POLA TANAM ANJURAN PRESIDEN DILAKSANAKAN DI ACEH UTARA

POLA TANAM ANJURAN PRESIDEN DILAKSANAKAN DI ACEH UTARA[1]

 

Banda Aceh, Antara

Masyarakat Kabupaten Aceh Utara sudah melaksanakan pola tanam padi­ palawija-palawija yang dianjurkan Presiden Soeharto kepada Gubernur Aceh Prof. Dr. Syarnsuddin Mahmud belum lama ini, kata seorang tokoh masyarakat daerah itu.

“Kita mengubah pola tanam dari padi-palawija menjadi padi-palawija-palawija dalam upaya memperoleh pendapatan lebih baik dibanding harga padi saat ini,” kata Ismail Ahmad (48), seorang tokoh masyarakat dari Aceh Utara di Banda Aceh, Senin. Dia mengatakan, sekali tanam padi dua kali tanam kedele sudah cukup lurnayan hasilnya, apalagi harga padi selama ini kurang menggairahkan masyarakat untuk turun kesawah.

Presiden Soeharto akhir Junilalu mengharapkan agar para petani di Propinsi Aceh mengubah pola tanarnnya dari padi-palawija menjadi padi-palawija-palawija karena ternyata peningkatan produksi di daerah itu menimbulkan  masalah dalam bidang pemasaran.

Masyarakat Kabupaten Aceh Utara yang daerahnya terdapat berbagai industri raksasa terus melaksanakan anjuran Presiden Soeharto yang disampaikan melalui Gubernur Syarnsuddin Mahmud tersebut.

Pola tanam padi-palawija-palawija sangat menguntungkan bila dilihat dari segi harganya yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga gabah selama ini. Kedele harganya mencapai Rp 900/kilogram, sedangkan gabah berkisar Rp 300/kilogram, tambah Ismail.

Masyarakat Aceh Utara terutama yang berdomisili di Wilayah Perwakilan Bireuen saat ini sedang mengolah sawah untuk menanami kedele, sedangkan sebelumnya mereka baru panen komoditi yang sama.

“Ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Wilayah Perwakilan Bireuen, karena sekali tanam padi cukup makan setahun, sementara hasil panen kedele biasanya mereka manfaatkan untuk kepentingan lainnya, seperti menyekolahkan anaknya,” kata Ismail.

Disamping menanami padi dan kedele, masyarakat Kabupaten Aceh Utara juga menanam jagung dan kacang hijau, sehingga sawah ladang di wilayah zona industri tersebut nampak selalu terisi dengan tanaman palawija.

(U.BDA-PK01/BDA-001/EU07/ 5/07/9318:07)

Sumber: ANTARA  (05/07/1993)

_____________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XV (1993), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 532-533.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.