UNDANGAN PARLEMEN ME AGAR DIPENUHI[1]
Jakarta, Media Indonesia
Presiden Soeharto sebaiknya memenuhi undangan Parlemen Masyarakat Eropa (ME) sehingga dapat memberikan penjelasan langsung mengenai berbagai hal yang terjadi di Indonesia termasuk kasus Dili. Dengan begitu Parlemen ME memperoleh penjelasan tangan pertama dan tidak melalui pihak ketiga.
Demikian kesimpulan percakapan Media dengan Ketua Komisi I DPR RI Aisyah Aminy dan anggota Komisi I DPR Sabam Sirait. Kedua anggota dewan itu mengemukakan secara terpisah kemarin di Jakarta menanggapi undangan Parlemen ME kepada Presiden Soeharto yang disampaikan melalui Duta Besar keliling Lapez da Cruz.
Aisyah Aminy mengatakan dia setuju jika Parlemen mendapat penjelasan dari Pemerintah mengenai berbagai persoalan karena masalah di Indonesia juga. mencerminkan masalah dinegara berkembang. Namun urgensi selanjutnya merupakan pertimbangan Presiden sendiri.
“Hanya yang menjadi pertanyaan mengapa Parlemen ME hanya mengundang Pak Harto sebagai Presiden RI dan keberatan sebagai kepala pemerintahan yang juga Ketua Gerakan Non Blok,”kata Aisyah.
Sedangkan Sabam Sirait mengatakan undangan Parlemen ME tersebut merupakan peluang yang sangat baik sehingga harus dimanfaatkan. Melalui dialog dengan Parlemen ME mereka akan mengetahui dan memahami apa yang ada di Indonesia maupun negara-negara berkembang.
“Melalui pertemuan dengan Parlemen ME itu Presiden Soeharto dapat menyampaikan langsung masalah-masalah yang terjadi di Indonesia yang selama ini mereka peroleh dari pihak ketiga. Melalui informasi tangan pertama itu mereka akan lebih mengetahui hal yang sebenarnya, “dia menambahkan. Menurut Sabam, peranan Parlemen ME di masa mendatang sangat penting terutama karena mulai bersatunya Eropa dalam satu pasaran bersama. Dengan demikian sama sekali tidak ada salahnya berdialog dengan Parlemen ME, apalagi sekarang mereka yang mengundang. (Den)
Sumber : MEDIA INDONESIA (03/06/1993)
___________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 132-132.