PRESIDEN SOEHARTO DAN MUGABE ADAKAN PEMBICARAAN EMPAT MATA
Harare, Angkatan Bersenjata
Presiden Soeharto dan Zimbabwe Robert Mugabe mengadakan pembicaraan empat mata selama satu setengah jam Rabu, mulai pukul 10.00 waktu setempat atau pukul 15.00 WIB.
Wartawan Antara-AJF. Makiwawu dari Harare melaporkan, pembicaraan kedua kepala negara merupakan lanjutan dari pertemuan mereka Senin (2/12) yang diduga membahas kerjasama bilateral, maupun kerjasama Selatan-Selatan dan masalah-masalah intenasional lainnya.
Sementara pembicaraan kedua pemimpin itu berlangsung di Istana Presiden Zimbabwe, juga diadakan pembicaraan paralel antara para menteri Indonesia dengan rekan mereka menteri-menteri Zimbabwe di ruang terpisah, Pada waktu yang bersamaan, Ibu Tien Soeharto melakukan kunjungan ke sebuah pusat kerajinan rakyat dan panti asuhan di kota Harare.
Pembicaraan antara Presiden Soeharto dengan Presiden Mugabe dilangsungkan setelah Presiden Soeharto meletakkan karangan bunga di makam pahlawan nasional Zimbabwe.
Menurut rencana seusai pembicaraan empat mata, dengan menggunakan pesawat helikopter khusus Presiden Soeharto mengunjungi Pamuzinda, sebuah taman safari nasional Zimbabwe yang dihuni berbagai jenis binatang Afrika seperti Singa, Rusa, gajah, zebra, dan jerapah.
Dari taman safari national game park itu, Presiden Soeharto berkendaraan mobil meninjau sebuah peternakan sapi di Musasiri yang memerlukan waktu sekitar satu jam bermobil dari taman safari Pamurinda.
Peternakan sapi Musasiri dikembangkan oleh seorang peternak setempat yang semula hanya memelihara sapi dua-tiga ekor, kemudian berkembang biak menjadi sekitar dua ribu ekor sapi.
Presiden Soeharto berada di peternakan sapi selama satujam dan kembali dengan helikopter ke hotel Rabu sore. Rombongan lain dengan mobil. Menurut rencana, presiden dan rombongan meninggalkan Zimbabwe menuju Tanzania hari Kamis ini. (SA)
Sumber : ANGKATA BERSENJATA (15/12/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 421.