PRESIDEN AKAN RESMIKAN SEJUMLAH PROYEK DI SULUT [1]
Manado, Kompas
Presiden Soeharto menurut rencana Karnis (24/12) meresmikan sejumlah proyek bemilai sekitar Rp 360 milyar di Sulawesi Utara. Proyek tersebut, menurut panitia peresmian di Pemda Sulut, diperkirakan menyerap 10.000 tenaga kerja.
Proyek yang peresmiannya dipusatkan di Gubemuran Burni Beringin Manado itu
meliputi pabrik gula milik Kelompok Usaha Barito Pacific Timber di Paguyaman Gorontalo bemilai sekitar Rp 300 milyar, pabrik pengalengan ikan Bitung milik Kelompok Usaha Sinar Mas (Rp 20 milyar) dan Pabrik tepung tapioka milik PT. Celebes Minahasa Surya Adira (Rp 20 milyar).
Di samping itu, dua pabrik pengolahan sabut kelapa (Rp 4,5 milyar), pabrik rokok kretek Kiawa milik Koperasi Industri Rak:yat (KIR) Mandala (Rp 6milyar), dermaga feri Bitung, sebagian jalan trans Sulawesi ruas Kabupaten Bolaang Mongondow Gorontalo, Taman Laut Bunaken Manado dan Taman Nasional Nani Wartabone (nama barn dari taman nasional Dumoga Bone), dari Monumen Trikora Bitung.
Babak Baru
Gubemur Sulut CJ Rantung ketika menyampaikan pesan Natal di hadapan keluarga besar wartawan, Senin (21/12) malam di Balai Wartawan Manado mengatakan, peresmian beberapa pabrik oleh Presiden Soeharto sekaligus menandai dimulainya babak bam daerah ini.”Kalau dulu Sulut cuma dikenal sebagai pengekspor bahan baku,atau bahan setengahjadi dan paling banter industri minyak kelapa, kini setelah melalui petjuangan intensif, Sulut mulai berubah menjadi daerah industri yang siap mengekspor bahan jadi, “kata Rantung.
Faktor terpenting dalam menggeluti babak bam menuju era industrialisasi ,menurut Rantung, ialah mampersiapkan masyarakat untuk mengenal,memaharni sertamampu menjalani budaya modem. Untuk itu, tambahnya, wartawan dan pers pada umumnya sangat diharapkan ikut mempersiapkannya .Lewat tulisan, ulasan maupun berita, dapat berperan aktif memotivasi masyarakat agar mempersiapkan dirimenyambut era modem tersebut.
Proyek yang diresmikan itu, sebagian besar terkait dengan empat leading sectors sebagaimana dicanangkan Gubemur Sulut, yakni agro industri, pariwisata, pertambangan dan perhubungan. Pertumbuhan positif dari keempat leading sectors tersebut, menurut Rantung, diharapkan menjadi pemicu bagi perkembangan ekonomi regional Sulawesi Utara dan wilayah Indonesia Timur pada umumnya.
Khusus menyangkut pembangunan jalan lintas Sulawesi maupun dermaga feri di
Bitung, dinilai sebagai realisasi dari keinginan pemerintah merangsang sekaligus memobilisasi beragam potensi di berbagai wilayah hingga ke pelosok. Dermaga feri misalnya, untuk memperlancar arus lalu lintas ke wilayah perbatasan, Sangihe Talaud, termasuk mendorong dinarnika perekonomian rakyat di kawasan tersebut.
Sementara itu, pembangunan jalan di lintas Sulawesi, tujuannya untuk mendayagunakan sejumlah kantung ekonomi pertanian. Di samping itu, Pemerintah Daerah Sulut terns membuka jalan bam menembus wilayah yang selama initerisolasi, khususnya di kawasan pantai selatan Bolaang Mongondow dan Gorontalo.
Bitung
Sementara itu, Wali Kota Bitung Drs. SH Sarundajang yang ditemui di sela-sela persiapan peresmian Monumen Trikora Mandala Sakti, kemarin mengatakan ,karena pertumbuh an industri dan perdaganga n di kota ini amat cepat , seyogyanya pengembangan pelabuhan mulai diarahkan menuju kontainerisasi 0
Menjawab pertanyaan tentang segi tiga kawasan industri Kabima (Kauditan Bitung-Kema), ia mengatakan tidak perlu diragukan, karena sedang ditangani intensif di tingkat Pemda Sulut. Dan tentang Monumen Trikora yangju ga diresmikan Presiden Soeharto, kata Sarundajang, bukan semata menjadi kebanggaan warga Bitungo “Itu adalah milik bangsa Indonesia yang sekaligus menyatakan kepada dunia intemasional , bahwa kita antikolonialisme,” katanya lagio
Dipilihny a Bitung sebagai lokasi Monum en Trikora, karena dalam operasi pembebasan Irian Barat, 1961, yang dipimp in Pang lima Mandala , Mayjen TNI Soeharto (kini Presiden RI), Bitung merupakan pusat logistik pasukan sekaligus tempat rendezvou s bagi Armada TNI AL yang terjun dalam operasi ituo (fr)
Sumber: KOMPAS (23/ 1211 992)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 372-375.