PRESIDEN SOEHARTO: KITA MULAI MERINTIS KEMANDIRIAN DALAM PROSES INDUSTRIALISASI[1]
Jakarta, Suara Pembaharuan
Presiden Soeharto mengatakan, kita sangat berbesar hati bahwa setelah hampir seperempat abad membangun, struktur ekonomi kita dewasa ini makin seimbang. Sektor pertanian terus tumbuh, dan sektor industri tumbuh lebih cepat lagi, bahkan sekarang mulai menjadi tulang punggung ekonomi nasional kita.
Hal itu dikemukakan Kepala negara Senin pagi di Cilegon, Jawa Barat, ketika meresmikan 22 pabrik kelompok industri kimia dasar dan pengukuhan pendirian 594 koperasi karyawan industri se Jawa Barat.
Presiden mengatakan, sejak tahun 1991 sumbangan sektor industri terhadap perekonomian kita telah lebih besar dari sektor pertanian. Pada tahun itu, ekspor barang-barang hasil industri telah mencapai lebih dari US$ 15 miliar atau hampir 55% dari seluruh ekspor Indonesia.
Lebih dari itu, kemajuan yang kita capai di bidang industri juga telah meningkatkan kemampuan kita di bidang rancang bangun dan perekayasaan. Didalamnya termasuk industri mesin dan peralatan pabrik. Hal ini berarti kita mulai memasuki babak baru, ialah kita mulai merintis kemandirian dalam proses industrialisasi.
Membangun masyarakat industri sama sekali tidak hanya berarti membangun pabrik-pabrik. Tidak ada gunanya jika kita memiliki banyak pabrik apabila pabrik pabrik itu dibangun oleh tenaga-tenaga asing. Membangun masyarakat industri berarti membangun sikap, kebiasaan dan budaya yang benar-benar mampu membangun industri dengan kemandirian.
Tantangan
Tantangan pembangunan pada umumnya dan tantangan pembangunan industri pada khususnya, akan makin besar dalam memasuki tahap tinggal landas nanti. Bersamaan dengan itu, kita juga melihat peluang-peluang yang dapat kita manfaatkan.
Di tingkat internasional, perekonomian dunia akan terus berubah dan bertambah rumit, saling terkait dan saling tergantung serta terintegrasi. Arus globalisasi akan makin deras. Perkembangan ini memerlukan sistem perdagangan internasional yang terbuka dalam persaingan yang wajar, jujur dan adil.
Di lain pihak, kita melihat kecenderungan pembentukan kelompok-kelompok ekonomi regional di kalangan negara-negara industri maju. Pengelompokkan ekonomi di antara negara-negara maju ini akan membawa dampak yang positif jika mereka membuka diri terhadap produk-produk negara-negara yang sedang membangun.
Sebaliknya, kepincangan yang ada dewasa ini akan bertambah besar dan dapat menjadi awal bencana, jika mereka menutup diri. Ditingkat nasional, perjuangan pembangunan bangsa kita tengah berada di saat saat yang menentukan. Sebagaimana yang sering saya katakan, tahap tinggal landas yang tidak lama lagi akan kita masuki, merupakan tahap yang kritis. Apabila kita berhasil melampuinya dengan sukses maka bangsa kita akan menjadi bangsa yang maju dengan cepat. Sebaliknya,jika sampai gagal kehidupan bangsa kita akan merosot dan tidak mustahil kita akan mengalarni gejolak yang berkepanjangan.
Keberhasilan-keberhasilan kita selama ini akan menjadi bekal yang sangat penting dalam menghadapi masa kritis saat bangsa kita memasuki proses tinggal landas nanti. Karena itu, apa yang telah kita capai dalam pembangunan itu perlu kita mantapkan dan kita kembangkan.
Pembangunan industri yang pesat, selain mempercepat laju pembangunan juga dapat menimbulkan berbagai masalah. Salah satu di antaranya adalah kesenjangan antara kekuatan-kekuatan yang sudah dapat memanfaatkan peluang yang terbuka dan mereka yang belum dapat memanfaatkan peluang yang terbuka tadi.
Kepala Negara mengatakan GBHN 1988 telah menggariskan bahwa Pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Kedua nanti merupakan kelanjutan, peningkatan, perluasan dan pembaharuan dari Pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Pertama. Ini berarti proses industrialisasi yang telah kita rintis selama ini juga harus kita tingkatkan, kita lanjutkan, kita perluas dan kita perdalarn pada tahap tinggal landas.
Ketergantungan
Pada bagian lain sarnbutannya, Presiden mengatakan, kelompok industri kimia dasar yang diresmikan mempunyai nilai yang strategis dan dapat menjadi bekal yang penting bagi kita dalarn memasuki proses tinggal landas nanti.
Kepala Negara mengatakan, ada beberapa alasan kuat mengapa saya katakan dernikian tadi. Pertama, pabrik-pabrik ini menghasilkan produk-produk yang menjadi bahan baku bagi pabrik-pabrik industri hilirnya yang berskala menegah maupun kecil. Dengan demikian, kita dapat menghemat devisa yang selarna ini kita gunakan untuk mengimpor bahan baku. Di samping itu, secara bertahap kita akan melepaskan diri dari ketergantungan impor.
Kedua, pabrik-pabrik itu umurnnya merupakan pabrik yang padat modal dan menggunakan teknologi tinggi. Karena itu, pabrik-pabrik ini akan mendorong kemampuan bangsa kita dalam menguasai teknologi yang penting bagi pengembangan kemampuan rancang bangun, perekayasaan serta penelitian dan pengembangan yang hasilnya nanti bisa kita terapkan.
Ketiga, pabrik-pabrik ini akan mendorong tumbuhnya industri jasa yang akan membuka lapangan kerja dan lapangan berusaha bagi masyarakat luas. Keempat, berkembangnya industri kimia dasar berarti terbukanya pintu untuk pembangunan industri petrokimia hulu, dalam hal ini olefin. (R-6)
Sumber: SUARA PEMBARUAN (25/05/1992)
___________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 525-527.