SlAPA MENGAPA

SlAPA MENGAPA[1]

Jakarta, Bisnis Indonesia

Upaya Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendudukkan orang kuat dijajaran organisasinya, nampaknya kini mulai menunjukkan hasil. Bos Bimantara Citra Group, Bambang Trihatmodjo, kini duduk sebagai Ketua Dewan Pembina API, sementara Ibrahim Risjad memangku jabatan Ketua Dewan Masyarakat Tekstil. Duduknya dua “orang kuat” dan termasuk sibuk dalam mengurus bisnis maupun organisasi, tentu mengandung arti tersendiri bagi API.

Nampaknya usaha API menggaet “orang kuat” ke dalam tubuhnya berkaitan dengan keinginan asosiasi itu mengadakan dialog dengan organisasi tekstil lainnya. Tidak bisa dipungkiri, industri tekstil bergerak dari hulu ke hilir, yang masing-masing saling tergantung. Kenyataannya, dua organisasi cross sectoral (API dan Federasi lndustri Tekstil Indonesia FITI) sudah lama disebut-sebut kurang harmonis satu sama lain.

Pemerintah menginginkan  adanya kesatuan pandangan dan pendapat dalam industri tekstil, agar Indonesia bisa menjadi kuat menghadapi hambatan perdagangan luar negeri. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang tahun lalu menghasilkan devisa US$3,8 milyar, memang semakin menjadi  andalan komoditi ekspor non Migas. Karena itu, industri ini membutuhkan “orang kuat” yang memiliki pengaruh supaya dapat menyatukan berbagai kepentingan. Bambang Trihatmodjo, yang sejak tahun 1981 mengemudikan  Bimantara  Citra Group, termasuk  orang netral, sehingga diharapkan ia dapat melobi banyak tokoh guna menyatukan pandangan di kalangan industriawan tekstil menuju kepentingan nasional. Posisinya sebagai Ketua Dewan Pembina API, cukup potensial untuk dapat melakukan  berbagai lobi guna mengakrabkan para industriawan itu. Bambang dikenal sebagai orang lowprofil. Tanpa banyak bicara, bersama rekan-rekan sekolahnya, ia menjadikan Bimantara sebagai group bisnis yang cukup disegani.

Bimantara Citra sendiri, mempunyai bisnis tekstil tapi masih tergolong kecil. Kelompok bisnis yang tahun 1988 memiliki turn over sebesar Rp 1,04 trilyun itu, kebanyakan bergerak di bidang petrokimia, perbankan, perkapalan hingga broadcasting.

Secara tidak langsung, kelompok bisnis Bambang hanya memiliki beberapa perusahaan garmen, biarpun koleganya banyak yang merupakan usahawan tekstil terkemuka, termasuk Handoko Tjakrasaputra, yang terpilih sebagai Ketua Umum API, periode 1991-1994 hasil kongresnya di Solo pertengahan Desember tahun lalu. Boss Batik Keris Group yang memiliki basis industri tekstil di Solo itu, cukup “dekat” dengan Bambang.

Di lingkungan API juga terdapat Ibrahim Risjad yang punya pengaruh cukup luas, baik di dalam maupun di luar negeri. Akses dan lobi ke pasar luar negeri, mutlak makin diperlukan bagi industri TPT Indonesia, di tengah kecenderungan proteksionisime pasaran tekstil negara-negara maju.

Sumber: BISNIS INDONESIA (20/01/1992)

___________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 492-493.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.