WAKA DPR: PORTUGAL HARUS AKUI INTEGRASI TIMTIM[1]
Jakarta, Antara
Wakil Ketua DPR/MPR, H.Ismail Hasan Metareum SH berpendapat, Portugal harus mengakui integrasi Timor Timur sebagai propinsi Indonesia jika tidak ingin mempersulit diri sendiri.
“Bagi Indonesia, masalah Timor Timur sudah selesai sejak integrasi. Sepanjang Portugal tidak mengakui integrasi TimorTimur, selama itu pula Portugal akan sulit, terus Timor Timur sudah tidak menjadi masalah, “kata Ismail Hasan menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta Kamis.
Ditanya mengenai lolosnya surat gembong Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) Fretilin, Xanana Gusmao ke luar penjara, yang mendesak pemerintah Portugal agar membantu membebaskannya dari penjara di Indonesia, seperti yang dimuat surat kabar ‘Publico’ di Portugal, Ismail berpendapat hal itu bisa dimengerti, karena Xanana berpihak ke Portugal. Sebelumnya, Menko Polkam Soesilo Sudarman mengatakan, sesungguhnya tidak benar kalau Xanana mengaku-aku sebagai warga negara Portugal, sebab dia sudah mengajukan grasi kepada Presiden RI, yang berarti pengakuan diri sebagai warga negara Indonesia.
Wakil Ketua Dewan juga menghargai diadakannya penelitian atas lolosnya surat tersebut dari penjara Cipinang Jakarta. Xanana Gusmao dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Pengadilan Negeri Dili, tetapi mendapat grasi dari Presiden Soeharto sehingga hukumannya dikurangi menjadi 20 tahun penjara.
Tidak Menjadi Masalah
Mengenai kasus tujuh mahasiswa Timor Timur, yang kemarin (29/ 12) meninggalkan Indonesia menuju ke Portugal setelah mencoba meminta suaka dan menginap di Kedubes Swedia dan Finlandia 23 Juni lalu, Buya Ismail mengatakan, hal itu tidak menjadi masalah.
“Mereka boleh saja meninggalkan Indonesia dan tinggal di negara lain. Mereka juga boleh saja nantinya kembali ke Indonesia. Namun untuk kembali ke Indonesia, harus dilihat dulu iktikadnya apa. Kalau hanya mau mengacau, ya pasti dilarang,” katanya.
Ketujuh mahasiswa, Florencio Anunciacio Fernandes (22), Profirio da Costa Oliveira (23), Jose Manuel de Oliveira Sousa (24), Mateus Brito Ximenes (23), Ventura Valentim (25), Clementino Faria (27) dan Oscar Goncalves da Silva (20) Rabu meninggalkan Indonesia melalui Bandara Soekamo-Hatta dengan pesawat Singapore Airlines atas biaya pemerintah Portugal.
Buya Ismail juga berpendapat, penyelesaian masalah TimorTimur tidak perlu mendapat bantuan dari pihak ketiga. “Tidak perlu, sebab sebenamya masalah TimorTimur bagi kita sudah selesai. Hanya Portugal saja yang selalu mencari gara-gara,”demikian Ismail Hasan Matereum SH.(U.Jkt-001/13:15/DN06/30/ 12/9313:58)
Sumber: ANTARA(30/12/1994)
_______________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 140-141.