PRESIDEN SOEHARTO SlAP ANGKAT BICARA DI KTT OKI

PRESIDEN SOEHARTO SlAP ANGKAT BICARA DI KTT OKI

 

 

Dakar, Senegal, Suara Karya

Presiden Soeharto dan rombongan tiba di Dakar, Senegal, Minggu sore pukul 15.00(22.00 Wib) disambut oleh Presiden Senegal Abdou Diouf di bandara. Presiden Soeharto berada di Dakar sampai hari Jumat 13 Desember 1991 dalam rangka menghadiri Konperensi Tingkat Tinggi Organisasi Konperensi Islam (OKI) ke-6.

Wartawan Suara Karya, Agustianto melaporkan dari Dakar, hari Senin ini KTT OKI akan dimulai dan dijadwalkan Presiden Soeharto akan menyampaikan sambutan. Seluruh masa persidangan yang akan diselenggarakan sampai hari Kamis akan terus diikuti Presiden Soeharto.

Sebelum mengunjungi Senegal, ketika masih di Tanzania, Presiden Soeharto Sabtu lalu melakukan kunjungan ke pulau Zanzibar yang merupakan negara bagian Tanzania. Pulau Zanzibar yang terjarak sekitar 15 menit penerbangan dari Dar es Sa­laam dahulu terkenal sebagai penghasil cengkeh yang banyak diimpor oleh Indone­sia.

Setelah Indonesia mampu berswasembada cengkeh sejak beberapa tahun lalu, Zanzibar sejak waktu itu sampai sekarang mengalami kesulitan menjual cengkehnya. Presiden Zanzibar, Salmin Amour, yang juga Wakil Presiden Republik Persatuan Tanzania mengungkapkan kesulitan negaranya itu kepada Presiden Soeharto.

Ia kemudian mengemukakan gagasan agar perusahaan swasta Indonesia mendirikan perusahaan patungan rokok kretek di Zanzibar, untuk menampung produksi cengkeh yang sulit dipasarkan.

Dalam kunjungan ke Zanzibar Presiden Soeharto disertai Mensesneg Moerdiono, Menlu Ali Alatas dan Menko Ekuin Radius Prawiro. Sementara Ibu Tien Soeharto tak turut serta ke Zanzibar, karena ada acara di KBRI di Dar es Salaam.

Mensesneg Moerdiono yang mengungkapkan hasiI pertemuan Presiden Soeharto dengan Presiden Zanzibar itu mengatakan untuk memenuhi harapan Zanzibar itu, pemerintah Indonesia akan mempelajari dengan sebaik-baiknya. Indonesia memang telah berpengalaman mendirikan perusahaan rokok kretek dari segala jenis. Namun untuk dapat memenuhi harapan Zanzibar itu masih harus diadakan pembicaraan lanjutan dan dipelajari lebih mendalam.

Presiden Salmin mengemukakan ekspor cengkeh Zanzibar ke Indonesia semula merupakan penerimaan devisa terbesar.

Presiden Soeharto mengusulkan kepada Presiden Zanzibar agar negara itu melakukan diversifikasi tanaman, sehingga cengkeh yang merupakan sumber utama penghidupan masyarakat dapat ditingkatkan ke bidang- bidang lainnya.

Dalam pembicaraan itu, Presiden Soeharto kembali menawarkan kerja sama bantuan teknik kepada Zanzibara, antara lain pengembangan produksi beras, program KB dan kependudukan dan industri, meskipun masih dalam skala kecil.

Zanzibar menyambut baik tawaran RI ini dan dalam waktu dekat akan mengirim para petaninya untuk belajar bertani di tengah-tengah petani Indonesia. Zanzibar sangat besar mengimpor beras.

Kunjungan Presiden Soeharto ke Zanzibar dinilai memiliki nilai historis tersendiri, sebab berlangsung pada saat Utara meninggalkan negara bagian itu. Menurut Moerdiono, Zanzibar sebelum ini mendapat bantuan dari negara Barat.

Zanzibar dengan Indonesia memiliki kaitan sejarah yang cukup lama. Terbukti berbagai jenis tanaman pertanian ada kesamaan antara kedua negara. Dalam kesempatan itu, Presiden Soeharto juga mengundang Presiden Zanzibar untuk berkunjung ke Indonesia. (SA)

 

Sumber : SUARA KARYA(09/12/1991

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 346-348.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.