PRESIDEN PADA PERTEMUAN DENGAN MASYARAKAT RI DI MEKSIKO, KITA PERLU MENGAMANKAN DEVISA
Mexico City, Sinar Harapan
Presiden Soeharto mengatakan, keadaan perekonomian kita sebenarnya menguntungkan untuk mempercepat pembangunan tetapi kita terpaksa harus mengerem atau memperlambat pembangunan untuk justru membuat apa yang kita tuju dalam rangka strategi pembangunan jangka panjang yang pertama dengan landasan yang kuat untuk tinggal landas jangan sampai rusak atau tidak kuat.
Tidak bisa tinggal landas karena kerangka landasannya itu rapuh sekali. Kepala Negara mengatakan hal itu Jum’at malam waktu setempat (Sabtu pagi WIB) di depan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Mexiko yang diselenggarakan di Hotel Camino Real, dimana Kepala Negara menginap. Sebelumnya Dubes RI untuk Meksiko David Napitupulu melaporkan keadaan kedubes ini dan hal-hal yang dihadapi. Demikian dilaporkan wartawan Pembaruan Moza Nadeak dari Mexico City Sabtupagi.
Penjelasan Kepala Negara hampir seluruhnya menyangkut keadaan perekonomian Indonesia yang dijelaskan secara rinci mulai dari pinjaman-pinjaman yang dilakukan swasta yang sifatnya komersial dan jangka pendek, sampai ke penundaan berbagai proyek dalam rangka pengamanan pembangunan dalam jangka panjang.
Sampai sekarang Indonesia menerima bantuan dengan persyaratan yang lunak. Tetapi dalam rangka mempercepat pembangunan khususnya dalam memanfaatkan momentum stabilitas nasional, kita memang memberikan kesempatan kepada swasta untuk dapat meningkatkan investasi swasta tetapi kemudian setelah kita perhitungkan, ternyata memang ada bahayanya. Dalam kaitan ini Kepala Negara menjelaskan perlunya kita mengamankan devisa.
Selama sehari penuh, Kepala Negara didampingi Ibu Soeharto melakukan kegiatan mulai dari meletakkan karangan bunga di Tugu Pahlawan Mexiko, menghadiri sidang dewan Kota Mexiko, dan mengunjungi Museum Antropologi dan Sejarah yang terkenal.
Museum Nasional
Kepala Negara Jum’at petang mengunjungi Museum Nasional Antropologi dan Sejarah di Jalan Reforma, Chapultepec. Kepala Negara melakukan kunjungan keliling diruangan suku bangsa Mexiko dan maya sambil mendapat penjelasan dari pimpinan museum.
Setelah meletakkan karangan bunga di Tugu atau Monumen Pahlawan Taruna Jum’at pagi, Presiden dan Ibu Soeharto beserta rombongan menuju Gubernuran Mexiko atau Balai Kota untuk menghadiri sidang Dewan Kota. Kepala Negara disambut, oleh para anggota majelis Perwakilan Rakyat Kota Mexiko, dan setelah itu tamu negara tersebut menuju ruang tamu Cabildos serta mengadakan pembicaraan singkat dengan Gubernur Manuel Camacho Solis serta anggota-anggota majelis tersebut. Pada kesempatan ini juga elilangsungkan pertukaran cendera-mata sebelum Presiden dan Ibu Soeharto memasuki ruang sidang majelis (ruang Virreyes).
Sidang majelis itu dibuka dengan sambutan Ketua Dewan Pertimbangan Kota yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia. Pidato yang dibacakan dalam Bahasa Indonesia itu termasuk cukup lancar.
Setelah itu sambutan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan dilanjutkan dengan penyerahan kunci kota kcpada Gubernur Bolis dan Gubernur Bolis menyerahkan kunci kota itu bersama dengan piagam serta medali emas kepada Presiden Soeharto. Setelah itu, Gubernur Bolis menyampaikn sambutannya, yang dibalas oleh Presiden. Soeharto dengan sambutan. Kepala Negara Indonesia antara lain memuji pemerintah Kota Mexiko yang dapat dengan baik melayani kota yang berpenduduk dua kali dari Jakarta itu.
Setelah itu, Kepala Negara dan Ibu Soeharto menuju ruang khusus dan di sana Presiden Soeharto mengisi buku kenangan sebelum menuju serambi luar.
Di serambi luar ini, anak-anak sekolah yang membawa bendera kedua negara menyambut tamu negara mereka itu dengan teriakan “Indonesia, Indonesia.”
Puncak kemeriahan acara di gubernuran ini adalah ketika Kepala Negara dan rombongan menyaksikan pagelaran musik dan tari rakyat Mexsiko yang semarak dan bernada gembira. Pada akhir acara itu Kepala Negara dan Ibu Soeharto menyalami para pemusik dan penari terebut.
Karangan Bunga
Kegiatan pertama Presiden dan Ibu Soeharto serta rombongan Jumat pagi adalah mengunjungi Tugu Pahlawan Taruna (Altar Ala Paris) di Mexico City. Tugu Pahlawan yang merupakan monumen itu berdiri di tengah sebuah taman yang setiap hari banyak mendapat kunjungan.
Presiden dan Ibu Soeharto disambut oleh Gubernur Ibu Kota Mexiko Manuel Camacho Bolis setibanya di tugu itu dan mereka bertiga berdiri di tengah pelataran monumen di hadapan tugu tersebut.
Presidcn Soeharto meletakkan karangan bunga tepat di tengah monumen itu dan kemudian berdiri sejenak sebelum pindah ke sampingnya. Setelah itu Presiden Soeharto melangkah ke meja yang sudah disediakan untuk menuliskan kesan-kesannya dalam sebuah buku besar yang sudah disiapkan.
Sumber : SINAR HARAPAN (23/11/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 223-225.