmoko selesai melaporkan hasil kunjungannya ke Iran itu di Bina Graha Jakarta, Senin.
Harmoko mengemukakan, kemungkinan Presiden Rafsanjani dan Presiden Soeharto akan mengadakan pertemuan khusus, yaitu pada saat kedua kepala negara itu menghadiri Konperensi Organisasi Konperensi Islam (OKI) di Sinegal Desember 1991 mendatang.
Menpen melaporkan kepada Presiden bahwa telah ditandatangani Memorandum of Understanding (MOU) dalam bidang informasi dan komunikasi dengan Iran. lsi MOU tersebut menyangkut pasal-pasal dalam memperluas dan mempererat kerja sama lebih jauh di bidang informasi dan komunikasi, pertukaran kunjungan personil media massa kedua negara, dan pertukaran bahan-bahan publikasi penerbitan di kedua negara sesuai dengan hukum dan perundang-undangan di negara masing-masing. Di samping itu, melakukan pertukaran peserta pelatihan dan para ahli di bidang media massa antara kedua negara.
Kedua pihak juga sepakat untuk saling tukar menukar bahan-bahan informasi untuk penyiaran televisi, radio dan pertunjukan film dan lain sebagainya yang meliputi kehidupan, ekonomi, kebudayaan dan lainnya antara bangsa di kedua negara.
Mengenai persiapan KTT-GNB itu sendiri, menurut Menpen, kepada Presiden dilaporkan upaya-upaya untuk lebih memasyarakatkan baik ke dalam maupun ke luar, tentang KTT-GNB 1992 itu, khususnya di bidang informasi dan komunikasi.
Dalam hal ini persiapan secara terkait penggunaan jasa-jasa telekomunikasi maupun satelit yang akan digunakan untuk liputan dalam penyelenggaraan KTT-GNB yang akan datang, banyak kerja sama yang dikembangkan dengan organisasi organisasi internasional. Misalnya melalui Asia Pacific Broadcasting Union (APU), demikian juga organisasi kantor-kantor berita yang ada di dalam Non Blok.
Kerja sama dalam memasyarakatkan KTT-GNB itu juga akan dilakukan dengan Broadcasting Of Von Aligne Countries (BONA), termasuk juga OKI. Karena banyak negara-negara OKI itu juga yang notabene anggota GNB. “Kerja sama ini akan terus dikoordinasikan dengan baik,” katanya.
Akomodasi untuk menampung para wartawan yang diperkirakan akan banyak jumlahnya, demikian juga kemudahan-kemudahan komunikasi ke luar negeri, apakah dalam penggunaan telekomunikasi, satelit dan sebagainya semuanya akan dipersiapkan dengan baik.
Presiden mengharapkan agar persiapan-persiapan bidang informasi dan komunikasi ini, selain dilakukan seawal dan sedini mungkin, yang penting koordinasi di dalam menyebarluaskan materi dari KTT-GNB itu perlu dilakukan dengan baik ke seluruh dunia.“Karena prinsip di dalam menyukseskan KTT-GNB itu, adalah prinsip di dalam mengembangkan pemikiran-pemikiran untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat anggota negara-negara Non Blok,” kata Presiden. Oleh karena itu, menurut Kepala Negara, tidak ada pilihan lain di dalam situasi globalisasi sekarang iniperlu diambil prakarsa untuk lebih memberi isi kepada GNB, terutama yang menyangkut kesejahteraan dan pemerataan.
Sumber : SUARA KARYA (08/10/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 156-158.