KAMIS BESOK PRESIDEN AKAN BERTOLAK KE DAKKAR

KAMIS BESOK PRESIDEN AKAN BERTOLAK KE DAKKAR[1]

Jakarta, Suara Karya

Presiden disertai lbu Tien Soeharto dan beberapa menteri menurut rencana Kamis besok pukul 20.00 WIB, bertolak ke Dakkar, untuk mengikuti KTT III G-15 yang berlangsung 20-22 November 1992, di ibukota negara Senegal itu.

Menteri Sekretaris Negara Moerdiono kepada wartawan, Selasa siang di Istana Merdeka menjelaskan, seusai menghadiri KTT itu, Presiden dan rombongan akan melanjutkan perjalanan ke Prancis untuk suatu kunjungan resmi beberapa hari.

Selama di Dakkar, kata Moerdiono, tidak tertutup kemungkinan Kepala Negara mengadakan pembicaraan bilateral dengan beberapa kepala negara/kepala pemerintahan yang hadir. Hingga Senin lalu PM India, Narashima Rao, telah menyatakan ingin bertemu dengan Presiden Soeharto.

Tanggal23, Presiden bertolak ke Paris, Ibukota Prancis untuk bertemu dengan Presiden Francois Mitterand dan membicarakan berbagai hal guna meningkatkan hubungan kedua negara. Dalam kesempatan itu pula Presiden Soeharto akan menjelaskan hasil-hasil KTT GNB X di Jakarta awal Sepetember lalu, termasuk semangat dan isi Pesan Jakarta.

Selain itu menurut Moerdiono, Presiden Soeharto dan Presiden Prancis akan melakukan usaha-usaha untuk menghidupkan dialog Utara-Selatan secara konstruktif. Namun masalah energi dan lingkungan tidak akan luput dari pembicaraan keduanya. Mitterand mengusulkan dibicarakannya pula masalah demokratisasi dii PBB.

Kepala Negara akan disertai Menko Ekuin Radius Prawiro, Menlu Ali Alatas, Mensesneg Moerdiono dan Dubes Keliling Nana Sutresna.

Terima Dubes

Beberapa hari menjelang berlangsungnya KTT G-15 itu, Presiden Senegal, Abdou Diouf, menempatkan Aladji Amadou Thjam sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh negara itu, untuk Indonesia.

Dubes Aladji Amadou Thiam, Selasa kemarin menyerahkan surat-surat kepercayaannya kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Ditempat yang sama pula sebelumnya, Kepala Negara menerima surat-surat kepercayaan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Sudan, Salih Abdu Salih Mashamoun, di Jakarta.

Dalam sambutan balasannya Presiden Soeharto kepada Dubes Senegal yang baru mengatakan, Indonesia selalu mengikuti dengan seksama perkembangan yang terjadi di Afrika yang terjadi di Afrika, termasuk peranan Senegal dalam usaha mewujudkan kemajuan dan stabilitas di Afrika Barat.

“Peranan Senegal di berbagai forum internasional, seperti tercermin dalam keberhasilan menyelenggarakan KIT ke-6 OKI Desember 1991, partisipasi aktifnya di Organisasi Persatuan Afrika dan Organisasi Kerjasama Ekonomi Afrika Barat, menunjukkan bobot kepemimpinan Senegal dalam percaturan politik internasional. Karena itu wajar jika Senegal menjadi tuan rumah KTT III G-15 yang akan datang,” kata Presiden.

Sementara itu kepada Dubes Sudan yang baru, Presiden mengatakan sudah tiba saatnya bagi negara-negara Selatan untuk menyingsingkan lengan baju dan bersatu padu menggalang kekuatan, serta mengembangkan kerjasama di segala bidang, guna menjawab berbagai tantangan dan kesempatan yang terbuka. Indonesia menyambut baik kehendak Senegal dan Sudan untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasamanya, demi mewujudkan dunia lebih damai, lebih sejahtera dan lebih adil.

Sumber: SUARA KARYA(18/11/1992)

_____________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 455-457.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.